SKOR.id – Keputusan Red Bull mendepak Nyck de Vries di pertengahan musim F1 2023 menuai kritik dari beberapa pembalap.
De Vries dipecat oleh Red Bull setelah melakoni 10 balapan bersama AlphaTauri dalam musim debutnya di kelas premier balap jet darat.
Sayangnya, penampilan pembalap berdarah Belanda-Indonesia itu jauh dari yang diharapkan. Meski mengantongi gelar juara dunia F2 dan Formula E, Nyck de Vries kesulitan bersaing di F1 dan belum sekalipun berhasil mencetak poin musim ini.
Posisinya pun di AlphaTauri kini digantikan oleh Daniel Ricciardo, yang merupakan pembalap cadangan tim Red Bull Racing, terhitung mulai F1 GP Hungaria 2023 pekan depan hingga akhir musim.
Apa yang dilakukan Red Bull terhadap Nyck de Vries itu dianggap kejam dan tidak dapat diterima oleh beberapa rekan senegaranya.
“Balapan itu kejam dan begitu juga keputusannya,” kata pembalap asal Belanda, Tom Coronel.
“Menurut pendapat saya, terlalu dini untuk membuat keputusan tentang pembalap ketika Anda bahkan belum mencapai setengah musim.”
“Dia menjalani balapan yang bagus di Silverstone dan membuat kemajuan sepanjang musim, bahkan dengan mobil paling lambat di lintasan. Dia tidak jauh tertinggal dari rekan setimnya yang menjalani tahun ketiganya bersama tim,” lanjut Coronel.
Pembalap 51 tahun itu mengakui bakat luar biasa yang dimiliki Nyck de Vries yang setidaknya selalu menorehkan satu kemenangan di tiap balapan yang diikuti sebelumnya.
“Nyck telah memenangkan setiap kelas balapan yang dia ikuti: mulai dari karting, Formula 2, FE, performa luar biasa di beberapa mobil balap ketahanan, dan sebagainya,” katanya.
“Saya 100% yakin banyak pembalap F1 yang tidak memiliki karir balap seperti Nyck. Ada lebih dari F1, tapi (de Vries) pantas mendapatkan satu musim penuh untuk menunjukkan kemajuan.”
Mantan pembalap F1 asal Belanda, yang pernah memperkuat tim Caterham, Giedo van der Garde juga menyatakan simpatinya untuk Nyck de Vries.
“Tidak pernah menyangka ini akan berakhir begitu cepat untuk Nyck,” ujar Van der Garde.
“Jika Anda melihat kembali, jumlah waktu yang dia berikan untuk membiasakan diri dengan mobil dan kemajuan yang dia buat (perlahan tapi pasti), menurut saya terlalu cepat.
“Saya ingat ketika karier saya berakhir begitu cepat, saya tidak bisa menonton satu meter pun balapan. Itu bisa dimengerti, tapi jangan lupa orang ini sangat cepat, telah membuktikan dirinya dalam banyak kategori dan memiliki masa depan yang cerah di dunia otomotif di depannya.”
“Mungkin terlalu dini untuk fokus pada itu, tetapi penting untuk diingat. Bergembiralah dan kamu bisa bangga dengan dirimu sendiri sobat,” Van der Garde bersimpati.
Mantan rival Nick de Vries di Formula E, Lucas di Grassi juga ikut bersuara. Ia menilai pemecatan itu sebagai kesalahan Red Bull dalam melakukan perekrutan.
“Ketika Anda memecat seorang pembalap setelah 10 balapan, itu menunjukkan proses pengambilan keputusan perekrutan yang salah,” kata Lucas di Grassi.
“Balapan mobil terlalu mengandalkan insting atau ‘satu putaran’ atau ‘satu hasil balapan’ alih-alih melihat jangka panjang dari pembalap tertentu.”
“Begitu banyak metodologi dan data untuk membuat mobil lebih cepat, begitu sedikit untuk memilih pembalap yang tepat.”