- Petenis ranking 12 dunia asal Spanyol, Roberto Bautista, akan menjadi ayah pada Agustus.
- Istrinya, Ana Bodi, yang dinikahinya beberapa hari setelah kematian ayahnya, Ximo Bautista, sedang hamil anak pertama mereka.
- Petenis 31 tahun itu berbagi kisah ditinggal orangtua dalam blog Behind The Racquet yang dikelola petenis Amerika, Noah Rubin.
SKOR.id – Petenis ranking 12 dunia, Roberto Bautista Agut, akan jadi ayah. Istrinya, Ana Bodi diperkirakan akan melahirkan anak pertama mereka pada Agustus.
Tetapi, hati Roberto Bautista Agut, 31, justru campur aduk. Semifinalis Wimbledon 2019 itu teringat ayah ibunya yang meninggal dalam selang waktu 18 bulan.
Baca Juga: Skortun: Si Toki ''Tantang'' Juara Lompat Jangkit Tingkat Kabupaten
Padahal, si bayi bisa jadi alasan Roberto Bautista Agut untuk bahagia karena menikah hanya beberapa hari setelah kematian ayahnya, Ximo Bautista, enam bulan lalu.
Ximo meninggal pada 22 November 2019 karena cedera yang lama dideritanya.
Saat itu, Rober - panggilan akrab Bautista - sedang berada di Madrid, Spanyol, untuk persiapan menjelang pertandingan final Piala Davis bersama tim tenis Spanyol.
Dengan hati berduka, Bautista meninggalkan Madrid, menguburkan ayahnya pada Sabtu (24/11/2019), kemudian terbang kembali ke Madrid untuk membantu Spanyol menyabet trofi Piala Davis keenam mereka.
Yang luar biasa, hanya 24 jam setelah menerima kabar kematian Ximo, Bautista memastikan Spanyol menang 2-0 atas Kanada, setelah Rafael Nadal.
Pada saat penyerahan trofi juara, Bautista tak kuasa menahan air matanya. Bahkan, Nadal mengakui komitmen rekannya itu sepanjang pertandingan.
Tapi, Bautista seakan ditakdirkan menghadapi hal-hal berat. Sebelumnya, ibu Bautista, Esther, meninggal secara mendadak.
Melalui bolg Behind The Racquet, Bautista menjelaskan kesulitan dalam satu tahun terakhir setelah kehilangan kedua orang tua untuk selama-lamanya.
Behind The Racquet itu semacam blog pribadi untuk tempat berbagi masalah pribadi di luar lapangan, yang dikelola pemiliknya petenis profesional Amerika, Noah Rubin.
Blog ini cukup dipercaya para kolega Rubin. Bautista adalah atlet terakhir yang membuka hatinya untuk Behind The Racquet.
Esther, ibu Bautista lebih dulu meninggalkan keluarganya. Perempuan itu meninggal dalam tidurnya pada 2018. Saat itu suaminya terbaring di kamar sebelah.
“Saya berada di klub ketika menerima kabar ibu saya tidur dan tidak bangun lagi. Dia baru 52 tahun. Tapi ibu saya menderita banyak stres ketika merawat ayah saya.”
Baca Juga: Tenis Indonesia Intip Peluang ke Olimpiade Tokyo
Empat tahun silam, ayah Bautista terjatuh saat membersihkan kandang kuda dan dokter memastikan pria itu mengalami kelumpuhan dari leher ke bawah.
Yang menambah beban Bautista, insiden itu terjadi sebelum Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil. Dia nyaris memutuskan untuk tidak ikut rombongan ke Brasil.
Ximo pun hanya bisa terbarung di tempat tidur. Dia bahkan membutuhkan mesin respirator buatan karena dia tidak bisa bernapas sendiri.
“Kami merekrut dua orang, dibantu oleh ibu saya, untuk merawat ayah saya 24 jam sehari. Ketika Ibu meninggal, saya dan Ana memutuskan untuk tambah orang."
Satu hal yang paling diingat Bautista, dia tidak bisa berhenti bermain tenis.
Baca Juga: Legenda Sepak Bola Inggris Ragukan Jadon Sancho ke Man United
Pertama, karena mereka butuh biaya operasi dan perawatan Ximo.
Juga karena sang ayah tidak ingin putra yang begitu dibanggakannya melepas impian yang telah digenggamnya sejak kecil.
Maka itu Bautista tetap bermain di Piala Davis walau baru menghadiri pemakaman ayahnya beberapa jam sebelumnya. “Itu pasti yang diinginkan ayah saya.”
Kematian Ximo agak tak terduga, tapi Bautista tahu itu bisa terjadi kapan saja. “Anda kehilangan satu-satunya orang tua yang masih ada dan tak ada kata-kata.”
“Tetapi, momen sulit ini membuat saya lebih kuat, lebih fokus, dan termotivasi. Saya akan menunjukkan kepada ibu ayah saya bahwa kerja keras mereka sepadan."