SKOR.id – Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memperpanjang masa larangan pemakaian teknik spin serve hingga Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024 selesai bergulir.
Pada dua pekan sebelumnya, BWF telah mengumumkan keputusan larangan pemakaian teknik spin serve hingga 29 Mei 2023.
Dalam pernyataan resmi terbaru, BWF pun menambah masa larangan selama 15 bulan agar tidak memengaruhi periode kualifikasi Olimpiade dan Paralimpiade Paris 2024.
“Setelah berkonsultasi dengan komunitas bulu tangkis, Dewan BWF meyakini bahwa lebih baik melarang spin serve selama 15 bulan lagi agar tidak memengaruhi periode kualifikasi Olimpiade dan Paralimpiade dan Olimpiade.”
Spin serve sendiri dilarang penggunaanya karena dinilai dapat mengindikasikan terjadinya tindak kecurangan.
Pemain yang melakukan spin serve akan memelintir kok lebih dulu sebelum dipukul. Akibatnya, kok bergerak secara tidak teratur dan sulit dikembalikan lawan.
Teknik servis melintir ini jadi perbincangan saat dipraktikkan ganda putra Denmark, Rasmus Espersen/Marcus Rindshoj, dalam ajang Polish Open 2023 pada Maret lalu.
Namun, momen itu diyakini bukan jadi kali pertama spin serve digunakan dalam pertandingan bulu tangkis resmi BWF.
Pemain ganda Korea Selatan, Choi Sol-gyu, disebut-sebut sebagai sosok yang kerap memakai teknik spin serve jauh sebelum jadi perbincangan pada tahun ini.
Praktik spin serve pun dianggap melanggar aturan bermain yang telah ditetapkan oleh BWF.
Sebab, amandemen undang-undang BWF yang berlaku saat ini menyatakan bahwa servis harus dilakukan tanpa gerakan memutar kok sesaat sebelum dipukul.
Aturan ini diberlakukan karena BWF tengah berupaya meningkatkan jumlah reli dalam pertandingan bulu tangkis.
Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, dalam sebuah kesempatan menegaskan pihaknya sebenarnya selalu terbuka dengan inovasi dalam permainan bulu tangkis.
Hanya saja, spin serve dianggap berpotensi memberi dampak negatif pada permainan bulu tangkis terutama di level profesional.
Sebab, spin serve begitu sulit diantisipasi sehingga kok kerap melenceng saat dipukul balik oleh sang penerima servis.
"BWF menyambut para pemain yang menciptakan inovasi dalam permainan dan bereksperimen dengan teknik untuk menciptakan keunggulan kompetitif di lapangan," kata Poul-Erik Hoyer.
"Namun, kami telah menerima beberapa respons dari komunitas bulu tangkis, termasuk Komisi Atlet BWF, yang menyatakan spin serve dapat berdampak negatif pada permainan."
Poul-Erik Hoyer mengatakan spin serve mirip dengan sidek serve, yakni servis yang dilakukan oleh pemain dengan mengiris bulu kok.
Teknik yang dimiliki legenda bulu tangkis Malaysia tersebut menimbulkan kehebohan di awal 1980-an hingga akhirnya tidak lagi digunakan.
Sementara itu, larangan terbaru spin serve sudah mulai diberlakukan dalam perhelatan Thailand Open 2023 yang bergulir pekan ini, mulai 30 Mei hingga 4 Juni 2023.