- Arief Ramadhani kagum sekaligus iri dengan pembinaan atlet basket di Cina sejak diri.
- Eks staf pelatih Yao Ming Foundation itu berharap program kepelatihan di Indonesia makin merata.
- Arief Ramadhani juga berharap perhatian dari pemerintah soal pembinaan usia dini.
SKOR.id - Arief Ramadhani membagikan cuplikan pengalamannya sebagai mantan staf pelatih di organisasi nonprofit milik legenda basket Cina, Yao Ming.
Pria yang kini berusia 52 tahun tersebut aktif sebagai staf pelatih Yao Ming Foundation pada 2013-2016.
Selama berada di Cina, pecinta basket yang kini aktif di Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI) ini mengaku kagum sekaligus iri dengan pembinaan atlet Cina, khususnya basket, yang sangat tertata.
Menurutnya manajemen Yao Ming Foundation, biarpun berstatus nonprofit, sangatlah teratur. Begitu pula dengan seluruh anak didiknya yang sangat serius dalam mengikuti setiap program latihan yang diterapkan yayasan.
"Semua murid disana melahap latihan yang diberikan dengan serius dan tidak ada yang setengah hati," ucap Danny, nama panggilan Arief Ramadhani, dalam rilis yang diterima Skor.id.
"Walaupun Yao Ming Foundation merupakan CSR nonprofit, tapi keseriusan manajemennya patut diacungi jempol. Para murid mendapatkan rapot dan jika ada kekurangan dalam catatan para pelatih, mereka harus memperbaikinya."
"Terus terang saya kagum dan mungkin sedikit 'iri' kepada Cina karena mereka sejak dini 'mendoktrin' manusianya untuk unggul dalam dua hal, olahraga dan ekonomi."
Sejak kembali dari Cina 2016, ia berharap setidaknya bisa berbagi pengalaman kepada pelatih muda dan insan komunitas basket tanah air, terutama dalam hal pengembangan basket usia muda.
Danny merasa bahwa, selain atlet muda, para pelatih dan wasit muda dari berbagai daerah di Indonesia seharusnya mendapat perhatian lebih besar dari pemerintah.
Dengan demikian, pembinaan atlet sejak usia dini akan berjalan berkesinambungan sehingga Yao Ming dari Indonesia akan muncul suatu saat nanti.
"Adanya DBL, Junior NBA, academy basket yang sekarang banyak bermunculan sebenarnya sudah sangat bagus untuk mengembangkan potensi basket usia muda di Indonesia," katanya menilai.
"Tapi perlu juga didukung dengan pemerataan program kepelatihan untuk para pelatih muda dan wasit di daerah-daerah."
"Indonesia sebenarnya punya potensi yang sangat besar di basket Asia, tapi penekanannya harus dititikberatkan pada basket usia dini yang harus ditangani secara serius."
"Asal pemerintah memberi perhatian dan dukungan serius kepada olahraga pembinaan usia dini di seluruh Indonesia, khususnya cabang basket. Niscaya akan lahir talenta-talenta seperti Yao Ming dari Indonesia," ucap Danny memungkasi.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kisah Veteran Piala Asia FIBA 1993: Masih Berusia 21 Tahun, A.F. Rinaldo Jadi Kapten https://t.co/9ydu7H1Ahx— SKOR Indonesia (@skorindonesia) April 26, 2021
Berita Basket Lainnya:
Persaingan ke Timnas Basket Indonesia Makin Keras, Pemain Pelita Jaya Ini Panas