SKOR.id - Sosok Carolina Marin sempat menjadi tunggal putri terbaik di dunia sebelum cedera ACL menenggelamkannya pada 2019. Kini ia perlahan bangkit dan menargetkan emas kedua di Olimpiade 2024.
Carolina Marin menjadi sangat ditakuti di skena tunggal putri dunia. Sejak 2014, prestasiya meningkat hingga puncaknya mendapat medali emas Olimpiade Rio 2016.
Marin bahkan menduduki singgasana tunggal putri nomor 1 dunia pada tahun 2015, bertahan secara berturut dalam 30 pekan lamanya, dari 66 pekan total duduk sebagai pebulu tangkis terbaik.
Namun, cedera membawanya tenggelam. Di tengah makin kompetitifnya persaingan ganda putri, Marin harus berjuang pulih dari cedera ACL sejak 2019.
Ajang Indonesia Masters 2019 menjadi saksi. Bertanding menghadapi Sania Nehwal di final, langkah Marin harus terhenti sebelum interval game pertama karena ligamennya robek.
Cedera ini membawa Marin menuju masa-masa terpuruk. Ia harus melewati pemulihan hampir selama empat tahun.
Ya, pemulihan yang dialami Carolina Marin terbilang cukup lama karena setelah sempat menelan cedera tambahan.
ACL lutut kirinya robek, ditambah cedera meniskus ganda, tepat sebelum penjadwalan ulang Olimpiade 2020 pada tahun 2021.
Kejadian ini mengakhiri harapannya untuk mempertahankan gelarnya di Jepang, yang pada akhirnya emas tunggal putri diraih oleh Chen Yufei.
Berkaca kepada Rafael Nadal
Waktu yang lama untuk pulih dari cedera tak membuat Marin menyerah. Ia mengaku ragu untuk bisa kembali ke kondisi terbaiknya, namun ia tak ingin menyerah.
"(Pemulihan) itu adalah proses yang sulit. Dua cedera saya sangat buruk, terutama yang kedua. Tapi kami terus berjuang dan bekerja menuju tujuan kami, terutama Olimpiade yang akan berlangsung kurang dari satu setengah tahun," kat Marin dikutip dari laman Olimpiade.
Salah satu inspirasinya melalui pemulihan tersebut adalah sesama peraih medali Olimpiade dari Spanyol Rafael Nadal.
"Dia (Rafael Nadal) lebih merupakan inspirasi sebagai pribadi daripada seorang atlet. Saya selalu lebih fokus pada pribadinya."
Hasilnya, sejak kembali pada tahun 2022, Carolina Marin terus menunjukkan performa terbaiknya pasca-comeback.
Sang atlet langsung memenangkan Kejuaraan Eropa 2022 di Madrid dalam laga pertamanya usai pulih.
Marin lalu mencapai Dua final Tur Dunia BWF selanjutnya di Prancis Terbuka 2022 dan Indonesia Masters 2023.
Terbaru, Carolina Marin meraih gelar juara pertamanya pada Orleans Masters 2023.
Saat ini, Carolina Marin bercokol di ranking keenam tunggal putri dunia, dan menjadi pebulu tangkis kedua terbaik di ranking Road to BWF World Tour Finals 2023.
Catatan Carolina Marin usai comeback (2022-2023):
Kejuaraan Eropa 2022 - Juara
Indonesia Open 2022 - 16 Besar
Malaysia Open 2022 - 16 Besar
Kejuaraan Dunia BWF 2022 - Perempat Final
Japan Open 2022 - Perempat Final
Canada Open 2022 - Semifinal
Denmark Open 2022 - 16 Besar
French Open 2022 - Runner-up
Hylo Open 2022 - Perempat Final
Malaysia Open 2023 - Perempat Final
India Open 2023 - Perempat Final
Indonesia Masters 2023 - Runner-up
All England 2023 - Perempat Final
Spain Masters 2023 - Semifinal
Orleans Masters 2023 - Juara
Memangsa emas Olimpiade lagi
Petenis nomor tujuh dunia itu memiliki pandangan yang jelas untuk memenangkan medali emas kedua di Olimpiade 2024.
"Sekarang kami memiliki waktu kurang dari satu setengah tahun untuk berada di Olimpiade lagi, dan terlebih lagi di Paris - sangat dekat dengan rumah," kata Marin.
Namun, lawan Marin tak mudah pada periode-periode ini. Beberapa nama kini berada dalam performa terbaik.
Sebut saja wakil Asia Timur, An Se Young (Korea Selatan) dan Chen Yufei (Cina). Keduanya merupakan kandidat kuat pada awal-awal tur BWF tahun 2023.
Belum lagi, kebangkitan nama-nama lain seperti Gregoria Mariska tunjung yang mengalahkannya pada Spain Masters 2023, atau Akane Yamaguchi yang tampil dominan sepanjang tahun ini.
Akan tetapi, kembalinya Marin membawa atmosfer persaingan yang lebih kompetitif lagi di sektor tunggal putri. Sebuah angin segar bagi penggemar untuk makin sering melihat performa-performa berkualitas di setiap turnamennya.