- CEO Dorna Sports, Carmelo Ezpeleta menanggapi komplain mengenai jadwal MotoGP 2023 yang dinilai sangat padat.
- Menurut Carmelo Ezpeleta, kalender MotoGP 2023 tidak boleh bertabrakan dengan jadwal F1.
- MotoGP mempertimbangkan berbagai hal, termasuk promotor, dalam menyusun kalender balap.
SKOR.id - Komplain akibat padatnya jadwal MotoGP 2023 membuat Carmelo Ezpeleta gerah dan akhirnya angkat bicara.
Bos Dorna Sports sebagai promotor MotoGP tersebut menjawab komplain Stefan Pierer dari KTM yang menyebut kalender 2023 sangat melelahkan, terutama seri internasional di luar Eropa.
Menurut rencana, akan ada 21 seri di MotoGP 2023 dengan beberapa lomba tambahan termasuk GP Kazakhstan di Sirkuit Sokol pada 7-9 Juli.
Jadwal terasa makin padat lantaran ada sesi sprint race yang digelar setiap Sabtu race week sehingga total ada 46 balapan yang dilakoni dalam semusim.
Carmelo Ezpeleta menjelaskan bahwa MotoGP 2023 berada dalam kondisi yang berbeda daripada dua musim terakhir ketika Covid-19 ataupun sebelum pandemi merajalela.
"Situasinya adalah kami berada dalam kompetisi dengan olahraga lain dan kami harus melakukan penyesuaian dalam menyusun kalender MotoGP (2023)," kata Ezpeleta dilansir dari Speedweek.
"Balapan tambahan yang menuntut kami memulai musim lebih awal dan mengakhirinya lebih lama jika dibandingkan dengan masa sebelum Covid-19 yang hanya 19 seri."
"Iya, kami pun mempertanyakan mengapa kami juga harus pergi ke Kazakhstan. Jawabannya adalah karena tidak ada lagi yang sepakat menggelar balapan di bulan Juli," katanya.
"Jika kami memilih tanpa Sirkuit Sokol maka akan ada lima pekan jeda musim panas seperti yang terjadi ketika GP Finlandia 2022 dibatalkan. Kami tidak ingin jadwal balapan kosong terlalu lama."
Selain itu, Ezpeleta juga menanggapi susunan kalender MotoGP 2023 yang cukup berantakan dengan adanya libur tiga pekan pada Mei dan hanya dua minggu jeda di akhir September.
"Jawaban sederhananya adalah kesalahan pada 2022. Ketika GP Mugello (Italia) berlangsung di hari yang sama dengan balapan F1 di Monte Carlo (GP Monako)," ia menjelaskan.
"Penyelanggara pun akhirnya enggan menggelar balapan yang berbarengan dengan seri F1 (menghindari 'berebut' penonton)."
"Apesnya, akan ada tiga seri F1 secara beruntun pada Mei. Jadi, kami harus menggeser seri di Mugello ke awal Juni. Kemudian GP Catalunya di September," ujarnya.
Ezpeleta pun menjelaskan bahwa pihaknya harus mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dalam menyusun kalender MotoGP 2023.
Memiliki jadwal yang berbeda dari ajang F1 menjadi syarat wajib bagi MotoGP 2023 demi meningkatkan pertumbuhan sebaga olahraga balap dunia.
"Kami harus mempertimbangkan promotor. Selain itu, terkait siaran televisi, kami tidak ingin kembali bentrok dengan jadwal F1 lagi. Setidaknya tidak di zona waktu yang sama," katanya.
"Ajang balap F1 dan MotoGP tidak boleh berlangsung di satu belahan dunia yang sama. Jelas saja itu bukan pekerjaan mudah."
"Secara pribadi, saya akan lebih tenang jika hanya ada 15 seri. Namun, kami juga perlu mengembangkan dan memperpanjang musim depan."
"MotoGP tengah bertumbuh dengan baik. Arab Saudi pun menginginkan (status tuan rumah) balapan motor (setelah menjadi tuan rumah F1)," ujarnya memungkasi.
Baca Juga Berita MotoGP Lainnya:
Bos KTM: Sprint Race Bikin MotoGP 2023 Makin Gila
Kalender Sementara MotoGP 2023 Dirilis, Jadwal GP Indonesia Digeser