- Karena statusnya sebagai kampiun musim lalu, Francesco Bagnaia akan memakai nomor 1 pada Kejuaraan Dunia MotoGP 2023.
- Sejumlah pembalap top pernah menolak mengenakannya di kelas premier.
- Nomor 1 makin misterius karena para jawara kelas di bawah MotoGP juga banyak enggan memakainya.
SKOR.id – Setelah tidak muncul sekira satu dekade, nomor 1 akhirnya kembali muncul di Kejuaraan Dunia MotoGP pada 2023. Usai Casey Stoner (Repsol Honda) memakainya pada MotoGP 2012, tahun ini Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) yang memilih nomor 1.
Bos Divisi Balap Ducati (Ducati Corse) Luigi “Gigi” Dall’Igna menyatakan nomor 1 sangat berarti bagi pabrikan asal Borgo Panigale, Italia, itu karena menunjukkan supremasi sebagai hasil kerja keras seluruh staf dan kru Ducati selama bertahun-tahun.
Menariknya, ternyata ada sejumlah fakta menarik di balik pemakaian nomor 1 di Kejuaraan Dunia Balap Motor. Bukan hanya di kelas premier, MotoGP (500cc sebelum 2002), namun juga di kelas-kelas bawahnya.
Di kelas 125cc, nomor 1 kali terakhir dipakai oleh Gabor Talmacsi pada 2008. Pembalap asal Hungaria itu setahun sebelumnya merebut gelar di kelas yang berubah menjadi Moto3 mulai 2012 tersebut di atas Aprilia RS 125 R milik Tim Bancaja Aspar.
Sementara, pembalap terakhir yang mampu merebut gelar juara dunia kelas 125cc dengan nomor 1 adalah Haruchika Aoki pada 1996 di atas Honda RS125. Pembalap asal Jepang itu juga menjadi rider terakhir yang berhasil mempertahankan gelarnya di kelas terkecil (1995 dan 1996).
Di kelas 250cc – yang berubah secara teknis dan nama menjadi Moto2 pada 2010 – Jorge Lorenzo menjadi pembalap terakhir dari seluruh kelas yang mampu menjadi juara dunia dengan nomor 1. Ia melakukannya pada 2007.
Lorenzo, kampiun MotoGP tiga kali (2010, 2012, 2015), merebut dua gelar juara dunia dua kali beruntun (2006, 2007) di kelas 250cc ini.
Masih dari kelas Moto2, Tito Rabat (EG 0,0 Marc VDS) menjadi pembalap terakhir yang memakai nomor 1 dari semua kelas pada 2015.
Adapun di kelas MotoGP, rider terakhir yang turun dengan nomor 1 adalah Casey Stoner (Repsol Honda) pada 2012. Di kelas premier ini, Mick Doohan (Repsol Honda) menjadi pembalap terakhir yang memenangi gelar dengan nomor 1 pada 1998 (masih bernama 500cc).
Melihat pola dan fakta yang ada, pertanyaan pun muncul terkait posisi Francesco Bagnaia di MotoGP 2023 nanti. Pasalnya, sejak 1999, tidak ada lagi pembalap dengan nomor 1 di kelas premier yang mampu mempertahankan gelarnya.
Usai juara kelas 500cc pada 1998, Doohan hanya menempati peringkat ke-17 klasemen akhir musim 1999. Setahun kemudian, Alex Criville (Repsol Honda) – pembalap Spanyol pertama peraih gelar kelas premier pada 1999 – finis di P9 klasemen akhir pada 2000.
Kenny Roberts Jr menghapus dahaga gelar Suzuki di kategori utama selama tujuh tahun, dengan merebut juara dunia kelas 500cc pada 2000. Namun, ia hanya berada di P11 klasemen akhir musim 2001, saat memakai nomor 1 pada Suzuki RGV500.
Pada 2007, Nicky Hayden (Repsol Honda) tidak mampu mempertahankan gelar di kelas MotoGP dengan hanya finis di peringkat kedelapan.
Stoner bahkan dua kali tidak mampu mempertahankan gelarnya saat turun memakai nomor 1 setelah finis P2 pada 2008 bersama tim pabrikan Ducati dan P3 pada akhir MotoGP 2012 saat membela Repsol Honda.
Lorenzo juga mengalami nasib serupa saat hanya mampu finis sebagai runner-up MotoGP pada musim 2011. Padahal, saat itu Lorenzo sudah berupaya “menghapus” angka 1 dengan membentuk inisial namanya, JL, menyerupai angka tersebut.
Berita MotoGP Lainnya:
Prima Pramac Racing Diperkenalkan, Johann Zarco dan Jorge Martin Optimistis Tatap MotoGP 2023
Alasan Bos Ducati Tak Khawatir Duel di Dalam Tim
Alex Rins Semringah Sambut Ken Kawauchi di Paddock Honda