- Aaron Evans, bek PSS Sleman, mengatakan PSSI harus menerapkan protokol kesehatan secara ekstra termasuk jika nanti tanpa maupun dengan penonton.
- Dia berharap protokol kesehatan dapat benar-benar diperhatikan jika memang Liga 1 2020 kembali digulirkan.
- Saat ini, Aaron Evans masih berada di kampung halamannya di Canberra, Australia.
SKOR.id - Aaron Evans menyikapi wacana PSSI untuk menggulirkan lagi Liga 1 dengan mengharapkan protokol kesehatan yang ketat.
PSSI sudah memberikan opsi untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 mulai September dan Oktober mendatang.
Namun memang ini belum menjadi keputusan resmi alias masih sebatas wacana.
Berita PSS Sleman Lainnya: Meski Diboikot Suporternya, PSS Sleman Ingin Penonton Boleh ke Stadion
Terkait hal ini, bek PSS Sleman asal Australia, Aaron Evans, berharap protokol kesehatan dapat benar-benar diperhatikan jika memang kompetisi kembali digulirkan.
"Menurut saya, mengikuti protokol kesehatan adalah hal yang terbaik. Jadi meski tampil di depan suporter adalah hal yang luar biasa, namun saat kondisi seperti sekarang kesehatan adalah yang paling penting," kata Aaron Evans.
Jika nanti kompetisi dilanjutkan tanpa kehadiran penonton, mantan pemain Barito Putera ini bisa memahami kondisinya.
Ini karena memang hal yang sama juga diberlakukan oleh kompetisi di berbagai belahan dunia lainnya, termasuk di Eropa.
"Saat ini semua juga menggelar pertandingan tanpa penonton sampai wabah corona berakhir," kata pemilik nomor punggung 2 di skuad Elang Jawa ini.
Andai nantinya ternyata penonton mendapatkan lampu hijau untuk hadir di stadion, dia mengatakan protokol kesehatan harus dilaksanakan dengan ketat.
Saat ini, Aaron Evans masih berada di kampung halamannya di Canberra, Australia.
Dalam postingan kesehariannya di medsos, Aaron Evans terus menjaga kondisi dengan latihan mandiri di kediamannya.
Berita PSS Sleman Lainnya: Pelatih PSS Sleman Ingin Status Kontrak Jelas Sebelum Liga Dilanjutkan
Pemain berposisi sebagai stopper ini sebelumnya juga harus menjalani karantina sekembalinya dari Indonesia.
Karantina berlangsung 14 hari di Sydney sebelum dia dapat pulang ke Canberra yang berjarak tiga jam perjalanan darat dari Sydney.