- Eko Yuli Irawan menjawab anggapan banyak orang soal olahraga angkat besi membuat tubuh jadi pendek.
- Kata dia, itu hanyalah mitos belaka.
- Buktinya, banyak lifter yang punya postur tinggi.
SKOR.id - Ada anggapan yang berkembang di masyarakat kalau olahraga angkat besi membuat orang-orang yang menekuninya memiliki tubuh pendek.
Persepsi masyarakat semakin kuat dengan melihat banyaknya lifter asal Indonesia maupun Asia yang berpostur mini.
Namun, hal ini dibantah oleh peraih perak Olimpiade 2020 Tokyo, Eko Yuli Irawan.
Hai Skorer, jangan lupa download apps Skor.id biar enggak ketinggalan update dan bisa mendapatkan banyak hadiah menarik.
Saat melakukan live instagram dengan pesilat, Hanifan Yudhani Yudani, atlet berusia 32 tahun ini menyatakan itu hanyalah mitos belaka.
"Memang ada anggapan dari orang banyak kalau angkat besi bikin badan keteken terus jadi pendek. Itu cuma mitos," kata peraih perak Olimpiade 2020 Tokyo tersebut.
Eko Yuli Irawan mengatakan, tubuh pendek yang dimilikinya dan banyak lifter lain murni karena faktor genetik.
Kata dia, orang-orang Asia memang memiliki tulang cenderung kecil sehingga badannya tak setinggi orang-orang Eropa.
Lagipula, kata Eko, beberapa lifter Indonesia punya tubuh yang lumayan tinggi.
Contohnya peraih perunggu kelas 73 kg putra, Rahmat Erwin Abdullah yang berpostur 168 cm. Tinggi badan yang berada pada rata-rata orang Indonesia.
"Kita lihat lifter putri, Nurul Akmal juga punya tubuh cukup tinggi. Jadi ini murni faktor genetik," Eko Yuli Irawan menuturkan.
Eko sendiri menyesalkan beredarnya mitos angkat besi bikin pendek. Sebab, itu membuat banyak orang tua yang melarang anaknya jadi lifter.
Jangan lupa untuk follow dan subscribe akun media sosial kami di:
Setelah isu "tempat tidur kardus," kini muncul gosip soal Olynder, aplikasi kencan bagi atlet-atlet di Olimpiade Tokyo 2020 https://t.co/Dg79Us4EB5— SKOR.id (@skorindonesia) July 30, 2021
Berita Olimpiade Lainnya:
Membongkar Isu Olynder, Aplikasi Kencan Antar Atlet di Olimpiade Tokyo 2020