SKOR.id - Memasuki bulan puasa Ramadan, bagi para penderita penyakit maag tentunya juga mempersiapkan diri lantaran harus menahan rasa lapar dan haus sekitar 13-14 jam. Mengingat, untuk mengurangi risiko para penderita maag sakitnya kambuh, disarankan untuk tidak telat makan.
Adanya perubahan waktu dan pola makan ini yang mesti harus disesuaikan lagi oleh penderita sakit maag bagi yang berpuasa di bulan Ramadan.
Sakit maag memang menjadi salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat Indonesia. Sakit maag adalah rasa tidak nyaman di perut seperti perut terasa penuh, rasa panas di bagian atas, atau terasa kembung.
Keluhan seperti itu bisa muncul selama makan, setelah makan, atau ketika terlambat makan. Penyakit ini juga harus disikapi dengan serius, meski sakit maag disebut sifatnya ringan.
Pasalnya, berdasarkan data WHO, penyakit maag atau dispepsia di dunia mencapai 13-40 persen dari total populasi setiap tahun. Berdasarkan data tahun 2019, sindrom dispepsia di Indonesia sering dialami oleh masyarakat di rentang usia 18-25 tahun.
Penyebab sakit maag pun beragam. Bisa disebabkan oleh organ saluran pencernaan seperti tukak lambung, infeksi bakteri, peradangan di lambung (gastritis), asam lambung, serta diabetes yang tidak terkontrol.
Penggunaan obat-obatan seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti aspirin atau ibuprofen, antibiotik seperti ciprofloxacin atau azithromycin, kortikosteroid, juga dapat menyebabkan sakit maag.
Sakit maag juga memiliki berbagai macam gejala. Di antaranya ada rasa nyeri di perut bagian atas, perut kembung, perut mudah terasa penuh, sering bersendawa dan kentut, rasa asam di mulut, serta rasa panas di dada atau ulu hati.
Namun bagi penderita maag akut, gejalanya juga bisa dilihat dari kondisi yang sering mual dan muntah, nafsu makan menurun, feses berwarna hitam, hingga muntah darah. Itu adalah gejala-gejala umum bagi para penderita maag akut.
Untuk pencegahan maupun pengobatan sakit maag, bisa dilakukan dengan perbaikan pola hidup dan pola makan. Mulai dari membatasi konsumsi makanan pedas atau berlemak, makan makanan yang dimasak secara matang untuk memastikan bakteri yang terkandung sudah mati, rajin mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir agar terhindar infeksi bakteri Helicobacter pylori.
Selain itu, bisa juga mengurangi konsumsi minuman berakohol dan berkafein, menghindari konsumsi obat-obatan antiperadangan nonsteroid kalau tidak diperlukan atau harus dengan resep dokter, mengelola stres dengan baik, serta tidak merokok.
Bagi Anda yang memiliki penyakit maag tapi harus berpuasa, usahakan untuk selalu makan sahur, dan ketika sahur makan makanan yang kaya serat, hindari tidur setelah sahur. Kalaupun ingin tidur usahakan menunggu 2-3 jam setelah makan sahur.
Selain itu, kurangi konsumsi obat pereda nyeri tanpa resep, dan minum obat maag saat sebelum makan sahur, malam hari sebelum tidur, atau setelah buka puasa sebelum makan malam, atau tergantung resep dokter.
Jika Anda mengalami sakit maag selama dua minggu lebih dan rasa sakitnya semakin parah lebih baik untuk menemui dokter Spesialis Gastroentero Hepatologi.
Dokter spesialis itu mengatasi berbagai gangguan pada saluran cerna, seperti lambung, hati, hingga pankreas. Penyakit yang ditanganinya antara lain seperti maag, GERD, diare, hepatitis, muntah darah dan rasa sakit pada ulu hati.