- Striker Arema Malang era Galatama, Singgih Pitono, mengingat kembali kisah jayanya pada 1992 dan 1993.
- Pada dua edisi Galatama tersebut, Singgih Pitono menjadi top skor kompetisi dengan jumlah gol 21 dan 16.
- Saat menjadi top skor Galatama, Singgih Pitono hanya mendapat plakat kayu dan tak ada hadiah dari operator.
SKOR.id – Jangan bandingkan berapa jumlah hadiah uang dan bentuk trofi bagi top scorer era Galatama (Liga Sepak Bola Utama) dengan era Liga 1.
Demikian diungkapkan top scorer dua edisi Galatama 1990-1992 (21 gol) dan Galatama 1992-1993 (16 gol), Singih Pitono, bersama Arema Malang.
“Kalau membandingkan materi dan bentuk trofi apa yang saya dapatkan sebagai top scorer Galatama dengan Liga 1, bahkan Liga 2 saat ini, ya, jangan," kata Singgih.
Berita Arema Lainnya: Milomir Seslija, Pelatih Asing Terbaik Arema FC
"Kami dulu tidak ada apa-apanya. Sekarang kan dapat sepatu emas dan uang ratusan juta," ucap lelaki yang telah menjadi pelatih ini kepada Skor.id, Senin (11/5/2020).
Singgih menjelaskan, dua kali meraih predikat top scorer Galatama, hanya dapat plakat biasa dari kayu dan bukan bentuk sepatu emas mentereng model sekarang.
"Uang mana ada. Ya, hanya itu saja plakat, dan penyerahannya juga tidak seperti Liga 1, ada acara khusus. Dulu setelah pertandingan terakhir Arema," ia mengisahkan.
"Saya dipanggil dan diberikan plakat top scorer itu. Ya, sudah begitu saja. Mungkin plakat kayu model itu sekarang banyak dijual untuk cinderamata," katanya.
Meski beigitu, Singgih tak merasa kecewa, apalagi sampai menguruk para pengelola Galatam era itu. Baginya, nilai historinya jauh lebih penting dari plakat dan uang.
Sepanjang 20 tahun karier sepak bolanya, mantan striker timnas Indonesia pada periode 1992-1994 tersebut, menghabiskan delapan musim bersama Arema.
Singgih mengaku bangga, sebab semua penyerahan plakat top scorer Galatama dilakukan di Stadion Gajayana, Malang, pada pekan terkahir kompetisi.
Plakat top scorer 21 gol Galatama 1990-1992 ia terima usai laga melawan Medan Jaya yang berakhir imbang 0-0 pada 23 Februari 1992.
Begitu pula anugerah top scorer dengan 16 gol dalam Galatama 1992-1993 dia peroleh setelah Arema bermain 0-0 menghadapi Pupuk Kaltim pada 31 Mei 1993.
“Ya, gelar top scorer dua kali Galatama sama, dapat plakat kayu warna hitam tulisan kuning tanpa ada uang," ucap Singgih.
Berita Arema Lainnya: Arema FC Usulkan Kompetisi Musim Baru Digelar Awal September 2020
"Waktu pulang naik bus ke mes dari stadion, ada teman bilang begini ke saya, setengah mati kamu bermain cuma dapat kayu, mana ndak ada duitnya," ia mengenang.
Terlepas dari semua itu, Siggih tetap bangga dan akan menceritakan kisahnya ini kepada anak cucunya sebagai pemantik motivasi meniti karier sukses.