- Memperingati Haornas 2021, legenda tenis meja Indonesia Ling Ling Agustin curhat mengenai minimnya campur tangan para veteran dalam Desain Besar Olahraga Nasional.
- Menurutnya, semua pihak harus diberdayakan dalam meningkatkan olahraga nasional.
- Khusus untuk tenis meja, Ling Ling Agustin sangat prihatin dengan dualisme kepemimpinan federasi nasional tersebut.
SKOR.id - Peringatan Hari Olahraga Nasional (Haornas) 2021 dimaknai oleh legenda tenis meja Indonesia Ling Ling Agustin sebagai momen untuk bersuara.
Kamis (9/9/2021), bersamaan dengan peringatan Haornas ke-38 pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) sekaligus merilis Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Dalam DBON termaktub rancangan pembinaan para atlet menuju generasi emas 2045 dengan target jangka pendek dan menengah menggunakan skala peringkat di ajang Olimpiade.
Ling Ling Agustin sebagai salah satu Olimpian di Olimpiade Barcelona 1992 mengatakan bahwa para veteran olahraga Indonesia seperti dirinya tidak banyak terlibat dalam penyusunan DBON.
"Mana pernah Olimpian dilibatkan dalam hal ini? Kalau hanya ramai-ramai upload euforia atau selebrasi sang juara sih banyak," kata Ratu Tenis Meja Indonesia era 90-an tersebut kepada Skor.id.
"Bapak Menpora pernah menyampaikan akan konsentrasi pada beberapa cabang olahraga saja, kalau tidak salah hanya 14 cabang olahraga. Lalu bagaimana dengan 48 cabang olahraga lainnya?"
"Pertanyaannya, kalau suatu cabor dengan upaya mandiri kemudian berprestasi, apakah akan masuk prioritas juga?"
"Cabor yang tidak termasuk berprestasi artinya tidak prioritas dalam jangka pendek atau menengah. Lantas siapa yang akan membangunnya? Diserahkan kepada swasta atau bagaimana?"
Menurut mantan atlet yang kerap turun rangkap tersebut, para veteran sudah seharusnya diberdayakan dalam pembuatan kebijakan olahraga nasional.
Begitu juga dengan pihak terkait lain yang tidak hanya datang saat juara tetapi juga membantu dalam proses pembibitan atlet usia muda.
"Sebaiknya para veteran atau atlet legendaris diberdayakan oleh pihak pemerintah dalam menggairahkan olahraga sebagai tenaga practical sport secara online atau yang lainnya," ucap Ling Ling.
"Para sponsor kesehatan kiranya bisa membantu memberdayakan bukan hanya atlet yang saat ini juara saja."
"Apresiasi ini akan menjalin sebuah kehormatan dan kebahagiaan menjadi atlet sehingga akan timbul minat-bakat anak usia dini dan kedua orang tua akan tergerak mendukungnya."
Khusus untuk tenis meja, perempuan kelahiran Kediri tersebut berharap agar ketegangan internal segera berakhir dan para petinggi fokus pada pembinaan atlet.
"Saya hanya bisa sampaikan secara pribadi saja. Semoga Anda sekalian para pimpinan yang terhormat segera mendapat hidayah dari Yang Maha Kuasa untuk sadar sesadar-sadarnya," ujarnya.
"Hasil dari dualisme memecah belah persatuan tenis meja Indonesia, menghambat prestasi para tenis meja Indonesia, dan atlet telah menjadi korban selama satu generasi."
"Sea Games hampir dua kali tidak ikut serta akibat dualisme ini. Pekan Olahraga Nasional XX Papua 2021 pun tidak ada keikut-sertaannya."
Spesial Haornas 2021: Sejarah Pentingnya Tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional https://t.co/1U57xsssg9— SKOR.id (@skorindonesia) September 9, 2021
Berita Haornas 2021 Lainnya:
Spesial Haornas 2021: Sejarah Pentingnya Tanggal 9 September sebagai Hari Olahraga Nasional
Spesial Haornas 2021: Priscilla Annabel dan Elga Kharisma Ungkap Harapan untuk Atlet Putri Indonesia