- Australia telah merelokasi beberapa atlet Afganistan yang melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
- Termasuk di antaranya atlet Olimpiade, Kimia Yousofi, dan peraih medali Asian Games, Ahmad Abasy.
- IOC memberikan bantuan dana kepada atlet yang bersangkutan selama menetap sementara di Australia.
SKOR.id - Australia telah merelokasi pembawa bendera Olimpiade Afghanistan, Kimia Yousofi, dan atlet lainnya beserta keluarga yang melarikan diri dari pemerintahan Taliban.
Komite Olimpiade Australia (AOC) mengatakan lima keluarga Afghanistan yang memiliki hubungan dengan gerakan Olimpiade telah tiba di Australia dalam beberapa bulan terakhir.
Selain Kimia Yousofi yang tampil dalam cabor atletik Olimpiade Tokyo 2020 ada pula Ahmad Abasy yang peraih medali Asian Games untuk taekwondo
Secara keseluruhan, 31 anggota keluarga telah tiba di Australia. Kepindahan atlet Afganistan telah berlangsung sejak awal Juni hingga yang terbaru terjadi pada minggu lalu.
"Untuk keluarga yang terlibat, tekanan dan ketidakpastian selama ini sangat besar," kata Kepala Eksekutif AOC, Matt Carroll dalam sebuah pernyataan.
"Banyak yang telah menghabiskan waktu di luar Afghanistan dan luar biasa sekarang memiliki mereka di tanah Australia. Semua tiba dengan bahagia, jika kelelahan."
AOC bekerja sama dengan pemerintah Australia untuk mengamankan visa dan penerbangan untuk kedatangan atlet Afghanistan.
Sementara itu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) memberikan dukungan berupa bantuan keuangan kepada atlet yang bersangkutan selama menetap di lokasi sementara.
Yousofi mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia dan AOC. Atlet 26 tahun itu berharap dapat kembali bersaing di Olimpiade Paris, tahun depan.
"Ini merupakan perjalanan bagi saya tetapi saya sangat senang berada di sini. Saya pada dasarnya memulai kehidupan baru di sini," ujar Yousofi.
Kimia Yousofi of Afghanistan running in the 100m at #Tokyo2020 Olympics pic.twitter.com/MuOu7w7Jox— Seth Robson (@sethrobson1) July 30, 2021
Australia mengevakuasi lebih dari 70 atlet Afghanistan, anggota keluarga dan para pejabat sejak setahun yang lalu ketika Taliban mulai berkuasa.
Pemerintah Taliban banyak menetapkan kebijakan diskriminatif di antaranya melarang perempuan berolahraga karena dinilai tidak sesuai dengan kepercayaan yang mereka yakini.
Pemerintah Taliban menganggap olahraga tidak pantas dan tidak perlu bagi kaum perempuan Afghanistan.
Sebaliknya, laki-laki dibiarkan tetap aktif di dunia olahraga komunitas hingga level dunia.
Ahmad Abasy turut prihatin dengan nasib atlet perempuan Afganistan dan mengatakan olahraga pada dasarnya adalah hak alami setiap manusia.
“Sayangnya, sekarang di Afghanistan olahraga memiliki perspektif gender dan anak perempuan ditolak haknya untuk berolahraga,” ujar Abasy.
"Ini adalah kehilangan besar bagi olahraga Afghanistan dan dunia," ujarnya memungkasi.
Baca Berita Olahraga Lainnya:
Presiden Federasi Atletik Ukraina Terjun ke Medan Perang, Bangga Bisa Hancurkan Tank-tank Rusia
VIDEO: Sambil Menangis, Oleksandr Zinchenko Tegaskan Semua Warga Negara Ukraina Ingin Akhiri Perang