SKOR.id - Para pebasket profesional Indonesia kini sudah memiliki wadah. Pasalnya, sudah berdiri Asosiasi Pemain Basket Profesional Indonesia (APBASPI).
Asosiasi tersebut bahkan sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) dari Kemenkumham pada 23 April 2022. Organisasi ini diketuai oleh mantan pebasket Satria Muda, Christian Ronaldo Sitepu. Sedangkan yang menjadi Wakil Ketua adalah Mario Gerungan, serta yang menjabat sebagai Sekretaris Jendral yaitu Niko D. Panjaitan.
Mereka pun terus bergerak untuk menunjukkan eksistensi demi membantu perbaikan bola basket di Tanah Air. Teranyar, mereka melakukan pertemuan dengan Direktur Utama Indonesian Basketball League (IBL), Junas Miradiarsyah, Kamis (6/4/2023).
“APBASPI mendukung IBL selaku liga bola basket profesional serta akan mendampingi para pemain profesional Indonesia,” kata Dodo, sapaan akrab Christian Ronaldo Sitepu.
Junas pun menyambut positif kehadiran APBASPI. APBASPI diharapkan bisa memberikan peran aktifnya di IBL, yang merupakan kompetisi bola basket tertinggi di Indonesia.
"Kami ingin APBASPI ikut berperan dalam review peraturan pelaksanaan IBL," Junas menegaskan.

Selain itu, APBASPI juga akan dilibatkan dalam Komisi Disiplin yang berisi perwakilan PP Perbasi, technical delegate, serta perwakilan IBL.
"Kami juga akan membantu literasi legal kepada pemain-pemain IBL," ujar Dodo.
Pada sisi lain, terbentuknya APBASPI juga menarik. Mengingat, sebelumnya inisiatif untuk membentuk asosiasi ini baru bisa terlaksana pada tahun lalu. Padahal, sudah ada niat dari berbagai generasi bola basket Indonesia, tapi tidak bisa terealisasi.
Hingga akhirnya, ada momentum saat salah satu pebasket Indonesia, Dimaz Muharri, tersandung kasus hukum melawan mantan klubnya CLS Knight pada 2021.
Saat itu, terjadi perselisihan mengenai status kontrak Dimaz sebagai pemain CLS. Saat itu, Dimaz yang akhirnya memilih bergabung dengan Louvre merasa dirinya sudah tidak terikat dengan CLS, tapi sang klub menilai hal yang berbeda.
Ketika itu, para pebasket Indonesia memberikan dukungan kepada Dimaz dengan tagar #satubolasatusuara. Dari situ para pebasket tersebut berkumpul lagi sampai muncul ide membuat sebuah asosiasi.
Bahkan, untuk mendapatkan biaya guna mengurus legalitas asosiasi ini di Kemenkumham, para pebasket Indonesia rela bergotong royong dengan berjualan kaos.