- Arief Ramadhani menjadi orang Indonesia pertama yang bekerja di yayasan nonprofit milik eks pebasket NBA dari Cina, Yao Ming.
- Selama 2013-2016, Danny Duck terkesan dengan Yao Ming memperlakukan setiap staf yang berada di dalam yayasannya.
- Danny Duck melatih anak kelompok umur 12-16 tahun putra dan putri.
SKOR.id - Arief Ramadhani menceritakan pengalaman menjadi warga Indonesa pertama yang bekerja di Yao Ming Foundation.
Pria yang akrab disapa Dhanny Duck tersebut tercatat pernah menjadi bagian dari yayasan nonprofit miliki eks pebasket NBA asal Cina, Yao Ming.
Danny menceritakan bahwa awal mula hanya seorang volunteer ketika pertama kali nyemplung di salah satu yayasan besar di Negeri Tirai Bambu tersebut.
"Singkatnya, saat saya di Shanghai, salah satu rekan kerja lokal yang juga suka bermain basket bersama saya, memberikan info kepada saya untuk menjadi volunteer pelatih basket di Yao Ming Foundation," Danny bercerita dalam rilis yang diterima redaksi Skor.id.
"Lewat bantuannya saya melamar menjadi salah satu volunteer pelatih Yao Ming Foundation di district Shanghai dan berhasil lulus tes menjadi staf pelatih disana."
Danny kemudian menceritakan bagaimana Yao Ming menjadi tokoh yang sangat dihormati di Cina berkat kariernya bersama Houston Rockets di era tahun 2002 - 2010.
Meskipun demikian, pria yang kini menjadi Sekjen di Komunitas Manusia Basket Indonesia (MBI) tersebut merasa bahwa sang legenda sangat rendah hati ketika berinteraksi dengan seluruh staf yayasannya.
"Di negeri asalnya Yao Ming sangat dihormati dan menjadi salah satu pahlawan olahraga China yang sangat dikagumi mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa," terangnya.
"Mungkin yang membuat saya senang dan berkesan, saya adalah orang Indonesia pertama yang dipercaya dan ditunjuk langsung oleh Yao Ming sebagai "Youth Development Program Manager" selama hampir 3 tahun lamanya (2013-2016)."
"Tahun 2013 seluruh staff pelatih Yao Ming Foundation diseluruh provinsi China, diundang langsung oleh Yao Ming dalam acara Charity Fair di Kota Shanghai."
"Saya juga bisa mendapatkan sharing ilmu darinya. Yang mengesankan bagi saya sosoknya sangat ramah dan juga menghargai setiap pelatih yang ikut andil di yayasannya."
Pria yang memutuskan kembali ke Tanah Air pada 2016 tersebut lalu menjelaskan gambaran tugas utamanya ketika berada di Yao Ming Foundation selama tiga tahun.
"Yao Ming Foundation ada di seluruh provinsi Cina, saya melatih di distrik Shanghai setiap Sabtu Minggu (2 kali selama 1 bulan) dengan modul kepelatihan yang telah disusun oleh tim kepelatihan Yao Ming."
"Tidak ada latihan game, yang ada hanya latihan dasar, mulai dari passing, dribling, shooting dan fisik. Saya ditunjuk untuk melatih kelompok umur 12-16 putra putri, walau sesekali juga bersama staf pelatih lainnya melatih anak-anak usia dibawah 10 tahun," katanya menjelaskan.
Ikuti juga Instagram, Facebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Kisah Veteran Piala Asia FIBA 1993: Masih Berusia 21 Tahun, A.F. Rinaldo Jadi Kapten https://t.co/9ydu7H1Ahx— SKOR Indonesia (@skorindonesia) April 26, 2021
Berita Basket Lainnya:
Kisah Veteran Piala Asia FIBA 1993: Masih Berusia 21 Tahun, A.F. Rinaldo Jadi Kapten
CERITA RAMADAN: Jalan Berliku Kareem Abdul-Jabbar Temukan Islam dalam Damai