- Fans karbitan banyak dibahas dalam kompetisi PMWL 2020 zona timur.
- Bahkan, sindiran-sindiran pun muncul dari mulut caster dan player sepanjang kompetisi.
- Skor.id membahas fenomena fans karbitan ini dalam sisi yang berbeda.
SKOR.id - "Fans karbitan" banyak dibahas sepanjang gelaran PMWL 2020 Zona Timur, bahkan sampai ditanggapi oleh para player wakil Indonesia.
"Buat penonton, kok dukung tim luar sih? Kan ini Indonesia," ujar Bagus 'Luxxy' Prabaswara, punggawan Bigetron Red Aliens pada wawancara terakhir usai memastikan gelar juara.
Sindiran itu diucapkan Luxxy dengan jelas, bahkan diiringi dengan tawa puas. Lalu rekan setimnya, Muhammad 'Ryzen' Albi dan Bagas 'Zuxxy' Prabaswara.
Duo caster PMWL di saluran bahasa Indonesia, Bro Pasta dan Wolfy, juga kerap membahas ini sepanjang membawakan match demi match.
Sebenarnya, ada apa di balik "Fans Karbitan"? Mengapa seakan menjadi musuh bersama? Skor.id akan membahasnya sisi berbeda dari ''Fans Karbitan'' ini.
Jangan-jangan, "fans karbitan" bukan sebenar-benarnya karbitan?
Definisi fans karbitan yang dilontarkan oleh Luxxy adalah "penonton PMWL berkebangsaan Indonesia yang mendukung tim dari luar Indonesia."
Jika fan tipe ini yang disinggung, sindiran Luxxy jelaslah salah sasaran. Pasalnya, komunitas fan dalam sejarah perkembangan olahraga justru muncul tidak langsung bersinggungan dengan ikatan primordial atau kebangsaan.
Sah-sah saja seharusnya sebagai orang Indonesia yang menyukai permainan eSport, mendukung tim dari luar negeri. Logikanya akan sama seperti fan Real Madrid Indonesia, atau Lakers Fans Indonesia.
Dalam eSport, tak sedikit tokoh player muncul dan menggaet fan. Jess No Limit menjadi salah satu contoh bagaimana player menjadi magnet bagi timnya saat itu, Evos. Akan ada banyak faktor yang bisa mematahkan logika "fans karbitan" versi Luxxy jika diterjemahkan secara bahasa.
Dalam artikel Pandit Football, fan karbitan menjadi satu dari tiga kategori "fan tidak loyal" di kompetisi sepak bola selain plastic fans dan hipster. Definisinya pun cukup universal untuk ditarik ke kompetisi olahraga di luar sepak bola.
Hipster adalah para penggemar tim-tim yang dianggap "bermain bagus" dalam satu periode/musim, seperti pendukung baru Atalanta pada musim 2019-2020, atau mendukung Morph Team yang tampil apik di ajang Game Prime 2020, meski berbeda saat bertanding di PMWL.
Sedangkan plastic fans dikenal sebagai glory hunter, mendukung sebuah tim atau tokoh demi bisa dianggap sebagai "bagian dari pemenang." Model fan ini hampir mirip dengan fans karbitan yang ingin timnya menang dengan segera.
Si pencari perhatian
Dalam disiplin Ilmu Komunikasi, kajian soal hubungan fan dalam olahraga banyak dibahas. Salah satunya menjadi bagian dari fenomena attention seeking behaviour, atau kebutuhan untuk mendapatkan perhatian terhadap sebuah sosok.
Fansigning atau momen meminta tanda tangan seorang atlet adalah salah satu bagian dari attention seeking behaviour dengan taraf "paling normal."
Selain itu, juga ada banyak sisi yang negatif. Dua di antaranya adalah "menjadi penguntit" dan juga "menjadi sosok kontroversial."
Menjadi fan kontroversial adalah tipe yang banyak muncul di kolom komentar live streaming PMWL. Ujarannya banyak menyudutkan satu-dua tim.
Sisi yang paling disorot adalah mereka yang memantik kontroversi dengan komentar-komentar ke sisi Bigetron Red Aliens. Meskipun, pola yang sama juga digunakan beberapa fans BTR RA kepada "fans karbitan" yang mengaku mendukung tim lain di luar Indonesia.
Untuk apa fans karbitan melempar komentar dan rela dicemooh?
Salah satu alasan yang paling mungkin adalah mendapatkan perhatian dari "tokoh-tokoh" di kompetisi PUBG Mobile; player dan caster.
Caster bahkan seakan menampakkan gimmick anti-karbitan dalam setiap match, dan ini bisa jadi yang dicari oleh "oknum-oknum" karbitan. Terlebih, gimmick Caster vs Karbitan ini membantu untuk membuat match menjadi seru.
Sedangkan sorotan lebih jauh ditunjukkan oleh player. Apa yang dikatakan Luxxy pada wawancara bukanlah tanggapan paling personal dalam menghadapi psywar kontra fans karbitan. Luxxy dan Ryzen bahkan membawa psywar ini ke Instagram Story di akun pribadi mereka.
Anti-karbitan atau anti-toxic?
Bentuk fans support dalam live streaming PMWL 2020 Zona Timur untuk wakil Indonesia sebenarnya terbangun dengan baik. Pasta dan Wolfy sebagai caster membangun kebanggaan untuk mendukung dengan tagar #Indopride dan #nicetry. Terlepas dari tagar-tagar mendukung tim tertentu seperti #btrwin dan #mightymorph.
Akan tetapi, sentimen anti-karbitan ini bisa membuat ekosistem industri eSport di Indonesia menjadi "berkualitas rendah." Terutama terkait dengan dukungan-dukungan fanatik namun merugikan.
Kasus muncul dan diunggah langsung oleh Pasta melalui akun instagram pribadinya. Ia mengunggah kasus teror oleh fan terhadap player. Unggahan ini sudah di-takedown oleh Pasta.
Dalam setiap olahraga, fans karbitan, hipster, ataupun fake fans selalu ada. Glory hunter muncul karena seseorang berusaha menjadikan kompetisi olahraga sebagai sarana "pelarian diri" dari aktivitas hariannya. Dan segalanya menjadi bagian dari ekosistem fan, di antara fan-fan loyal termasuk di dunia eSport.
Satu hal yang harus menjadi perhatian bersama adalah tendensi toxic atau menjadi racun ekosistem eSport di Indonesia. Tak hanya fan yang tak boleh jadi toxic, namun juga tokoh-tokoh besar untuk tidak menjadi toxic caster dan toxic player.
Gimmick caster dan player pun tak boleh meruncingkan perbedaan antar fan dan antar klub eSport menjadi konflik yang besar.
Jika ada "oknum fan" yang terkesan toxic dan mengganggu, bagaimana?
Mudah saja, klik komentar atau unggahan yang bermasalah, laporkan sebagai penyalahgunaan, dan biarkan manajemen platform sosial media yang mengurusnya.
Baca Juga: Bigetron Red Aliens Rebut Gelar Juara PMWL 2020 Zona Timur
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Lihat postingan ini di Instagram