- Razlan Razali ungkap alasan lain tertarik rekrut Valentino Rossi pada tahun depan.
- Nilai jual Valentino Rossi menjadi salah satu alasan Razlan Razali ingin membawanya ke Petronas Yamaha SRT.
- Razlan Razali tegaskan membawa pembalap pemula ke MotoGP pada tahun depan sangat berisiko.
SKOR.id – Prinsipal Tim Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, menegaskan dirinya harus mengesampingkan filosofi tim yang mengandalkan pembalap muda.
Razlan Razali menegaskan bahwa situasi tahun ini "istimewa" sehingga membuat timnya harus memikirkan cara lain agar kondisi finansial tim bisa tetap berjalan.
Untuk itu, merekrut Valentino Rossi dari tim pabrikan Monster Energy Yamaha MotoGP pada tahun depan untuk menggantikan Fabio Quartararo, menjadi pilihan terbaik.
Berita MotoGP Lainnya: Cal Crutchlow: Percuma jika Mau Tiru Marc Marquez
Valentino Rossi, juara dunia MotoGP tujuh kali (2001,2002, 2003, 2004, 2005, 2008, 2009), tidak hanya bisa memberi pemasukan besar tapi juga menjanjikan hasil bagus.
“Siapa yang akan menggantikan Fabio? Jelas kami sedang dalam pembicaraan dengan Valentino," kata Razali seperti dikutip Skor.id dari Speedweek.com.
"Tapi hingga saat ini belum ada yang datang langsung kepada kami.”
Petronas Yamaha selama ini memiliki reputasi sebagai tim wadah talenta-talenta muda untuk naik ke MotoGP. Nantinya mereka berkesempatan untuk dipromosikan ke tim pabrikan.
“Sebelumnya, kami merasa mendatangkan Valentino itu bukan sesuatu yang cocok untuk kami karena kami percaya pada apa yang kami lakukan dengan Fabio,” kata Razali.
“Kami percaya bahwa mengembangkan pembalap muda adalah cara yang harus dilakukan bagi setiap tim balap dan kejuaraa.”
Petronas sejatinya memiliki tim di Moto2 yang siap memasok pembalap ke MotoGP. Tetapi, situasi tidak pasti membuat mereka menahan merekrut pembalap muda.
“Jika keadaannya normal, semua akan tergantung pada bagaimana kinerja Valentino dan pembalap kami di Moto2 pada paruh pertama musim ini,” ujar Razali.
Berita MotoGP Lainnya: Kilas Balik Hari Ini: Memperingati 3 Tahun Meninggalnya Nicky Hayden
Valentino Rossi pada awalnya memang ingin melihat performanya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk lanjut atau tidak di MotoGP.
Pasalnya, pembalap asal Italia, 41 tahun, itu tidak ingin melanjutkan karier jika kinerjanya tak kunjung membaik.
Menurut Razali, melihat delapan lomba awal biasanya cukup untuk menilai performa pembalap. Tapi, 2020 ini menjadi tahun yang tidak biasa.
"Menempatkan pembalap baru di MotoGP tanpa melihat performa adalah risiko besar,” ujarnya. “Sulit bagi kami untuk mempertimbangkan pembalap pemula tahun depan.”
Maka dari itu, Razlan Razali terus berupaya untuk mencapai kesepakatan dengan Valentino Rossi, meski tak ingin mengubah struktur tim.
“Jika kami tidak mengambil pembalap pemula, maka prospek untuk mendapatkan Valentino Rossi akan sangat menggoda,” tutur Razali.