Bek Timnas U-19 Indonesia Ini Masih Bingung saat Duet dengan Elkan Baggott

01 Nov 2020, 22:30

Sumargo Pangestu

Editor:

Bek tengah timnas U-19 Indonesia, Komang Teguh Trisnanda, mengatakan kalau dirinya belum menyatu tampil bersama Elkan Baggott di lini belakang.
Komang Teguh Trisnanda mengaku komunikasi yang menjadi kendala tak padunya berduet dengan Elkan Baggott.
Pemain kelahiran Denpasar, Bali, itu tampil bersama Elkan Baggott di lini belakang saat timnas U-19 Indonesia melakoni uji coba melawan Makedonia Utara U-19.

SKOR.id - Bek timnas U-19 Indonesia, Komang Teguh Trisnanda, mengakui dirinya masih belum padu berduet dengan pemain Ipswich Town, Elkan Baggott.

Pemain kelahiran Denpasar, Bali, itu mendapatkan kesempatan berduet dengan Elkan Baggott saat timnas U-19 Indonesia melakoni uji coba melawan Makedonia Utara U-19 di Kroasia.

Pemain asal klub Borneo FC itu menyebutkan, komunikasi yang menjadi kendala saat menjaga pertahanan bersama Elkan Baggott.

"Saya sih masih bingung dan belum nyambung (duet dengan Elkan Baggott)," kata Komang Teguh Trisnanda kepada Skor.id.

"Karena komunikasinya belum jalan. Kalau dia kan pakai bahasa Inggris, kalau saya kan bahasa Indonesia. Jadi masih belum nyambung," Pemain asal Diklat Ragunan itu menambahkan.

Timnas U-19 Indonesia total melakoni 11 pertandingan uji coba selama menjalani pemusatan latihan di Kroasia.

Selain dipasangkan dengan Elkan Baggott, pelatih timnas U-19 Indonesia, Shin Tae-yong, juga kerap menduetkan Komang Teguh dengan Rizky Ridho sebagai bek tengah.

Maklum, Elkan Baggott baru bergabung pada 7 Oktober 2020, ketika skuad Garuda Muda sudah di Kroasia.

Sedangkan TC timnas U-19 Indonesia telah berlangsung lebih dulu di Jakarta sejak awal Agustus 2020.

Sementara itu, saat ini para pemain timnas U-19 masih menunggu kepastian mengenai lanjutan TC.

Rencananya, timnas U-19 Indonesia akan kembali menjalani pemusatan latihan di luar negeri, dan salah satu negara tujuannya adalah Belanda.

Timnas U-19 Indonesia dipersiapkan secara serius untuk mengikuti Piala Asia U-19 2020 yang akan digelar pada awal tahun depan, serta Piala Dunia U-20 2021 saat Indonesia menjadi tuan rumah.

Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube dan Twitter dari Skor Indonesia.

View this post on Instagram

Sebuah blunder dilakukan PSSI pada 14 tahun silam atau 2006, efeknya Liga Champions Asia tanpa wakil Indonesia. Padahal, Persipura Jayapura sebagai juara Liga Indonesia dan Arema Malang selaku jawara Piala Indonesia berhak jadi wakil negeri ini. Sayang, kiprah keduanya bermain pada level benua yaitu Liga Champions Asia gagal karena masalah sepele yang dilakukan PSSI. Hanya karena urusan administrasi, Arema Malang dan Persipura Jayapura dicoret sebagai peserta kompetisi dengan nama lama Asian Club Championship ini. Dinyatakan, Persipura dan Arema didiskualifikasi karena tidak memenuhi syarat administrasi, yakni menyerahkan kelengkapan formulir pendaftaran pemain sampai batas waktu yang ditentukan, 12 Februari 2006. Hal inipun dijelaskan langsung oleh Presiden AFC Mohamed bin Hamman, keputusan tersebut sudah tidak bisa diutak-atik lagi. Kedua klub Indonesia tersebut, dan juga dua klub Liga Thailand, Provincial Electricity Autohority dan Thailand Tobacco Monopoli, tidak punya hak untuk mengajukan banding. Sebab, empat klub dari Indonesia dan Thailand ini telah melanggar peraturan kompetisi. Dalam Regulasi 32 G i disebutkan, setiap tim yang tidak melakukan registrasi sesuai jadwal untuk pertandingan putaran grup, maka otomatis didiskualifikasi. Pada situasi ini, tim tersebut dinyatakan kalah di semua pertandingan dengan skor 0-3. Melalui situs AFC, Mohamed bin Hamman menyatakan, keputusan ini diambil demi kepentingan terbaik buat kompetisi ini. Otomatis, PSSI harus tanggung jawab atas blunder yang memalukan ini. Seharusnya, Arema Malang masuk Grup F bersama Tobacco Monopoly (Thailand), Tokyo Verdy (Jepang), dan Ulsan Horang-i (Korea). Sedangkan Persipura gabung di Grup G bersama Shanghai Shenhua (Cina), Dong Tam Long An (Vietnam), dan Provincial Electricity Authority (Thailand). Efek blunder PSSI dan dicoretnya mereka (termasuk juga kedua klub Thailand), maka Grup F hanya tersisa Tokyo Verdy dan Ulsan Horang-I. Sementara itu, Grup G tinggal beranggotakan Shanghai Shenhua dan Dong Tam Long An. Liga Champions Asia 2006 pun berjalan tanpa wakil Indonesia efek blunder PSSI dan saat itu yang juara adalah Jeonbuk Hyundai Motors asal Korea.

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia) on Nov 1, 2020 at 6:30am PST