- Sukacita atau kebahagiaan, ketakutan atau rasa malu, itu tidaklah sama.
- Membedakan setiap pengalaman itu akan membantu pengetahuan diri dan mencapai kesejahteraan.
- Namun, untuk memahaminya, kita harus menuangkannya dalam kata-kata.
SKOR.id - Apa perbedaan antara emosi dan perasaan? Bagi banyak orang, mereka serupa, tetapi faktanya kedunya tidak sama. Emosi adalah satu hal, perasaan adalah hal lain.
Emosi adalah pengalaman pengalaman yang memiliki wajah ekspresif. Apa artinya ini? Artinya emosi tidak dipelajari ketika seseorang tumbuh. Kita membawanya secara alami.
Menurut Dr. Daniel López Rosetti, dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Buenos Aires (UBA) dan juga Presiden Bagian Stres Federasi Dunia untuk Kesehatan Mental (WFMH), setiap kali kita memiliki emosi dasar, kita memasang wajah yang sesuai.
Apakah itu emosi dasar?
- Takut
- Marah
- Kesedihan
- Kebahagiaan
- Jijik
- Kejutan
Pada dasarnya, tiap manusia memiliki emosi, baik emosi positif maupun emosi negatif. Emosi merupakan perasaan seseorang saat berada dalam suatu situasi maupun sedang terlibat dalam suatu interaksi. Biasanya sangat intens dan berlangsung untuk waktu yang singkat.
Oleh karena itu,, emosi tidak hanya perasaan yang seketika muncul begitu saja, melainkan muncul karena adanya suatu interaksi.
Perasaan adalah sesuatu yang lain. Ini adalah pengalaman eksperimental yang memiliki lebih dari sekadar penalaran dan komponen mental atau kognitif.
Berikut adalah daftar perasaan manusia yang biasa:
- Cinta
- Benci
- Salah
- Malu
- Bangga
- Yakin
- Harapan
- Kebahagiaan
Tidak seperti emosi primer, perasaan bisa bertahan lama, terkadang bisa seumur hidup.
Ketika seseorang memiliki perasaan, mereka harus mengkomunikasikannya pada yang lain.
Untuk semua ini, dapat disimpulkan bahwa emosi dan perasaan tidak sama dan dalam hidup kita biasanya selalu mencampuradukkan kedua hal itu karena manusia, selain alasan akal, juga emosional. Dan emosi itu terbagi menjadi dua: emosi dan perasaan.
Emosi dan perasaan tidak hanya memainkan peran penting dalam tindakan dan keputusan kita, tetapi juga penting untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
Otak kita bekerja untuk menemukan emosi, perasaan, dan pengalaman yang datang kepada kita, tetapi agar ini menjadi ekspresi simbolis dan bagi kita untuk memahaminya, kita harus menuangkannya ke dalam kata-kata.
Hal ini untuk memberikan bentuk kepada mereka agar dapat mengenali dan memahami apa yang terjadi pada diri kita, apa yang terjadi di dalam pikiran kita, dan untuk itu perlu kata-kata atas apa yang kita alami.
Mencari kata-kata untuk emosi, mereka memperoleh ekspresi simbolis dan jadi kenyataan yang dapat dimengerti. Ini adalah bagian dari mekanisme untuk membuat pengalaman menjadi sadar.
Ketika mekanisme ini bekerja dengan baik secara mental, seseorang memahami apa yang dirasakannya dan apa yang dirasakan orang lain.
Namun, seringkali orang tidak mencatat apa yang mereka rasakan, sehingga tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata.
Orang-orang seperti ini biasanya memiliki semacam buta huruf emosional. Dari sisi psikologi, mereka ini tampak dingin, jauh, terlalu praktis, dan tidak terlalu berempati.
Yang terjadi adalah orang-orang ini tidak tahu bagaimana mengenali, mengekspresikan, dan memahami emosi mereka.***
Berita Bugar Lainnya:
Seperti Inilah Tanda-tanda Kelelahan Emosional. Menurut Para Ahli
Marah Emosi yang Manusiawi, Berikut 4 Cara Mengelolanya
Cara Mengontrol Emosi Tetap Stabil di Masa Pandemi