- Cabor blind judo menjadi salah satu tambang medali bagi Indonesia di ASEAN Para Games 2022 dengan sembilan emas, lima perak, dan tiga perunggu.
- Dua di antara peraih medali emas blind judo Indonesia memiliki kisah hidup menarik sebagai seorang penggembala kambing dan penjual roti.
- Keberhasilan mereka berprestasi di ASEAN Para Games 2022 jelas menjadi inspirasi untuk berani berjuang tak mudah menyerah dengan keadaan.
SKOR.id - Tim blind judo Indonesia datang ke ASEAN Para Games 2022 dengan target tujuh medali emas.
Meski kelihatan cukup berat tetapi kenyataannya tim Indonesia mampu memenuhi target tersebut, bahkan melampauinya.
Hingga hari terakhir penyelenggaraan blind judo yang digelar Kamis (4/8/2022) di Tirtonadi Convention Hall, tuan rumah telah meraih sembilan emas, lima perak, dan tiga perunggu.
Torehan tersebut sekaligus memastikan Indonesia keluar sebagai juara umum untuk cabor blind judo dengan keunggulan mutlak.
Di balik kesuksesan tersebut, terselip kisah inspiratif yang dialami dua peraih emas blind judo, Junaedi dan Sahrul.
Usut punya usut, kedua atlet blind judo tersebut sempat menekuni profesi yang tidak ada hubungannya dengan olahraga yang membesarkan nama mereka.
Dalam kehidupan sehari-hari, Sahrul merupakan pedagang roti keliling. Hal tersebut ia lakukan sejak 2015 untuk menafkahi istri dan kedua anaknya.
"Awalnya saya memang suka olahraga, jadi kalau jual roti hanya sekadar mengisi kesenggangan hidup," kara Sahrul.
"Memang, sejak sekolah saya sudah menekuni sebagai atlet. Tapi kalau enggak kerja, siapa yang mau gaji dan beri makan?" tuturnya.
Sharul pun bersyukur bahwa perhatian pemerintah kepada atlet difabel seperti dirinya telah banyak meningkat, baik dalam hal fasilitas maupun bonus.
"Dulu bonus ada tetapi enggak seperti sekarang. Harapannya untuk pemerintah agar lebih menyejahterakan atlet yang berprestasi," ujarnya.
Lain Sahrul, lain pula Junaedi. Peraih medali emas beregu putra tersebut pernah menjadi penggembala kambing di Garut.
Hal ini disampaikan oleh Asep, sang kakak, yang dengan setia mendampingi Junaedi selama bertanding.
"Dia dulu sehari-hari di rumah ya menggembala kambing dan ikut ayah dan ibu ke ladang untuk mencangkul," ujar Asep.
"Junaedi ini anaknya pendiam, tidak neko-neko. Alhamdulillah sosialisasi dan sumbangsih ke masyarakat sangat baik. Usai dari Peparnas Papua, dia sumbang karpet untuk masjid," ujarnya.
Kini, sang penjual roti dan penggembala kambing telah menjelma menjadi pahlawan bagi Merah Putih.
Publik Tanah Air tentu berharap bahwa di tengah keterbatasan, Junaedi dan Sahrul bisa terus menyumbang prestasi bagi Indonesia.
Berita ASEAN Para Games 2022 lainnya:
ASEAN Para Games 2022: Kisah Perjuangan Maria Goretty, Ubah Duka Jadi Juara
ASEAN Para Games 2022: Raih 9 Emas, Judo Tuna Netra Indonesia Berhasil Lampaui Target
ASEAN Para Games 2022: Panitia Sulap Mobil Wisata untuk Kendaraan Atlet di Stadion Manahan