- Francesco Bagnaia memastikan gelar juara dunia MotoGP 2022 dengan finis P9 pada balapan terakhir di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol.
- Pembalap Tim Ducati Lenovo tersebut berhasil melibas kampiun bertahan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP).
- Ducati dan Bagnaia dengan sportif mengakui ada kelebihan yang dimiliki El Diablo.
SKOR.id - “Pada MotoGP 2023 nanti kami akan lebih menikmati balapan,” ujar Fabio Quartararo setelah mengetahui upaya kerasnya mempertahankan gelar juara dunia, berakhir saat finis P4 pada balapan penutup di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, Minggu (6/11/2022) lalu.
Pembalap tim pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP itu mampu memimpin hingga unggul 66 poin atas Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo) sampai pertengahan musim, GP Belanda.
Setelah tidak mampu finis (DNF) di Assen, hasil buruk selalu dialami El Diablo. Hasil finis terbaiknya pada paruh kedua hanyalah P2 (Austria).
Pembalap asal Prancis tersebut tercatat tiga kali DNF (Belanda, Aragon, dan Australia). Situasi Quartararo kian buruk karena ia juga tidak mendapatkan poin di Thailand setelah hanya finis P17.
Hasil sebaliknya direbut Bagnaia. Usai DNF di GP Jerman, ia menggila dengan memenangi empat balapan berikutnya (Belanda, Inggris, Austria, dan San Marino). Tambahan satu kemenangan di Malaysia membuat Bagnaia berbalik unggul 23 poin atas El Diablo menjelang balapan terakhir di Valencia.
Dalam pernyataan resminya, Manajer Tim Lin Jarvis menyebut Yamaha siap bertanggung jawab atas kegagalan Quartararo mempertahankan gelar, meskipun sang pembalap – yang mengakhiri MotoGP 2022 di posisi kedua – sudah berupaya keras melawan “kemustahilan”.
Yang membuat Quartararo waswas, Yamaha YZR-M1 versi 2023 nanti kabarnya tidak akan berbeda jauh dengan varian saat ini. Para teknisi pabrikan asal Iwata, Jepang, itu menyadari problem utama mereka adalah kurangnya power mesin inline-four yang berujung pada top speed.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Yamaha dengan bantuan Toyota mendatangkan mantan teknisi ahli mesin Formula 1 dari Ferrari, Luca Marmorini.
Di sisi lain, Francesco Bagnaia yang sudah menjadi juara dunia MotoGP diyakini bakal lebih kuat dan perhitungan untuk mengurangi banyak kesalahan yang dilakukannya pada musim 2022 lalu.
Apalagi, musim depan ia akan memiliki rekan setim baru Enea Bastianini. Semua tentu ingat bagaimana Bastianini mampu menekan Bagnaia hingga mengalami kecelakaan di Sirkuit Le Mans, GP Prancis.
Saat ini Bagnaia disebut-sebut unggul sekira 0,2 detik per lap atas lawan-lawannya. Jika tidak banyak perubahan dari para rival, Bagnaia jelas bakal diuntungkan dalam upayanya mempertahankan gelar MotoGP pada musim 2023 nanti.
Meskipun disebut-sebut masih akan unggul dari sisi teknis, peringatan sudah disampaikan Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti. Ia meminta Bagnaia untuk terus berkembang.
“Bagnaia mengatakan bila Quartararo pembalap yang lebih komplet dibanding dirinya. Usai mempelajari El Diablo, Bagnaia memahami ada sesuatu yang hilang dari dirinya,” ucap Ciabatti seperti dikutip Il Corriere dello Sport.
Ciabatti menilai pengakuan Bagnaia itu merupakan bentuk kerendahan hati dan bagian dari kepandaiannya. Ciabatti juga menggarisbawahi bila pemimpin kebangkitan di garasi Ducati tak lain Francesco Bagnaia sendiri.
“Pecco tidak pernah kehilangan harapan. Saya termasuk orang pertama yang berpikir kami hanya akan finis runner-up di MotoGP tahun ini. Menariknya, tim garasi Pecco juga mengikuti instruksi dan mendukungnya hingga sukses seperti sekarang,” kata Ciabatti.
Berita MotoGP Lainnya:
Enea Bastianini Akan Belajar dari Francesco Bagnaia
Joan Mir dan Alex Rins Mesti Siap Sering Jatuh di MotoGP 2023
5 Momen Emas dalam Karier Francesco Bagnaia