- Ayaka Takahashi memprediksi sektor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 masih akan didominasi oleh wakil Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
- Menurutnya, Korea Selatan memiliki pola menyerang sedangkan Cina tidak memiliki karakteristik khusus tetapi memiliki senjata mematikan di turnamen.
- Peraih medali emas Olimpiade 2016 tersebut menjagokan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota sebagai penerus tradisi Jepang di Tokyo 2020.
SKOR.id - Ayaka Takahashi memproyeksi peta persaingan sektor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020 yang masih akan didominasi oleh pemain Asia Timur.
Setelah pensiun sebagai pemain profesional, Ayaka Takahashi makin aktif sebagai komentator dan pengamat olahraga terutama bulu tangkis.
Dalam sebuah wawancara, peraih medali emas Olimpiade Rio 2016 itu menjelaskan bahwa Cina, Jepang, dan Korea Selatan akan mendominasi sektor ganda putri di Tokyo 2020.
"Pada Olimpiade Tokyo nanti, masing-masing dua ganda putri Jepang, Cina, dan Korea Selatan berpeluang besar meraih medali emas," ujarnya dilansir dari aiyuke.com.
"Namun, belum ada yang pasti karena memang sangat berat untuk membayangkan siapa yang akan menang. Baik Jepang, Cina, maupun Korea Selatan memiliki kekuatan juara."
Takahashi yang berpasangan dengan Misaki Matsutomo ketika memenangi medali emas Rio 2016 mengatakan bahwa setiap negara memiliki karakteristik ganda putri yang berbeda.
Terkhusus untuk Trio Asia tersebut, Takahashi merasa bahwa Korea Selatan adalah negara dengan tipe permainan yang paling konsisten.
"Dalam dunia bulu tangkis, terutama ganda putri, kekuatan dan pertahanan adalah hal paling umum. Nah, ganda putri Korea Selatan memiliki serangan yang baik," ujar Takahashi.
"Dalam dua tahun terakhir, eks pelatih Korea Selatan mengatakan bahwa progres tim mereka sangat mengerikan."
"Sedangkan ganda putri Cina tak memiliki karakteristik khusus tetapi mereka selalu lolos ke Olimpiade. Permainan para pemain Cina selalu menyenangkan untuk disaksikan," katanya.
Untuk Jepang sendiri, menurut Takahashi, kekuatan terbesar saat ini berada di tangan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Rivalitas kedua pasangan ini terjadi tidak hanya dalam skala lokal tetapi juga internasional mengingat keduanya masuk dalam jajaran top 3 dunia untuk saat ini.
"Jika Olimpiade digelar tahun ini maka Fukushima/Sayaka Hirota berpeluang besar untuk memenangi medali emas ganda putri," kata Takahashi.
"Saat Olimpiade mundur setahun, maka Fukushima berusia 28 tahun dan mungkin fisiknya akan menurun. Padahal kekuatan fisik dan mental sangatlah penting."
"Sedangkan Matsumoto/Nagahara yang dua kali juara dunia biasanya mudah kalah ketika berhadapan dengan wakil Korea Selatan," kata perempuan 30 tahun ini.
Namun, ketika harus memilih siapa yang berpotensi untuk meraih medali emas Olimpiade Tokyo, Takahashi merasa bahwa Fukushima/Hirota adalah jawabannya.
Menurutnya, Fukushima/Hirota punya kemampuan dalam mengatasi pukulan berantai ketika berhadapan dengan ganda putri internasional, termasuk wakil Cina maupun Korea Selatan.
"Saat Olimpiade nanti, baik Fukushima/Hirota maupun Matsumoto/Nagahara tidak sedang dalam tekanan. Saya harap mereka bisa menikmati turnamen," Takahashi memungkasi.
Olimpiade Tokyo 2020 dijadwalkan berlangsung tahun depan dengan jadwal cabang olahraga bulu tangkis pada 24 Juli hingga 2 Agustus.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
Wacana IBL 2021 Tanpa Pemain Asing, Dinilai Tak Efektif Menghemat Keuangan Klub https://t.co/zGN3xhu8fU— SKOR Indonesia (@skorindonesia) November 11, 2020
Berita Bulu Tangkis Lainnya:
Kento Momota Ingin Tiru Prestasi Lin Dan
Gagal Pertahankan Motivasi, Pebulu Tangkis Putri Jepang Ini Memilih Pensiun