- Sepanjang kariernya sebagai pemain basket, Amin Prihantono tercatat memenangi tujuh gelar juara.
- Gelar pertama yang diraih bersama Satria Muda pada IBL 2004 jadi yang paling berkesan bagi pria asal Wonosobo itu.
- Kehadiran Fictor Roring di tengah musim 2004 mengubah peruntungan Amin Prihantono yang sebelumnya tak terlalu banyak bermain.
SKOR.id - Amin Prihantono adalah salah satu pemain basket Indonesia yang punya mental juara. Hal itu dibuktikannya dengan torehan tujuh gelar kompetisi basket di Tanah Air.
Enam gelar pertama Amin Prihantono diraih saat dirinya masih memperkuat Satria Muda, yakni musim 2004, 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010-2011.
Setelah itu, Amin pindah ke Pelita Jaya mulai musim 2014-2015 dan meraih satu gelar juara pada musim 2017 sebelum memutuskan pensiun pada 2019.
Dari tujuh gelar juara kompetisi basket profesional di Tanah Air yang pernah dimenangi, pria asal Wonosobo itu menyebut trofi IBL 2004 jadi yang paling berkesan.
Pasalnya, gelar itu diraih tak lama setelah Amin debut di level profesional (2003) dan saat dirinya mulai mendapat kepercayaan untuk dimainkan.
"Dari awal sampai tengah musim 2004, saya mainnya masih sedikit. Sama (seperti 2003), saya masih belum mendapat kepercayaan," ujarnya.
"Terus pelatih dari Filipina diganti oleh Fictor Roring. Nah, sejak dipegang oleh beliau ini baru saya dapat kepercayaan untuk bermain. Saya dapat minute play dari defense."
"Musim itu jadi pengalaman pertama saya juara usai mengalahkan Aspac. Sampai bel terakhir berbunyi di final, saya masih di lapangan dan itu tak bisa saya lupakan," katanya.
Selain bicara soal gelar juara paling berkesan, Amin Prihantono dalam wawancara ini juga bercerita soal transformasinya dari seorang defender menjadi shooter.
Ia juga bercerita soal pengalamannya menjuarai kontes slam dunk, kegiatannya selepas pensiun, hingga harapannya kepada sang anak yang juga hobi main basket.
Skorer bisa menyimak secara lengkap wawancara eksklusif Skor.id dengan Amin Prihantono lewat video berikut ini:
Wawancara Eksklusif Lainnya:
Eksklusif Ratu Tisha: Dari Sofbol Jatuh Cinta dengan Sepak Bola