- Striker Persita Tangerang, Yehven Budnik, berbicara mengenai kompetsi di Indonesia khususnya Liga 1.
- Menurut Yehven Budnik, striker baru Persita, Liga Indonesia (Liga 1) adalah surganya sepak bola.
- Yehven budnik menilai dukungan suporter di Liga 1 sangat luar biasa, infrastruktur pertandingan juga memadai.
SKOR.id - Penyerang Persita Tangerang, Yehven Budnik, menilai Liga Indonesia seperti surga dalam sepak bola.
Mantan striker timnas Ukraina U-21, Yevhen Budnik, baru berkarier di Liga 1 pada musim ini.
Persita merupakan klub Indonesia pertama yang dipilih Yehven Budnik untuk berkarier di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air.
Berita Persita Lainnya: Pesan Ayah jadi Landasan Bek Potensial ini Setia dengan Persita
Baru tampil tiga laga bersama Persita, Yehven menaruh kesan baik terhadap Liga 1.
Kepada media Ukraina, KP, Yehven menyebutkan alasan memilih untuk meniti karier di Indonesia musim ini. Ia mengatakan Indonesia merupakan surga bagi sepak bola.
Surga sepak bola yang dimaksud oleh Yehven adalah bentuk dukungan suporter serta infrastruktur pertandingan yang bagus.
"Dalam hal sepak bola, semuanya (di Indonesia) bagus," kata Yehven.
Striker 29 tahun itu menilai antusiasme suporter dalam mendukung timnya sangat luar biasa.
"Meski level kompetisi rendah tapi antusiasme penonton sangat tinggi. Stadion penuh sesak, tidak peduli laga menampilkan tim apa, sebanyak 30-35 ribu penonton ada di tribune. Di mana pun Anda bermain, apakah di Bali, Jakarta, atau kota lain, stadion akan penuh," ujar Yehven.
"Setelah Ukraina, Indonesia adalah surga sepak bola. Lapangan memiliki kualitas baik, semua infrastruktur pada level yang layak," Yehven menambahkan.
Yehven Budnik juga berbicara soal penghentian Liga 1 2020, utamanya jika pandemi virus corona semakin serius melanda Indonesia.
Hingga saat ini belum ada keputusan mengenai kelanjutan Liga 1 2020. Yehven pun menjadi bingung soal kontraknya apabila kompetisi dihentikan.
Berita Persita Lainnya: 11 Pemain Terbaik Sepanjang Masa Persita Versi Zaenal Arief
"Liga sepak bola seperti di tempat lain, ditangguhkan sampai 1 Juni. Tetapi ada kemungkinan dibatalkan, jika masa karantina diperpanjang," tutur Yehven.
"Situasi menjadi tidak jelas terkait kontrak para pemain. Saya mendengar mereka mungkin menggelar semacam turnamen di bulan September, tapi bagaimana dengan kontraknya dan keluar dari situasi ini," Yehven mengungkapkan.