- Sejumlah atlet DKI Jakarta tampak mengeluhkan apresiasi dari pemerintah daerah terkait PON Papua 2021.
- Jumlah bonus yang diterima para peraih medali pada PON 2021 Papua menurun dibanding edisi sebelumnya.
- Pelari gawang DKI Jakarta, Emilia Nova, mengaku kecewa dan berharap ke depan ada perubahan yang lebih baik.
SKOR.id - Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 Papua berhasil digelar dengan baik meski sempat tertunda akibat pandemi Covid-19.
Sesuai dengan namanya, PON merupakan pesta bagi para atlet Indonesia yang bertanding dengan membawa nama provinsi.
Mereka saling mengasah kemampuan, membuktikan menjadi yang terbaik, dan membanggakan daerah yang dibela.
Sayangnya, para atlet kerap mendapat kekecewaan dari daerah yang mereka wakili.
Salah satunya adalah atlet DKI Jakarta yang mengeluhkan apresiasi dari pihak pemerintah daerah yang dinilai kurang menghargai keringat para atlet.
Kekecewaan para atlet tersebut terdapat pada nominal bonus yang diberikan oleh pihak pemerintah setempat.
Tidak hanya tak sebanding dengan pengorbanan yang sudah diberikan, jumlah bonus yang diterima peraih medali bahkan turun dari empat tahun lalu.
Pada PON 2016, atlet DKI Jakarta menerima bonus sebesar Rp200 juta untuk medali emas, Rp75 juta (perak), dan Rp30 juta (perunggu).
Sementara pada PON 2021 Papua yang digelar lima tahun kemudian, jumlah bonus yang diterima para peraih medali mengalami penurunan.
Kini, bonus yang dijanjikan menjadi Rp200 juta (medali emas), Rp50 juta medali perak, dan Rp30 juta (medali perunggu)
“Satu kata untuk pemberian bonus atlet dan pelatih DKI Jakarta ini, yaitu kecewa," ujar atlet lari DKI Jakarta, Odekta Elvina Naibaho.
"Hidup atlet dari jaman dulu dan sekarang hampir sama. Hanya beda kemasan, tetapi isinya sama,” ucapnya.
Wajar bila Odekta kecewa. Pada PON 2021, ia mempersembahkan tiga medali emas dari nomor lari 5.000 meter, 10.000 meter, dan marathon putri.
“Nilai jumlah bonus atlet dan pelatih juga terlalu jauh. Pelatih hanya mendapat apresiasi medali emas 60 juta, perak 30 juta, dan perunggu 20 juta," kata Odekta.
"Miris, tega, atlet dan pelatih sama-sama bersinergi saling mendukung satu sama lain untuk mencapai hasil optimal. Namun perbedaannya begitu sangat direndahkan," tuturnya.
"Saya minta tolong para pejabat terhormat untuk dikaji dan dipertimbangkan kembali,” ia menambahkan.
Jeritan serupa juga dilontarkan Adityo Restu Putra. Atlet loncat Indah DKI Jakarta ini membandingkan apresiasi yang didapat oleh kontingen daerah lain.
“Mohon dengan hormat kepada Bapak Gubernur DKI jakarta, bapak Anies Baswedan, tolong ditinjau kembali untuk besaran bonusnya," kata Adityo.
"Kenapa dari PON 2012 tidak ada peningkatan atau kenaikan nominal bonus? Sedangkan daerah lain saja bisa menaikkan nominal bonus PON untuk atlet dan pelatihnya."
"Kenapa kami sendiri yang di ibu kota tidak bisa untuk menaikkan nominal bonus untuk PON," ujar peraih lima medali emas PON Papua 2021 itu.
Tak hanya bonus yang dikeluhkan Adityo, pajak yang besar juga menambah beban atlet. Bahkan, nominalnya bisa sampai melebihi apresiasi yang diterima.
“Pajaknya kenapa besar sekali? Pajak saya sendiri 245 juta, itu bukan nominal yang kecil untuk saya. Dan setahu saya, pajak itu tidak ditanggung oleh atlet dan pelatih,” katanya.
Meski kecewa, para atlet DKI Jakarta tak mau masalah ini justru memutus harapan para atlet di masa depan.
Ada pembenahan yang harus dilakukan agar impian para olahragawa junior tidak pupus karena minimnya apresiasi.
“Kecewa memang dengan apresiasi dari DKI Jakarta tetapi semoga ke depan bisa lebih baik lagi,” ujar pelari gawang DKI Jakarta, Emilia Nova.
View this post on Instagram
Baca juga berita PON Papua lainnya:
Naja Nazzala Hidayat, Prospek Rookie IBL dari 3x3 PON Papua 2021
Menpora: PON Papua 2021 Sukses Dalam Pelaksanaan hingga Prestasi
Top Skor PON Papua 2021, Ricky Cawor Resmi Gabung Persipura Jayapura