SKOR.id - Duel Atletico Madrid vs Real Madrid bukan hanya menarik terkait yang terjadi di lapangan melainkan juga di pinggir lapangan antara dua pelatih: Diego Simeone dan Carlo Ancelotti.
Laga El Derbi Madrileno yang akan digelar malam ini atau Senin (30/9/2024) pukul 02.00 WIB, memang menampilkan dua pelatih top. Diego Simeone yang berusia 54 tahun sedangkan Carlo Ancelotti 65 tahun.
El Cholo sebutan untuk Diego Simeone dan Carletto panggilan untuk Carlo Ancelotti dalam sejarahnya telah bertemu dalam 24 laga sebagai pelatih dan semuanya terjadi dalam Derbi Madrid.
Jelang duel yang akan terjadi di ajang La Liga 2024-2025 di Stadion Civitas Metropolitano, kandang Atletico Madrid, keduanya memiliki rekor yang sama.
Diego Simeone meraih 9 kemenangan begitu juga dengan Carlo Ancelotti telah mengalahkan Diego Simeone di 9 laga El Derbi Madrileno, dengan 6 laga lainnya berakhir imbang.
Malam ini di laga pekan ke-8 La Liga 2024-2025, angka 9-6-9 tersebut akan berubah. Siapa di antara keduanya yang berhasil meraih kemenangan ke-10 dari duel mereka di Derbi Madrid.
Rivalitas di antara keduanya juga meninggalkan luka. Bagi Diego Simeone, kenangan pahit menghadapi Carlo Ancelotti adalah ketika di final Liga Champions 2013-2014.
Dalam final yang digelar di Lisabon (Portugal) tersebut, Atletico Madrid sempat unggul 1-0 melalui gol Diego Godin di menit ke-36.
Namun, gol bek Real Madrid saat itu, Sergio Ramos pada menit ke-90+3 memaksa laga dilanjutkan dengan perpanjangan waktu.
Dan, hasil akhirnya menempatkan Real Madrid sebagai juara setelah Los Blancos mencetak tiga gol dalam perpanjangan waktu melalui Gareth Bale, Marcelo, dan Cristiano Ronaldo.
7 Laga Tanpa Kemenangan pada 2014-2015
Sementara bagi Carlo Ancelotti, momen yang menyulitkan bagi dirinya tentu pada musim 2014-2015 atau musim setelah kemenangan di final Liga Champions itu.
Diego Simeone memiliki cara yang berbeda dalam melakukan "pembalasan".
Pada 2014-2015 itu, memang ada 8 El Derbi Madrileno terjadi dan 7 di antaranya Carlo Ancelotti tidak pernah mampu mengalahkan Diego Simeone.
Termasuk ketika mengalamai kekalahan telak, 0-4 dalam laga La Liga pekan ke-22.
Empat gol Atletico Madrid dalam pertandingan tersebut diciptakan Tiago Mendes, Saul Niguez, Antoine Griezmann, dan Mario Mandzukic.
8 Derbi Madrid pada musim itu terdiri dari 2 di La Liga, 2 di Liga Champions, 2 di Piala Raja, dan 2 di Piala Super Spanyol.
Dari jumlah tersebut, Diego Simeone meraih 4 kemenangan, 3 kali imbang, dan hanya mengalami 1 kekalahan.
"Diego Simeone adalah pelatih yang paling sulit yang pernah saya hadapi. Saya memiliki penghormatan kepadanya untuk caranya melihat pertandingan seperti ini," kata Carlo Ancelotti pada Februari 2024 lalu.
Sedangkan Diego Simeone pun pernah menyanjung sosok Carlo Ancelotti sebagai pelatih yang menurutnya telah menginspirasi banyak pelatih muda.
"Hubungan kami adalah sebagai pelatih, saya tidak memiliki kemungkinan bertemu dengannya dalam sebuah situasi yang berbeda. Namun, tentu saja saya ingin bertemu dengannya," kata Diego Simeone pada Januari 2023 lalu.
"Saya ingin bertemu Ancelotti karena dia sangat pintar dan memiliki banyak pengalaman. Dan, saya ingin bertemu dengannya karena saya dapat belajar dari dirinya," dia menambahkan.
Persaingan kedua pelatih ini memang ada dalam rasa saling menghormati di antara keduanya. Bukan persaingan yang menjurus kepada tensi yang memanas seperti rivalitas beberapa pelatih lainnya.
Momen Pahit Carletto di Italia
Selain pertemuan sebagai pelatih, keduanya juga memiliki sejarah ketika Diego Simeone masih sebagai pemain di Lazio dan Carlo Ancelotti sebagai pelatih Juventus.
Pada musim 2009-2000, gol-gol Diego Simeone di beberapa laga jelang Liga Italia musim itu berakhir, menjadi penyebab kegagalan Carlo Ancelotti memberikan gelar kepada Juventus.
Momen itu terjadi di laga pekan ke-28, 1 April 2000. Juventus asuhan Carlo Ancelotti menjamu Lazio. Pada laga tersebut, Lazio berhasil meraih kemenangan lewat satu-satunya gol yang diciptakan Diego Simeone pada menit ke-66 di Stadion Delle Alpi.
Lalu, selanjutnya di laga pekan ke-31, 32, 33, dan 34, Diego Simeone selalu mampu mencetak gol untuk Lazio menghadapi lawan-lawan klubnya saat itu.
Lazio meraih empat kemenangan beruntun yang membuat mereka berhasil merebut puncak klasemen di pekan terakhir dari Juventus dan tampil sebagai juara.