- Casey Stoner ungkap alasannya mundur sebagai test rider Honda dan Ducati.
- Marc Marquez tidak menginginkan kehadiran Casey Stoner di Honda.
- Sementara di Ducati, Casey Stoner merasa masukannya tak didengarkan.
SKOR.id – Peraih dua gelar juara dunia MotoGP Casey Stoner menceritakan alasannya mundur sebagai pembalap penguji (test rider) Honda dan Ducati.
Setelah memutuskan pensiun sebagai pembalap profesional di MotoGP pada akhir 2012, Casey Stoner menjadi pembalap penguji Honda pada tahun berikutnya.
Itu berbarengan dengan dipromosikannya Marc Marquez ke MotoGP oleh Repsol Honda. Yang berarti, Stoner secara tak langsung juga bekerja untuk rider Spanyol itu.
Berita MotoGP Lainnya: Berkat Dani Pedrosa, KTM Berkembang Pesat dalam MotoGP
Peran Casey Stoner sebagai pembalap penguji cukup krusial karena tugasnya membantu memberikan arahan terkait pengembangan motor baru Honda.
Tetapi, Stoner tak lama menjalankan tugasnya sebagai test rider. Pada 2015, ia memilih pergi dari Honda dan bergabung dengan Ducati untuk melakoni peran yang sama.
Dalam perbincangan dengan mantan pembalap MotoGP Chris Vermeulen, Casey Stoner mengungkapkan ada peran Marc Marquez dalam proses kepergiannya dari Honda.
“Seperti yang Anda tahu, kami memiliki peran tertentu sebagai pembalap penguji di sana bersama Ducati,” kata Stoner seperti dikutip dari motorsport.com.
“Pada awalnya saya mencoba dengan Honda, tetapi agak diperas oleh pembalap muda mereka (Marquez), yang tidak menginginkan saya berada di sana,” lanjutnya.
Bersama Ducati, The Kuri-kuri Boy juga memutuskan mengakhiri perannya sebagai pembalap penguji pada 2018 karena merasa masukannya tidak didengarkan oleh tim.
“Kami harus mengakhiri kerja sama itu. Saya tidak merasa dapat memberikan apa yang benar-benar ingin dilakukan kepada tim,” ujar Casey Stoner.
Berita MotoGP Lainnya: Jorge Lorenzo Ungkap Momen Tersulit Sekaligus Berkesan di MotoGP
“Saya tahu apa yang diinginkan pembalap. Saya tahu kerja sama kami sangat baik, tapi sayangnya pembalap tak selalu mendapat dukungan dari pabrikan,” tambahnya.
Casey Stoner mengatakan di era modern beberapa produsen tidak peduli dengan masukan pembalapnya dan hanya percaya pada data untuk meningkatkan kinerja motor.
“Mereka selalu melihat data dan mereka meyakini apa yang diyakini sebagai arah benar. Padahal, itu tak selalu cocok dengan pembalap mereka,” kata pria asal Australia itu.
Terlebih Ducati sebagai pabrikan Italia biasanya memiliki filosofi yang tradisional dan tak terlalu suka mendengarkan pendapat dari orang luar.