- Mendiang ayah Nicky Hayden, Earl Hayden, meninggal dunia pada Kamis (30/12/2021).
- Earl Hayden sudah lama menderita kanker kerongkongan.
- Earl Hayden berjasa besar dalam karier seorang Nicky Hayden.
SKOR.id - Kabar duka datang dari jagat MotoGP. Ayah juara dunia MotoGP 2006, Nicky Hayden, Earl Hayden, meninggal dunia pada Kamis (30/12/2021).
Earl Hayden pergi untuk selama-lamanya hanya dua hari sebelum perayaan Tahun Baru 2022 akibat kanker kerongkongan yang sudah lama diderita.
Ia meninggalkan sang istri, Rose, serta dua putra, Tommy dan Rogers, serta dua putri, Jenny dan Kathleen. Selain itu, beberapa cucu.
Sebagai informasi, Nicky Hayden sudah lebih dulu meninggal dunia. Tepatnya pada 22 Mei 2022 akibat kecelakaan saat bersepeda di Cesena, Italia.
Earl Hayden sendiri berjasa besar terhadap karier sang putra, semasa aktif fi MotoGP. Dia menekankan kerja keras kepada Nicky Hayden.
Bahkan, nilai-nilai tersebut sudah ditanamkan olehnya, termasuk soal etika balap, sejak putranya tersebut masih belia.
Selama berkarier di dunia balap motor, baik AMA Superbike, MotoGP, maupun World Superbike (WSBK), Nicky Hayden selalu didampingi Earl Hayden.
Ia juga menjadi saksi keberhasilan Nicky Hayden meraih gelar juara dunia MotoGP 2006. Ketika itu, Nicky Hayden terlibat persaingan dengan Valentino Rossi.
Sebagai catatan, Tommy Hayden maupun Roger Hayden juga terjun di dunia balap. Namun keduanya tak memiliki karier secemerlang Nicky.
Pada 2002, Earl Hayden mungkin menjadi ayah paling bangga di AS. Sebab ketiga anaknya finis satu, dua, dan tiga pada AMA Superbike di Springfield TT.
Hayden juga juara umum AMA Superbike pada musim itu dan langsung dipinang Repsol Honda untuk 2003, menggantikan Rossi yang pindah ke Yamaha.
Untuk diketahui, nomor 69 yang dipakai Hayden selama berkarier dalam dunia balap motor merupakan pilihan sang ayah.
Earl mengatakan kepada Nicky, kalau 69 adalah nomor unik karena saat motor terjatuh, nomor tersebut tetap terbaca dengan 69.
View this post on Instagram
Berita MotoGP Lainnya:
Jelang MotoGP Indonesia 2022, Media Jerman Keluhkan Proses Birokrasi yang Berbelit