- Nuralim mengaku ada dua hal penting yang harus dikuasai untuk menjadi pemain bertahan yang baik.
- Dua hal tersebut adalah ketenangan dalam bermain dan tidak mudah terpancing emosi saat pertandingan.
- Legenda Persija Jakarta itu juga mengungkapkan jika ingin menjadi pemain hebat juga harus nyaman dengan apa yang dijalani.
SKOR.id - Mantan bek Persija Jakarta, Nuralim, berbagi kiat untuk menjadi bek tangguh seperti dirinya semasa aktif bermain.
Persija Jakarta dan timnas Indonesia sempat mempunyai seorang bek tangguh pada pertengahan hingga akhir 1990-an.
Pemain tersebut bernama Nuralim, atau yang akrab disapa Jabrik. Nuralim merupakan palang pintu andalan Persija sekaligus langganan timnas Indonesia.
Berita Persija Lainnya: Eks-Pemain Timnas Singapura Kenang Momen Manis Bersama Persija dan The Jakmania
Selama menjadi bek di tim sebesar Persija, Nuralim mempelajari banyak hal untuk terus meningkatkan kemampuan.
Legenda Persija Jakarta itu pun berbagi tips menjadi bek tangguh dan disegani lawan.
Menurutnya, ada dua hal yang harus dikuasai oleh semua pemain belakang pada saat pertandingan
Pemain bertahan harus memiliki ketenangan dalam bermain dan tidak mudah terpancing emosi saat pertandingan.
"Filosofi saya adalah sepak bola itu seni. Jadi apa yang kita punya harus kita maksimalkan," kata Nuralim.
"Kalau saya itu memang tipikal bek keras, tetapi bukan untuk mencederai lawan, namun memiliki keinginan keras untuk merebut bola," ucapnya.
Posisi vital di jantung pertahanan membuat peran bek tengah sangat penting. Oleh karena itu bek tengah harus mampu bermain dengan kepala dingin agar tak menerima kartu merah dari wasit.
"Jadi kalau pemain belakang itu sudah mudah emosi bisa berbahaya, maka dari itu harus bisa mengatur emosi dalam setiap pertandingan," Nuralim menambahkan.
Nuralim sudah menjadi langganan timnas Indonesia sejak awal 1990. Ia turut tampil di sejumlah turnamen besar seperti SEA Games 1993, Piala Asia 1996, hingga Piala Tiger 2000.
Berita Persija Lainnya: Nuralim Berkisah 14 Tahun Miliki Nomor 19 di Timnas Indonesia
Sementara puncak karier Nuralim di klub terjadi pada tahun 2001. Ia turut mengantarkan Macan Kemayoran meraih gelar ke-10 pada tahun tersebut.
Pada musim itu Jabrik menjadi palang pintu utama dengan permainan tanpa kompromi.