- Fabio Quartararo menceritakan masa kelamnya di dunia balap motor selama musim 2015-2018.
- Mental pembalap asal Prncis itu sempat terguncang ketika berusia 15-17 tahun karena mengetahui kondisi dunia balap.
- Tawaran memperkuat Petronas Yamaha SRT untuk MotoGP 2019 mengubah garis nasib Fabio Quartararo.
SKOR.id - Fabio Quartararo menceritakan perjalanan kariernya yang berat di masa remaja sebelum dikenal sebagai salah satu rider papan atas di MotoGP.
Rider yang kini membela Monster Energy Yamaha tersebut mengatakan bahwa musim 2015 adalah masa terkelamnya di dunia balap motor.
Hi Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Tantangan besar sebagai pembalap muda yang awalnya dia anggap sebagai motivasi pada akhirnya berbuah tragedi.
Selama di kelas Moto3 dan Moto2 dari 2015-2018, Fabio Quartararo mengaku frustrasi karena tak satu pun memetik kemenangan.
"Hasilnya sangat buruk karena saya tak pernah sekalipun menang di Moto3 padahal di kelas CEV saya menang 9 dari 11 balapan."
"(Saat itu) saya merasa ada yang salah dalam diri saya," ucap El Diablo, julukan Fabio Quartararo dalam wawancara dengan The Race.
Berbagai kejadian buruk pun seolah enggan menjauh dari pembalap asal Prancis tersebut selama masa-masa kelam itu.
"Pertama adalah tekanan yang saya miliki, juga kepindahan dari Leopard. Seharusnya saya ke Honda tapi tetiba berubah menjadi KTM."
"Saya tak senang dengan seseorang yang mengatur karier saya waktu itu. Lalu, saya patah kaki. Usia 15, 16, dan 17 tahun, mental saya belum sekuat saat ini."
Fabio Quartararo mengakui garis hidupnya berubah setelah sang manajer, Eric Mahe, nekad menawarinya ke MotoGP 2019.
Padahal, di kelas yang lebih rendah, dirinya gagal berprestasi. Namun, itu tak mengurangi keberanian seorang Fabio Quartararo.
Bahkan, masih menurutnya, rasa tak percaya bisa jadi ancaman di MotoGP masih menghampirinya hingga sekarang.
"Pertengahan 2015 hingga 2017 dan awal 2018 adalah musim buruk. Sangat kelam. Saya sempat bangkit jelang akhir 2017. Kecepatan saya naik sedikit."
"Saya akan selalu ingat dengan Eric Mahe yang memberi tahu saya saat pulang dari Assen bahwa ada peluang membalap dengan Petronas."
"Saya tanya apakah maksudnya saya akan tampil di kelas Moto2 dan dia bilang 'Tidak. MotoGP.'. Saya rasanya hampir gila mendengarnya."
"Saya hanya menang dua podium dan kemenangan tersebut mengubah jalan karier saya secara drastis. Eric membuat keajaiban," kata El Diablo.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di:
Olimpiade Tokyo 2020: Nurul Akmal Tetap Bersyukur meski Gagal Rebut Medali https://t.co/p0IuCyC1rp— SKOR.id (@skorindonesia) August 2, 2021
Berita MotoGP Lainnya:
Fabio Quartararo Siap Kalahkan Ducati di Red Bull Ring
Mengintip Cabor Favorit Para Bintang MotoGP di Olimpiade Tokyo 2020