- Praveen Jordan menceritakan pahit manis berkarier sebagai seorang atlet bulu tangkis.
- Tandem Melati Daeva Oktavianti mengaku berpegang pada dua moto hidup untuk bertahan sebagai atlet bulu tangkis.
- Praveen Jordan juga menceritakan perasaannya dinobatkan sebagai pemain dengan smash terbaik versi BWF.
SKOR.id - Praveen Jordan menceritakan awal kecintaannya kepada bulu tangkis bermula dari sang ayah.
Tumbuh di Kota Bontang, Kalimantan Timur, Praveen Jordan memulai karier sebagai pebulu tangkis sejak kanak-kanak setelah mengikuti sebuah ajang nasional.
Dalam wawancara dengan PB Djarum yang dipandu oleh Lius Pongoh, pemain spesialis ganda campuran tersebut mengaku sempat hampir putus asa dengan kariernya.
"Saya masih ingat sekali waktu itu di tahun 2012 saat Sirnas Surabaya, saya bilang ke diri sendiri kalau tidak juara saya mau pensiun," tutur Praveen dalam sambungan video conference dengan para atlet muda PB Djarum.
"Lalu saya ditawari berpasangan dengan Vita Marissa. Saya bilang siap selalu. Lalu dicoba dua turnamen. Dari situ saya juara di Sirnas padahal niatnya kalau nggak juara saya mau berhenti."
Tandem Melati Daeva Oktavianti tersebut kemudian menceritakan awal gegar budaya yang dialaminya ketika berpasangan dengan Vita Marissa.
Praveen muda mengaku kaget ketika tetiba bermain di level superseries (setara BWF World Tour Super 500) setelah sebelumnya hanya bereksplorasi di tingkat nasional dan beberapa turnamen internasional selevel international challenge.
"Waktu itu agak kaget tapi dibimbing Ci Vita. Nggak sampe setahun saya bisa rangking ke-7," Praveen menerangkan.
Pahit manis dunia bulu tangkis telah dirasakan Praveen bersama dengan berbagai pasangan baik di nomor ganda putra maupun campuran.
Ada dua moto yang terus dipegang Praveen hingga saat ini untuk bertahan sebagai seorang pebulu tangkis nasional.
"Satu, punya keyakinan tujuan hidup. Selagi kayakinan itu tidak merugikan atau menyulitkan orang lain, jalani aja. Namun, didasari dengan tujuan dan niat baik," tutur pemain yang akrab disapa Ucok tersebut.
"Kedua, jangan mau kalah dalam situasi dan kondisi apa pun kita harus tetap berdiri. Kalau kita harus jalan dan situasi tidak mendukung ya kita harus tetap harus berjalan," lanjutnya.
"Misal, nama kita sudah dipanggil kan nggak bisa minta ditunda sejam atau besok walaupun kondisi kita lagi flu atau pusing. Nggak boleh kalah sama situasi dan kondisi."
Kerja keras Praveen pun berbuah manis. Kini Praveen, bersama dengan Melati, adalah ganda campuran andalan Indonesia di berbagai turnamen internasional.
View this post on Instagram
Gelar dari berbagai turnamen bergengsi pun berhasil digenggamnya dengan yang terbaru adalah juara All England Open 2020.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) bahkan memberikan predikat pemain dengan smash terbaik kepada Praveen yang identik dengan gaya jump smash dari area belakang lapangan.
Meskipun pujian terus datang kepadanya, Praveen mengaku bahwa dirinya masih harus belajar banyak dari pemain hebat lainnya.
"Kalau saya bisa nilai yang jauh lebih kencang juga masih banyak. Seperti Zheng Siwei (China) juga kenceng. Marcus (Fernaldi Gideon) juga. Atlet-atlet China banyak yang kenceng. Kalau saya merasanya biasa saja," Praveen menegaskan.
Sebagai informasi, Praveen/Melati saat ini menduduki peringkat keempat dunia dan menjadi salah satu andalan Indonesia untuk Olimpiade Tokyo tahun depan.
Kemungkinan besar keduanya akan melanjutkan tur dan kualifikasi Olimpiade awal tahun depan dengan mengikuti Thailand Open pada 12-17 Januari 2021.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.
Jadwal Australia Open 2021 Segera Ditentukan, 8 Februari Jadi Opsi Start https://t.co/VRws4qkt1E— SKOR Indonesia (@skorindonesia) December 3, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
BWF Sebut Draft Kalender 2021 dan Kualifikasi Olimpiade Belum Rampung
Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti Ingin Tingkatkan Konsistensi