SKOR.id - Pelatih asal Portugal, Bernardo Tavares, resmi mengumumkan kepergiannya dari PSM Makassar. Keputusan ini diambil setelah ia tak lagi bisa bertahan dengan persoalan keterlambatan gaji yang sudah dialaminya sejak awal musim melatih klub tersebut.
Dalam pernyataan resminya di akun Instagram pribadinya, Rabu (1/10/2025), Bernardo Tavares mengungkapkan rasa sedih harus meninggalkan PSM. Apalagi, dia memiliki kenangan manis berhasil membawa klub berjulukan Juku Eja itu meraih juara Liga 1 2022-2023 (setelah penantian 23 tahun).
Di samping itu, dia juga membawa PSM berhasil melaju hingga final Piala AFC Zona ASEAN pada musim 2022-2023, perempat final Piala Presiden 2022, hingga semifinalis ASEAN Club Championship 2024-2025.
Tidak hanya itu, di bawah asuhannya, PSM juga dikenal sebagai klub Indonesia dengan performa internasional terbaik dalam tiga tahun terakhir, meski harus bermain di luar Sulawesi karena keterbatasan stadion. Ia juga berhasil membentuk skuad muda yang melahirkan banyak pemain untuk Timnas Indonesia, baik di level junior maupun senior.
“Dengan kesedihan yang mendalam, saya mengumumkan kepergian saya dari PSM Makassar, klub tertua di Indonesia dengan sejarah hampir 110 tahun. Alasannya adalah karena keterlambatan pembayaran gaji, sebuah situasi yang saya hadapi sepanjang 3,5 tahun menjadi pelatih, namun kini sudah tidak dapat ditoleransi lagi,” tulis Bernardo Tavares, dalam unggahan perpisahannya itu.
Lebih lanjut, dia pun mengungkapkan bagaimana negosiasi yang dilakukannya dengan manajemen klub pada musim lalu, yang membuatnya tetap mau bertahan hingga musim ini.
“Musim lalu, saya bertemu dengan manajemen (Bapak Fajrin dan Bapak Aksa), yang meyakinkan saya mengenai stabilitas finansial dan proyek besar untuk musim 2025-2026. Saya bahkan menolak tawaran dari klub lain untuk tetap bertahan, namun kesulitan tetap berlanjut. Sangat sulit mendatangkan pemain akibat larangan transfer dari FIFA dan reputasi buruk klub terkait pembayaran, tetapi meski begitu, kami berhasil membangun tim yang kompetitif, yang kini memiliki nilai tinggi di Transfermarkt,” ujarnya.
“Selama periode ini, meskipun dengan banyak keterbatasan, kami menciptakan ikatan yang sangat kuat antara staf, pemain, dan suporter, yang memungkinkan kami melewati berbagai rintangan,” tambahnya.
Dia juga mengungkapkan alasannya memilih waktu ini untuk berpisah dengan tim berjulukan Juku Eja itu.
“Saya pergi sekarang, saat jeda internasional FIFA, agar klub memiliki waktu untuk mencari pelatih baru sebelum pertandingan pada 19 Oktober,” jelasnya.
“Saya pergi dengan rasa sakit, tapi juga dengan kebanggaan. PSM Makassar akan selalu ada di hati saya,” pungkas pelatih berusia 45 tahun.