- Christian Horner menyebut Lewis Hamilton sempat ingin bergabung untuk menjadi pembalap Red Bull Racing.
- Hal itu terjadi saat Lewis Hamilton masih memperkuat McLaren dan belum menemukan pelabuhan selanjutnya.
- Namun, Christian Horner lebih memilih membantu Mercedes untuk merekrut juara dunia tujuh kali itu.
SKOR.id - Lewis Hamilton memulai karier di F1 bersama McLaren pada 2007. Berstatus rookie, ia langsung tampil kompetitif dalam persaingan gelar juara dunia.
Pada musim perdananya itu, Lewis Hamilton berhasil mengakhiri musim di posisi kedua tepat dibawah Kimi Raikkonen (Ferrari) yang jadi kampiun.
Setahun berselang, 2008, Hamilton pun mencicipi gelar juara dunia perdananya di ajang balap mobil jet darat tersebut.
Sayang, performa Hamilton setelah itu mengalami penurunan. Ia menjalani empat musim berikutnya (2009-2012) dengan selalu finis di luar tiga besar klasemen akhir.
Setelah enam tahun memperkuat McLaren, Hamilton akhirnya memutuskan pindah ke tim lain. Ia memperkuat Mercedes pada musim 2013.
Fakta menarik pun terungkap dalam perpindahan Hamilton dari McLaren ke Mercedes yang terjadi hampir sedekade yang lalu.
Bos Red Bull Racing, Christian Horner, menyebut bahwa Lewis Hamilton sejatinya sempat mengutarakan keinginan untuk menjadi pembalap timnya.
Niat itu diungkapkan Hamilton saat masih "mencari" tim baru yang akan dibelanya setelah mantap meninggalkan McLaren.
“Lewis dan saya telah melakukan beberapa percakapan selama bertahun-tahun,” kata Horner kepada Daily Mail.
“Dari 2010 hingga 2013, dia sangat ingin datang dan membalap untuk Red Bull Racing. Namun, kami sudah memiliki Sebastian Vettel pada waktu itu."
Ia merasa Red Bull Racing tidak mungkin menampung dua pembalap alpha sekaligus dalam saat yang bersamaan.
Christian Horner kemudian mendorong Mercedes untuk merekrut Lewis Hamilton pada musim 2013.
Bagi Horner, bergabungnya Hamilton ke Mercedes bakal lebih "aman" untuk Red Bull Racing dibanding dengan skenario sang pembalap memilih bertahan di McLaren.
Pada saat itu, McLaren adalah salah satu tim papan atas yang kompetitif sedangkan Mercedes masih banyak berkutat di papan tengah.
“Niki Lauda berada di Mercedes dan sangat ingin membawa Lewis. Dan saya ingat mendorongnya untuk membawa Hamilton," Horner mengenang momen itu.
“Kami melawan McLaren dan pada 2012, mereka punya mobil tercepat dan kami merasa Lewis di McLaren akan lebih mengancam ketimbang (jika bergabung) di Mercedes."
Nyatanya, manuver Christian Horner justru jadi bumerang untuk kubunya. Begitu Lewis Hamilton bergabung, Mercedes menjelma jadi tim papan atas.
Hal sebaliknya terjadi di McLaren. Salah satu tim tradisional di F1 itu justru mengalami penurunan performa dan terseok-seok sebagai tim medioker.
Sementara itu, Lewis Hamilton mampu memenangi enam gelar juara dunia bersama Mercedes dan kini menyamai rekor tujuh gelar juara dunia F1 milik Michael Schumacher.
Secara tak langsung, Christian Horner seperti menyulitkan diri sendiri dengan mendorong Mercedes merekrut Lewis Hamilton.
“Saya mendorong Niki untuk membelanjakan uangnya karena Lewis sedikit goyah. Mendorong Mercedes untuk merekrut Hamilton menjadi bumerang bagi saya,” katanya
Baca Berita Formula 1 Lainnya:
Usai Tes di Bahrain, Lewis Hamilton Masih Keluhkan Performa Mercedes W13
Max Verstappen: Bukan Hanya Hamilton yang Harus Dikalahkan