- Calon Ketua Umum PSSI, Arif Putra Wicaksono, mengungkapkan masalah terbesar di sepak bola Indonesia.
- Menurut Arif Putra Wicaksono, daya beli masyarakat Indonesia untuk mendukung keberlangsungan klub masih rendah.
- Arif Putra Wicaksono pun sadar, tingkat perekonomian Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga, apalagi Eropa.
SKOR.id - Calon Ketua Umum PSSI, Arif Putra Wicaksono, memiliki pendapat bahwa salah satu masalah di sepak bola Indonesia ialah rendahnya daya beli masyarakat.
Namun, ia pun sadar, tingkat ekonomi masyarakat Indonesia memang belum sebaik negara-negara di Eropa, bahkan Malaysia atau Singapura.
Pendapat itu disampaikan Arif Putra Wicaksana ketika menjadi bintang tamu dalam program Diskord di kanal Youtube Skor.id.
Arif Putra Wicaksana mengatakan hal tersebut bukannya tanpa dasar yang kuat. Ia memiliki data-data yang didapatkan selama 10 tahun terakhir.
Rendahnya daya beli masyarakat Indonesia terlihat dari tidak tersedianya jersey-jersey klub luar negeri yang dijual di Tanah Air.
Ajax Amsterdam, Arsenal FC, Chelsea FC, Liverpool FC, dan Juventus FC pernah datang ke Indonesia dalam periode 2013-2015 karena melihat banyaknya fans di Indonesia.
Selain untuk menyapa fans secara langsung, kedatangan klub-klub dari Liga Top Eropa ialah untuk meningkatkan penjualan merchandise. Tapi hasilnya tidak sesuai harapan.
"Menurut saya, masalah terbesar sepak bola Indonesia itu ada di daya beli," kata Arif Putra Wicaksana kepada Skor.id, Januari 2023.
"Pada 2013-2015 banyak klub yang ke sini, mengucapkan terima kasih ke media sosial, karena ada 5 juta fans di sini."
"Mereka (klub luar) mungkin berpikir, ada lima juta fans di Indonesia mungkin akan ada 10 persen yang beli baju dan segala macamnya. Jadi mereka berlomba datang ke sini."
"Nyatanya, pada 2017 ketika Indonesia dibekukan, mereka menyadari bahwa tidak ada yang beli baju," ia menambahkan.
Menurut Arif Putra Wicaksana, rendahnya daya beli yang berkaitan dengan sepak bola disebabkan tingkat ekonomi yang rendah pula. Masyarakat Indonesia masih berusaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Oleh sebab itu, meski fanatisme yang ditunjukkan suporter Indonesia sangat luar biasa, hal itu belum diimbangi oleh penjualan-penjualan merchandise klub yang membantu keberlangsungan tim.
Lelaki yang sudah tiga kali mencalonkan diri sebagai Ketua Umumm PSSI itu mengatakan bahwa Manchester United pun akan kesusahan jika fans-fans yang ada memiliki daya beli yang rendah.
"Sepak bola kan olahraga paling punya massa ya dan yang paling banyak ikutan itu berada di piramida paling bawah gitu," ujar Arif Putra Wicaksono.
"Nah kita dari segi UMP-nya saja, dibandingkan negara-negara tetangga, kita masih jauh. Masih sibuk memenuhi kebutuhan fisik (primer) dulu. Terus tiba-tiba kita dipaksa dua minggu sekali beli tiket, beli merchandise."
"Sebenarnya datang ke pertandingan itu enggak semata-mata beli tiket doang. Tapi ongkos, atribut, makan, dan segala macam. Itu kan membutuhkan biaya yang besar," ia memaparkan.
Untuk melihat wawancara lengkap Arif Putra Wicaksono pada konten Diskord, bisa mengeklik tautan di bawah ini:
Baca Juga Berita PSSI Lainnya:
Eksklusif La Nyalla Mahmud Mattalitti: Kalau soal PSSI Tidak Usah Pusing-pusing
Eksklusif La Nyalla Mahmud Mattalitti: Berharap Voter PSSI Dapat Hidayah
FIFPro Minta FIFA dan AFC Intervensi Keputusan PSSI soal Penghentian Liga 2 dan Liga 3