- Jessica Meir dan Andrew Morgan adalah dua astronot NASA terakhir yang bertugas di Stasiun Ruang Angkasa Internasional.
- Kedua astronot itu membagikan kisah latihan fisik mereka di lingkungan tanpa bobot di akun Twitter
- Olahraga adalah aktivitas wajib para astronot untuk mencegah terjadinya penurunan masa otot mereka selama di ruang angkasa.
SKOR.id – Pernahkah Anda merasa penasaran tentang bagaimana para astronot menjaga kebugaran fisik mereka selama bertugas di ruang angkasa?
Berolahraga adalah solusi terbaik untuk tetap sehat secara fisik dan mental.
Tapi, agak sulit untuk mendapatkan latihan yang baik dengan semua keterbatasan di tengah pandemi Covid-19 (virus corona) yang tengah melanda dunia saat ini.
Opsi olahraga di luar ruangan juga terbatas karena aturan jarak sosial.
Jadi, siapa yang harus dimintai saran untuk berolahraga di ruang sempit? Tentu saja para astronot!
Kebetulan dua astronot NASA dari Stasiun Luar Angkasa Internasional berbagi kiat olahraga dan isolasi mereka dalam kondisi yang tidak biasa.
Exercise Ala Astronot
Adalah dua astronot NASA, Jessica Meir dan Andrew Morgan yang mengisahkan pengalaman mereka dalam video yang mereka unggah dalam Twitter beberapa waktu lalu.
"Sebagai penghuni @Space_Station saat ini, @AstroDrewMorgan dan saya ingin berbagi beberapa strategi agar hidup bahagia dalam isolasi," ujar Meir.
Video dibuka dengan Jessica Meir tampak sedang melakukan pull-up di lingkungan tanpa bobot di stasiun ruang angkasa.
"Penelitian telah menunjukkan bahwa olahraga sangat penting tak hanya untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk kesehatan mental Anda," kata Meir dalam video.
"Anda mungkin perlu sedikit kreatif untuk meningkatkan detak jantung saat berada di rumah, bukannya pergi ke gym, tetapi kami yakin Anda dapat menemukan suatu cara.”
“Dan, inilah cara kami menyelesaikan exercise fisik di Stasiun Luar Angkasa Internasional."
Meir menyatakan penting bagi astronot untuk rutin olahraga demi menangkal kemungkinan terjadinya kepadatan tulang dan kehilangan otot yang kerap terjadi pada manusia di luar angkasa.
As the current residents of @Space_Station, @AstroDrewMorgan and I thought we’d share some of our strategies for living happily in isolation. Tip #1: Exercise is vital not only for physical health, but also to your mental well-being. Here’s how we do it on @Space_Station . . . pic.twitter.com/Dzyh5WYBBj— Jessica Meir (@Astro_Jessica) April 1, 2020
Usai memamerkan bilah pull-up, Meir menunjuk salah satu alat utama milik astronot: Advanced Resistive Exercise Device (ARED) alias Peranti Latihan Resistif Tingkat Lanjut.
"Ini pada dasarnya one-stop weight machine kami," tutur Meir, menjelaskan fungsi ARED.
"ARED menggunakan dua tabung vakum besar untuk mengumpulkan resistens dari berat badan kita."
Meir lalu mendemonstrasikan cara menggunakan mesin itu dengan melakukan squat; diikuti Morgan yang kemudian menyesuaikan mesin itu untuk sesi deadlift.
Berikutnya Morgan yang menunjukkan bagaimana astronot berlari di ruang angkasa dengan "T 2," atau treadmill 2.
Karena kurangnya gaya gravitasi, astronot tak bisa hanya berlari di treadmill seperti yang kita lakukan di Bumi. Atau tubuh mereka hanya akan melayang tanpa arah.
"Bungees dan harness yang menahan saya tetap di atas treadmill," kata Morgan seraya memperlihatkan buktinya.
Uniknya, kata Meir, mereka akan memiliki sedikit langkah ekstra saat berlari di atas T 2.
Berikutnya Meir menerangkan bagaimana astronot di stasiun ruang angkasa melakukan latihan kardiovaskular mereka: dengan "sepeda ruang angkasa".
Dikenal sebagai Cycle Ergometer Vibration Isolation Stabilization (CEVIS), sepeda ini tidak memiliki kursi atau setang lantaran tak diperlukan di lingkungan tanpa bobot.
"CEVIS mungkin memberi kita latihan kardiovaskular yang paling intens," kata Jessica Meir.
"Saya bahkan merasakan detak jantung yang lebih besar dibanding ketika saya berlari di treadmill."
Ancaman Atrofi Otot
Patut juga diketahui, aktivitas olahraga di ruang angkasa adalah aturan wajib untuk astronot karena itu akan menghindarkan mereka dari ancaman atrofi otot.
Di Bumi, kita terus-menerus menggunakan otot-otot tertentu untuk mempersenjatai diri menghadapi kekuatan gravitasi.
Otot-otot ini, biasanya disebut otot antigravitasi, termasuk betis, paha depan, serta otot-otot punggung dan leher.
Karena astronot bekerja di lingkungan tanpa bobot, sangat sedikit kontraksi otot diperlukan untuk mendukung tubuh mereka atau saat bergerak.
Tanpa penggunaan yang teratur dan olahraga, otot-otot itu akan melemah dan memburuk. Ini adalah proses yang disebut atrofi.
Penelitian menunjukkan bahwa para astronot cenderung kehilangan 20 persen dari massa otot mereka jika tinggal dalam spaceflight dalam durasi lima-11 hari.
Hilangnya massa otot ini berarti hilangnya kekuatan yang berbahaya jika astronot itu harus melakukan prosedur darurat berat saat kembali memasuki medan gravitasi bumi.
Massa dan kekuatan otot memang bisa dipulihkan lagi begitu astronot telah kembali ke Bumi.
Namun, mempertahankan otot di ruang angkasa sangat penting, terutama untuk misi luar angkasa berdurasi panjang.
Satu-satunya cara untuk meminimalkan atrofi otot di ruang angkasa adalah melalui latihan intensif, khususnya latihan kekuatan, dikombinasikan dengan diet yang memadai.
Para astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional biasanya akan menghabiskan 2 1/2 jam per harinya untuk berolahraga guna memerangi efek atrofi otot.