- Sering buang air kecil pada malam hari adalah masalah yang sangat menjengkelkan.
- Gejala yang mempengaruhi individu yang terbangun satu kali atau lebih di malam hari untuk buang air kecil dikenal sebagai nokturia.
- Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab masalah tersebut.
SKOR.id - Pada malam hari, tubuh kita menghasilkan lebih sedikit urine daripada siang hari.
Oleh karena itu, banyak orang bertahan 6 sampai 8 jam tidur nyenyak tanpa bangun setiap saat untuk pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.
Namun, ada juga orang yang terkadang terbangun di tengah malam, bahkan ada juga yang kesulitan tidur karena mengganggu siklus tidurnya dengan terbangun beberapa kali untuk buang air kecil di malam hari.
Gejala yang mempengaruhi individu yang terbangun satu kali atau lebih di malam hari untuk buang air kecil dikenal sebagai nokturia.
Masalah ini bisa mempengaruhi pria dan wanita dan, secara umum, lebih sering terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun, menurut International Continent Society (ICS).
Sekadar catatan, penting untuk membedakan antara frekuensi miksi nokturnal dan nokturia.
Di satu sisi, frekuensi berkemih adalah kebutuhan untuk buang air kecil lebih dari satu kali di malam hari pada saat individu pergi tidur dengan niat untuk tidur sampai saat bangun dengan niat untuk bangun.
Di sisi lain, nokturia "termasuk berkemih yang terjadi setelah si individu hendak pergi tidur, tapi sebelum tertidur, dan berkemih di pagi hari jika dia bangun dan tidak dapat kembali tidur seperti yang dia inginkan."
Singkatnya, nokturia hanya mempertimbangkan waktu saat individu sedang tidur, yaitu saat buang air kecil mengganggu siklus tidur.
Apa penyebab buang air kecil lebih banyak di malam hari?
Medline Plus menunjukkan bahwa di antara penyebab yang menyebabkan sering buang air kecil di malam hari adalah minum terlalu banyak cairan dari sore hingga menjelang tidur.
Juga, minum kafein dan minum alkohol setelah makan malam juga bisa menyebabkannya.
Namun, penyebab lain yang juga penting dapat berupa infeksi saluran kemih atau kandung kemih, pembesaran kelenjar prostat (benign prostatic hyperplasia), atau kehamilan.
Kondisi lain seperti gagal ginjal kronis, diabetes, minum terlalu banyak air, gagal jantung, memiliki tingkat kalsium tinggi dalam darah, beberapa obat seperti diuretik, dan kaki bengkak juga dapat menyebabkan masalah ini.
Para ahli mencatat bahwa sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil juga dapat dikaitkan dengan apnea tidur obstruktif, serta gangguan tidur lainnya seperti insomnia.
Dalam kasus ini, nokturia menghilang ketika masalah tidur dikendalikan.
Apakah mungkin untuk mengontrol nokturia?
Pertama-tama, untuk mencoba mengakhiri nokturia, masalahnya harus dipantau, melakukan catatan harian tentang berapa banyak cairan yang Anda minum, berapa kali Anda buang air kecil dan seberapa sering, mengontrol berat badan Anda setiap hari pada waktu yang sama, dan menggunakan sistem yang sama.
Bergantung pada data ini, perlu diputuskan apakah nyaman untuk mengunjungi dokter.
Jika Anda sering terbangun untuk buang air kecil dan selama beberapa hari berturut-turut, dan jika itu mengganggu Anda untuk melakukannya ataupun jika Anda memiliki sensasi terbakar saat buang air kecil, sangat penting untuk segera mengunjungi seorang profesional.
Perawatan untuk nokturia akan tergantung pada penyebab masalahnya. Misalnya, jika buang air kecil berlebihan di malam hari disebabkan oleh obat diuretik, dokter Anda mungkin menyarankan Anda untuk meminumnya di pagi hari.***
Berita Bugar Lainnya:
Bahaya Menahan Kencing, Wanita Hamil Paling Riskan
Cara Anda Kencing Bisa Jadi Salah dan Itu Sangat Buruk bagi Kesehatan
Air Kencing Berbusa? Ada Jejak Darah? Saatnya untuk Memperiksakan Ginjal Anda