- Fakhri Husaini adalah penggemar tenis, walau pria asli Aceh ini adalah eks-pesepak bola timnas Indonesia.
- Sayang, Fakhri Husaini yang senang dengan gaya main petenis legendaris John McEnroe melupakan dulu tenis dulu.
- Sebab, pandemi Covid-19 membuat nyaris semua fasilitas olahraga umum tutup sementara.
SKOR.id - Kembali bekerja kantoran dijalani Fakhri Husaini, setelah dia tak lagi melatih timnas Indonesia U-19.
Fakhri Husaini adalah Superintendent Bina Wilayah Departemen Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pupuk Kaltim dan berkedudukan di Bontang.
Untuk saat ini, manajemen PT Pupuk Kaltim tak memberlakukan semua karyawan bekerja dari rumah seperti beberapa perusahaan di Jakarta.
Namun, mereka tetap menerapkan anjuran terkait ancaman persebaran virus Corona atau Covid-19.
Baca Juga: Wawancara Eksklusif Fakhri Husaini: Shin Tae-yong Berhentilah Ngoceh
"Kalau saya tidak melakukan work from home (WFH), jadi harus tetap ngantor. Hanya saja, kami mematuhi semua anjuran terkait penanganan wabah ini," tutur Fakhri kepada Skor.id, Sabtu (11/4/2020).
Baca Juga: 3 Pemain Naturalisasi Penghancur Asa Juara Timnas Indonesia di Piala AFF 2004
Dalam keadaan ini, ada satu kegiatan yang dirindukan oleh Fakhri Husaini. Ya, kegiatan itu adalah main tenis dengan rekan-rekannya.
Sebab, kegiatan olahraga di fasilitas umum sementara tak bisa dilakukan karena wabah virus corona ini.
Padahal, eks-gelandang elegan timnas Indonesia era 1990-an ini seminggu punya tiga kali jadwal main tenis.
"Di komplek perusahaan saya, semua fasilitas olahraga ditutup. Tetapi, itu memang sesuai anjuran," ujar Fakhri.
Baca Juga: 7 Striker Terbaik Timnas Indonesia versi Gendut Doni, Top Skor Piala AFF 2000
"Kalau ditanya kangen atau tidak main tenis, ya kangen. Saya dan teman-teman itu menikmati tenis saat datang lalu guyonan serta olok-olokannya," tuturnya sambil tertawa.
"Hanya saja, kondisi sekarang tak memungkinkan dan kami semua menyadari hal itu. Semua juga demi kebaikan bersama."
Meski demikian, Fakhri tetap olahraga seperti senam aerobik di rumah dan jalan serta naik sepeda keliling komplek rumahnya.
Soal tenis, Fakhri mengatakan, olahraga ini sebenarnya sudah dia tekuni sejak dari kampung halamannya, Arun, Aceh pada saat masih menjadi siswa SMA.
"Saya main tenis, bulu tangkis, dan sepak bola sejak masih di Arun. Sekarang milih tenis, karena olahraga ini bisa dinikmati untuk orang seusai saya," ujar Fakhri.
Baca Juga: Liga Vietnam Bakal Lakukan Reformasi Saat Timnasnya Kuasai Asia Tenggara
"Kalau bulu tangkis, olahraga dengan gerakan banyak kejutan dan itu kurang bagus bagi lutut saya. Futsal juga sama dan yang pasti kalau tenis banyak teman seusia saya."
Fakhri juga sangat fasih bicara petenis era 1980an, bahkan dia mengaku mengikuti sepak terjang sejumlah atlet olahraga ini.
Jika petenis lokal, Yustedjo Tarik adalah salah satu atlet yang cukup diikuti lelaki 54 tahun ini.
"Kalau luar negeri, saya suka gaya main dari Bjon Borg dan John McEnroe. Saya sering lihat mereka saat main melalui siaran televisi," ucap Fakhri.
Bjorn Borg yang dimaksud Fakri adalah petenis Swedia dengan 11 gelar grandslam untuk tunggal putra.
Baca Juga: 9 Lelaki Brasil yang Main dan Melatih Klub Indonesia, Dua Tangani Timnas
Petenis yang pensiun pada 1983 ini enam kali menjadi juara pada French Open dan lima kali memenangi gelar Wimbledon.
Sementara itu, McEnroe adalah petenis legendaris Amerika Serikat era 1970 sampai awal 1980-an.
Petenis yang lahir di Jerman Barat itu tiga kali juara Wimbledon dan empat kali memenangi US Open.
Bjorn Borg bersua John McEnroe pada final Wimbledon 1980 dan partai ini banyak dikenang pecinta tenis.
Sebab saat itu, dua petenis ini adalah penguasa tunggal putra dunia tenis era itu yang sudah sangat glamuor.
Baca Juga: Bos Borneo FC Lelang Jersey Persija dengan Nama Punggung Kapten Persita