- Brwa Nouri merasa masa kecilnya penuh dengan tekanan dari orang sekitar.
- Pemain berusia 33 tahun itu sempat mempunyai dua kewarganegaraan.
- Namun, kini Brwa Nauri merasa sudah diterima dan senang berada di Irak.
SKOR.id – Dalam kisah sukses, selalu ada kisah perjuangan keras di dalamnya. Hal itulah yang dialami gelandang Bali United, Brwa Nouri.
Pemain berusia 33 tahun itu menceritakan perjalanan kisah hidupnya yang tidak diterima di Irak dan Swedia. Sepak bola menjadi jalan perjuangannya mendapat legitimasi.
Kisah itu disampaikan Nauri dalam wawancara dengan Bali United. Nauri menceritakan, masa kecilnya dipenuh dengan tekanan dari orang sekitar.
Seperti diketahui, Nouri sempat memiliki dua kewarganegaraan yaitu Irak dan Swedia. Ia bercerita bahwa di dua negara tersebut dirinya seperti diasingkan.
“Ketika saya pulang ke Kurdistan, Irak, mereka anggap saya sebagai imigran dan begitu juga ketika ke Swedia, mereka juga menganggap saya sebagai imigran,” katanya.
Baca Juga: Gelandang Bali United: Karena Cinta, Lelah Pun Tak Terasa
Pemain yang sudah memantapkan pilihannya untuk menjadi warga negara Irak itu merasakan respon dari masyarakat sekitarnya sangat acuh.
“Saya tidak tahu bagaimana menceritakan ini semua, tetapi ada sesuatu pada tatapan mereka (Masyarakat Irak dan Swedia) yang tidak terlalu menyambut saya,” ucapnya.
Kerja keras untuk menggapai mimpi sebagai pesepak bola yang handal, akhirnya mengalahkan rasa ketidak percayaan dirinya selama ini.
“Namun, dengan berjalannya waktu mereka bisa menerima saya. Kalau saya orang yang baik dan pemain sepak bola yang bagus pada akhirnya menerima kehadiran saya," ujarnya.
Baca Juga: Penundaan Piala AFC 2020 Tak Pengaruhi Program Latihan Bali United
Terlepas dari itu, Nouri mengaku tidak menyesal sempat melewati masa yang cukup kelam saat diasingkan di dua negara tersebut.
“Melewati masa itu bukanlah mudah, tetapi itu semua adalah sebuah pengalaman dan saya senang pernah menjadi bagian dari timnas Irak,” ia memungkasi.