- Cameron Norrie berharap petenis asal Rusia diperbolehkan tampil di Wimbledon 2023.
- Penyelenggara Wimbledon tahun ini telah melarang atlet Rusia dan Belarus berpartisipasi dalam kompetisi.
- Sementara itu, Andrey Rublev pesimistis larangan tersebut dicabut dalam Wimbledon tahun depan.
SKOR.id - Cameron Norrie berharap petenis asal Rusia seperti Daniil Medvedev dan Andrey Rublev kembali diperbolehkan tampil di Wimbledon tahun depan.
Seperti yang diketahui, penyelenggara Wimbledon 2022 menarik partisipasi atlet Rusia dan Belarus sebagai tanggapan atas invasi militer yang terjadi di Ukraina.
Keputusan ini sebagai bentuk penolakan terhadap perang sekaligus dukungan untuk rakyat Ukraina.
Situasi serupa diharapkan oleh Norrie tidak kembali terjadi pada Wimbledon 2023.
Petenis nomor satu Inggris itu ingin persaingan Wimbledon tahun depan diramaikan oleh pemain-pemain terbaik.
"Bagi saya, saya ingin pemain terbaik di dunia bermain. Saya merasa tahun lalu sangat berat bagi mereka, terutama Daniil dan Andrey, yang berpeluang menjuarai Wimbledon," katanya.
"Saya tahu berapa banyak yang dikorbankan orang-orang itu dengan karier mereka dan tujuan mereka jelas sangat tinggi untuk memenangkan Grand Slam."
"Jadi aku benar-benar merasa tidak enak untuk orang-orang itu," Norrie menuturkan.
Efek keputusan penyelenggara melarang atlet Rusia dan Belarus bertanding membuat ATP meniadakan poin untuk semua pemain yang tampil di Grand Slam lapangan rumput itu.
Norrie, yang menjadi semifinalis Wimbledon 2022, tidak membawa pulang satu poin pun atas pencapaiannya itu.
"Bagi saya, saya hanya akan fokus pada barang-barang saya dan terus berusaha untuk berkembang," Norrie menambahkan.
"Tahun ini saya tampil bagus di sana dan mudah-mudahan ingin melakukannya lagi dan mudah-mudahan mencari beberapa poin di sana tahun depan."
Beberapa pemain Rusia telah berbicara menentang invasi negara mereka ke Ukraina, termasuk Andrey Rublev, yang beberapa kali menyerukan perdamaian.
Namun, petenis nomor delapan dunia itu pesimistis dengan larangan tersebut dicabut di Wimbledon tahun depan.
"Jika mereka larang kami untuk tahun kedua, kami tidak akan melihat perubahan dan akan jadi yang terburuk untuk tenis,” kata Rublev dalam wawancara baru-baru ini dengan claytenis.com.
"Itu tidak membantu situasi. Kami ingin menunjukkan bahwa tenis bisa lebih besar daripada politik."
"Pemerintah Inggris mungkin membuktikan bahwa bagi mereka ini semua tentang politik. Mereka menunjukkan bahwa politik lebih penting daripada perdamaian," ujar Rublev.
Baca Berita Tenis Lainnya:
Cetak Sejarah, Cameron Norrie Jadi Petenis Inggris Pertama yang Juara Indian Wells
5 Petenis Putri Ini Diprediksi Bangkit di 2023, Naomi Osaka Siap Disorot Kembali