SKOR.id – Arne Slot telah melakukan sesuatu di Liverpool FC yang hanya dilakukan Jurgen Klopp sekali dalam delapan musim penuh sebagai pelatih: memenangi tiga pertandingan pembuka Liga Inggris (Liga Premier) tanpa kebobolan.
Mantan bos Feyenoord ini memiliki tugas besar yang harus diisi ketika ia menggantikan Klopp, yang memenangi Liga Champions (pada musim 2018-2019) dan Liga Inggris (2019-2020) bersama The Reds.
Penggemar berat Liverpool tidak yakin akan seperti apa kinerja tim di bawah pelatih baru yang ditunjuk pada 1 Juli 2024 lalu. Namun, tanda-tanda awal Slot menangani Liverpool terlihat bagus.
Sebenarnya, apa kelebihan Slot dibanding Klopp? Taktik seperti apa yang diterapkan Slot sehingga sementara ini mampu mengungguli Klop?
Skor.id akan coba membahasnya secara detail dalam Skor Special edisi kali ini. (Skor Special adalah artikel yang akan memberikan perspektif berbeda setelah Skorer membacanya dan artikel ini bisa ditemukan dengan mencari #Skor Special atau masuk ke navigasi Skor Special pada homepage Skor.id.).
“Hal yang paling mengesankan adalah Slot hadir dengan bersahaja dan keren. Liverpool (di bawah Slot) sedikit mengubah cara bermain sehingga kini tidak terlalu panik,” kata mantan pesepak bola Inggris Chris Sutton yang kini menjadi analis BBC.
“Memang luar biasa melihat permainan Liverpool di bawah Jurgen Klopp. Namun tampaknya (kini) mereka memiliki kontrol yang lebih baik.”
The Reds sepertinya juga mulai mengatasi masalah lini pertahanannya. Lantas, apa saja perbedaan dan yang masih sama di Liverpool, di bawah Klopp dan Slot?
Materi Pemain Tak Banyak Berubah
Satu-satunya transfer musim panas yang langsung bergabung ke Anfield hanyalah Federico Chiesa. Mantan penyerang saya Juventus FC itu sejauh ini baru sekali dimainkan Slot di Liga Inggris, dari total 14 laga Liverpool di semua kompetisi pada musim 2024-2025.
Itu berarti tim yang diturunkan Slot adalah skuad yang juga tersedia untuk Klopp. Namun dengan beberapa pemain pinggiran yang hilang, ditambah bek tengah Joel Matip.
Penggemar Liverpool sempat mengeluhkan kegagalan mendatangkan gelandang bertahan, khususnya Martin Zubimendi dari Real Sociedad. Tetapi, Slot justru memilih memainkan kompatriotnya (sesama orang Belanda), Ryan Gravenberch.
Gelandang tengah berusia 22 tahun yang ditarik pada 1 Juli 2023 lalu dari FC Bayern Munchen itu sudah 14 kali dimainkan musim ini (10 di Liga Inggris, 4 Liga Champions) dari 16 pertandingan The Reds di semua ajang.
“Semua pembicaraan di Liverpool pada jendela transfer musim panas adalah tentang mendatangkan gelandang bertahan. Namun di pertandingan pembuka semua pemain yang ditempatkan di sana sangat cerdas,” ucap Sutton yang juga mantan striker Blackburn dan Celtic.
“Mereka telah menunjukkan bahwa posisi (pemain) nomor enam tidak akan terlalu menjadi masalah karena mereka mempunyai bakat yang mudah beradaptasi.”
Diogo Jota juga lebih disukai daripada Darwin Nunez di lini depan musim ini. Musim lalu Nunez menjadi starter lebih banyak pertandingan dibanding pemain Portugal itu.
Dari segi formasi, Slot menggunakan 4-2-3-1 dibandingkan dengan 4-3-3 andalan Klopp. Perbedaan utamanya adalah dua gelandang bertahan – Gravenberch dan Alexis Mac Allister – dengan Dominik Szoboszlai bermain lebih maju daripada sebelumnya.
Satu-satunya perubahan nyata yang dilakukan Slot di antara pertandingan adalah Ibrahima Konate menggantikan bek tengah Jarrell Quansah di babak pertama dalam pertandingan pembuka melawan Ipswich Town. Konate kemudian mempertahankan tempatnya setelah itu.
Performa Bagus melawan Tim-tim Kuat di Liga Inggris
Musim ini, Slot sudah melakoni 16 pertandingan di semua kompetisi, termasuk sembilan di Liga Inggris. Pelatih asal Belanda berusia 46 tahun itu kembali melewati satu tes penting pada akhir pekan lalu dengan menahan tuan rumah Arsenal FC, 2-2.
Hasil itu mengecewakan bagi Arsenal dan pelatih Mikel Arteta karena gagal mengamankan tiga poin di kandang. Tetapi bagi Slot dan Liverpool, hasil itu kembali menjadi bukti mereka mampu menunjukkan performa kuat melawan tim-tim “Big Six” (enam besar).
Hasil itu juga membuat Liverpool masih menjaga jarak aman dengan pemuncak klasemen sementara dan juara bertahan Liga Inggris, Manchester City.
Dengan hasil di kandang Arsenal itu, Liverpool hanya sekali kalah dari sembilan pertandingan pembuka Liga Inggris musim ini, dan hanya kehilangan total lima poin.
Liverpool membuat awalan solid musim ini dan bahkan impresif karena faktanya, skuad Slot sudah mengalahkan Manchester United 3-0 di Old Trafford, Chelsea FC 2-1 di Anfield, dan imbang di Emirates.
Hal ini tidak hanya berarti bahwa Liverpool tetap tak terkalahkan melawan klub-klub yang secara tradisional besar di Liga Inggris, tetapi juga telah meningkatkan permainan mereka dalam pertarungan yang sering kali membuat klub kehilangan poin penting di bawah kepemimpinan pendahulu Slot, Jurgen Klopp.
Faktanya, ketika membandingkan rekor kedua pelatih dalam pertandingan tersebut (menggunakan rekor Klopp melawan enam tim teratas Liga Inggris di setiap musim dan rekor Slot melawan “Big Six” tradisional musim ini), publik dapat melihat seberapa besar kemajuan yang telah dicapai Slot.
Problem Klopp Menghadapi Top Six Liga Inggris
Meskipun Klopp tidak hanya terbukti menjadi satu-satunya pelatih yang mampu mematahkan cengkeraman Pep Guardiola dan Manchester City atas Liga Inggris, lewat gelarnya pada 2019-2020—di samping dua dari lima total poin terbaik klub dalam sejarah Liga Inggris pada 2018-2019 dan 2021-2022—Liverpool tidak diragukan lagi kesulitan untuk menyamai kecepatan yang ditetapkan Man City di setiap musimnya.
Dalam beberapa situasi, Liverpool nyaris juara liga (pada 2021-2022 mereka hanya terpaut satu poin dari posisi teratas). Tetapi pada situasi lain, mereka tertinggal jauh dari tim-tim yang lebih baik di liga (finis 22 poin di belakang Man City pada musim berikutnya).
Namun di hampir semua situasi, apa yang benar-benar membedakan Liverpool dan Guardiola adalah rekor mereka dalam pertandingan-pertandingan penting melawan klub-klub lain yang bersaing memperebutkan enam tempat teratas di Liga Inggris.
Jika menghitung 30 pertandingan yang dimainkan Liverpool melawan tim-tim yang akhirnya finis di enam besar liga dalam tiga musim terakhir, mereka 11 kali menang, tiga imbang, dan 13 kali kalah.
Bila Anda membandingkannya dengan performa Liverpool secara keseluruhan di semua pertandingan liga pada periode tersebut, tidak diragukan lagi hal ini menunjukkan penurunan performa dan, yang terpenting, banyak poin yang hilang.
Seperti yang ditunjukkan grafik di atas, poin Liverpool per pertandingan di semua pertandingan selama tiga musim adalah 2,11. Namun kemudian turun menjadi hanya 1,53 saat melawan tim-tim enam besar.
Secara total, Liverpool telah kehilangan 46 poin dalam pertandingan-pertandingan tersebut di tiga musim liga dan dalam banyak kasus, penurunan poin ini sangat merugikan mereka.
Tentu saja kehilangan 12 poin pada 2021-2022 menghentikan mereka memenangi gelar liga. Sementara membuang 16 poin pada 2022-2023 seharusnya akan membuat mereka naik dari posisi kelima ke posisi ketiga. Sedangkan kehilangan 16 poin musim lalu melebihi gap 11 poin antara mereka (Liverpool) yang finis ketiga dengan Man City di posisi pertama.
Tabel Head to Head, Delapan Besar Liga Inggris dalam Tiga Musim Terakhir:
Klub | Poin |
Manchester City | 85 |
Liverpool | 77 |
Arsenal | 72 |
Manchester United | 52 |
Chelsea | 50 |
Tottenham Hotspur | 46 |
Newcastle United | 44 |
Aston Villa | 41 |
Klopp vs Slot, Rekor di Laga-laga Besar bersama Liverpool
Tentu saja, tidak ada yang memperkirakan Liverpool memenangi setiap pertandingan melawan tim enam besar. Namun ketika membandingkan rekor mereka dalam pertandingan-pertandingan ini dengan rekor Man City sendiri, dapat dilihat di mana letak kesenjangan antara juara abadi Guardiola dan tim yang mengejarnya.
Seperti yang diilustrasikan tabel di atas, Liverpool asuhan Klopp adalah yang terbaik dari tim lainnya ketika berhadapan dengan tim lain yang berjuang untuk posisi enam besar, tetapi meraih delapan poin lebih sedikit daripada Man City.
Tidak diragukan lagi, ini adalah margin yang sangat bagus. Tapi margin tersebut juga merupakan jenis margin yang Slot tahu akan menentukan masa jabatannya sebagai pelatih Liverpool.
Ketika melihat bagaimana kinerja Slot sejauh ini, publik dapat dengan cepat melihat mengapa pelatih Liverpool itu mungkin melakukan upaya bersama untuk meraih poin maksimal dalam permainan ini.
Sementara rasio kemenangan Klopp melawan enam tim teratas setiap musim hanya mencapai 37%, kehebatan Slot saat melawan Man Utd, Chelsea, dan Arsenal mencapai 66%.
Seperti yang bisa dilihat pada boks di atas, hal itu berarti Liverpool di bawah Slot memperoleh 2,33 poin per laga melawan “Big Six”, sementara tim Klopp hanya berhasil mengumpulkan 1,53 poin per laga ketika mereka menghadapi tim yang finis di enam besar setiap musimnya.
Angka-angka Slot pasti akan berubah dan perlu diperbaiki setelah The Reds menghadapi Aston Villa, Manchester City, Newcastle United, dan Tottenham Hotspur sebelum akhir tahun.
Namun, untuk saat ini, Slot telah melewati setiap ujian yang dihadapinya sebagai pelatih Liverpool dan dalam banyak hal telah meningkatkan rekor pendahulunya di pertandingan-pertandingan besar.
Kesimpulan
Perbedaan utama tampaknya terletak pada soliditas pertahanannya. Liverpool di bawah Klopp tidak memiliki masalah dalam mencetak gol dan memenangkan pertandingan, namun memiliki kecenderungan untuk kebobolan juga.
Musim ini di bawah Slot, The Reds memastikan mereka memiliki jumlah pemain yang kembali jika mereka kehilangan penguasaan bola dan tidak terjebak dalam transisi. Liverpool masih menekan musim ini tetapi mungkin pendekatannya sedikit lebih terkendali dan lebih hati-hati.”
Di sisi lain, Slot melatih Liverpool dengan caranya sendiri tanpa berusaha menjadi atau meniru Klopp. Ia juga memiliki aura otoritas.
Kendati semua tampak berjalan seperti biasa, ada juga perbedaan kecil. Liverpool terlihat sedikit lebih terkontrol di bawah Slot dibandingkan dengan pendekatan yang mendebarkan, namun terkadang kacau, di bawah Klopp – yang memang membawa kesuksesan besar.
Penyerang bintang Liverpool era Klopp, Mohamed Salah, mengawali musim ini dengan performa apik. Diturunkan di semua laga Liverpool sejauh musim ini berjalan, 16, penyerang internasional Mesir itu total sudah 18 kali terlibat dalam gol The Reds (9 gol dan 9 assist).
“Saat ini (permainan Liverpool) sangat berbeda dibandingkan dengan sebelumnya. Sekarang kami mencoba untuk mengontrol bola sepanjang waktu,” ucap Salah, beberapa waktu lalu kepada situs web Liverpool.
“Sebelumnya itu bukanlah hal yang nomor satu, karena bersama Jurgen (Klopp) sebagian besar waktu kami mencoba melakukan serangan balik atau counter-press dan mencoba memenangkan bola setinggi mungkin.
“Kami masih melakukan hal itu, tapi juga ketika Anda menguasai bola, Anda punya lebih banyak waktu untuk menjaga bola dan mencoba menggerakkan bola.”