- Mantan pelatih timnas Malaysia, B Satianathan, memiliki pendapat berbeda soal kehadiran pemain asing di Liga Malaysia.
- B Satianathan membandingkan capaian prestasi Malaysia dengan negara-negara yang kompetisinya diramaikan pemain asing, termasuk Indonesia.
- Oleh karena itu, B Satianathan berusaha melecut daya saing para pemain lokal dengan pemain asing, terutama yang berposisi sebagai striker.
SKOR.id - Mantan pelatih timnas Malaysia, B Satianathan, berusaha melecut daya saing striker lokal dengan para striker asing.
B Satianathan memiliki pendapat yang berbeda dari para pengamat sepak bola Malaysia.
Ia tak menganggap kehadiran pemain asing sebagai faktor penghambat perkembangan pemain lokal.
B Satianathan justru menilai para pemain lokal Malaysia tak berani bersaing dengan striker-striker asal mancanegara.
"Saya ingat ketika Marlon Alex James bertanya kepada saya mengapa orang asing selalu muncul sebagai pencetak gol terbanyak," kata B Satianathan, dikutip dari New Straits Times.
"Saya pikir itu karena pemain lokal tidak ingin menantang orang asing. Sebaliknya, mereka menghindar," ia menambahkan.
Oleh karena itu, Satianathan mendesak pemain lokal Malaysia, terutama para striker untuk meningkatkan kualitas permainan mereka.
Para striker lokal Malaysia harus berani bersaing dengan para pemain asing untuk mendapatkan menit bermain secara reguler.
Ia percaya bahwa semakin banyak menit bermain reguler yang didapatkan seorang pemain akan semakin membuat kualitasnya meningkat.
Lebih lanjut, pelatih berusia 63 tahun itu menyebut bahwa melarang pemain asing untuk merumput di Liga Malaysia juga akan berdampak pada kualitas kompetisi.
Ia pun mencontohkan banyaknya pemain asing yang merumput di Liga Indonesia, Thailand, Jepang maupun Korea Selatan.
Meski kompetisi di empat negara tersebut diramaikan para pemain asing, Indonesia dan Thailand mampu mendulang prestasi di Piala AFF 2020.
Di Jepang dan Korea Selatan lebih bagus lagi. Para pemain Jepang dan Korea Selatan mampu bersaing dengan pemain asing sehingga merekalah yang tampil sebagai starter.
"Lihat saja liga-liga di Thailand dan Indonesia. Meski liga-liga mereka banyak pemain asing, mereka tetap finis sebagai juara dan runner-up Piala AFF tahun lalu," ucap Satianathan.
"Di Liga Jepang dan Korea Selatan, sebagian besar pemain lokal memulai pertandingan, sementara pemain asing masuk sebagai pemain pengganti. Jepang dan Korea bekerja keras untuk mencapai level tertentu."
"Para pemain kami harus bekerja lebih keras, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari semua orang dalam sepak bola modern," ia menambahkan.
Berita Malaysia lainnya:
Timnas U-23 Malaysia Masih Berharap Bisa Diperkuat Pemain dari Amerika Serikat
Federasi Beri Restu Klub Liga Malaysia Bebas Menaturalisasi Pemain Asing
Saddil Ramdani Rasakan Kekalahan Pertama di Malaysia pada 2022