SKOR.id – Salah satu pemain Timnas U-17 Indonesia yang ditunggu-tunggu penampilannya, Amar Brkic, tidak diturunkan dalam laga perdana Grup A Piala Dunia U-17 2023 menghadapi Ekuador, Jumat (10/11/2023).
Pelatih Bima Sakti menjelaskan, Amar Brkic tidak dalam kondisi fit. "Amar Brkic sakit diare dua hari terakhir. Dia dua hari tidak berlatih," ucap Bima, usai laga yang berakhir 1-1 itu.
"Dia (Brkic) tidak mungkin dipaksakan bermain karena takut kondisinya bisa lebih memburuk," Bima menambahkan.
Terlepas apa pun penyebabnya, penyakit diare memang bisa menyerang atlet atau siapa pun yang sedang atau usai berolahraga.
Seseorang bisa terkena diare setelah berolahraga karena hal-hal seperti perubahan hormon pencernaan, penurunan aliran darah pencernaan, dan gerakan tiba-tiba pada organ pencernaan.
1. Penyebab Diare Saat Olahraga
Setelah Berolahraga
Merangsang dan memberikan tekanan pada organ pencernaan saat berolahraga dapat menyebabkan masalah usus, seperti diare dan sakit perut.
Hal ini sangat umum terjadi jika Anda menargetkan perut bagian bawah, jadi biarkan otot Anda rileks selama menjalani jenis latihan ini.
Setelah Lari
Banyak pelari mengalami diare selama atau sesaat setelah lari jarak jauh. Menggerakan tubuh ke atas dan ke bawah dapat mengganggu sistem pencernaan, sehingga menyebabkan Anda lebih sering ke kamar mandi.
Anda mungkin juga mengalami kram perut, kembung, dan refluks asam. Hal ini terjadi sebagian karena aliran darah dialihkan ke kaki, bukan ke sistem pencernaan.
Olahraga Teratur dalam Jangka Waktu Lama
Diare dan gangguan pencernaan seperti usus bocor sering terjadi pada orang yang berolahraga berat dalam jangka waktu lama.
Ini termasuk perenang, pengendara sepeda, dan atlet triatlon. Aktivitas berat seperti aerobik, menari, dan ski juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
Dehidrasi
Berolahraga dapat menyebabkan dehidrasi dan diare. Isi kembali cairan tubuh yang hilang dengan air mineral, minuman sehat seperti air kelapa, kuah kaldu, dan jus buah.
2. Pengobatan
Biasanya, diare akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari dan tidak perlu dikhawatirkan, namun Anda tetap dapat mencoba pengobatan lain untuk mempercepat pemulihan.
Makan Makanan Tertentu
Makanlah makanan yang mudah dicerna, tidak mengiritasi atau sulit dicerna. Ikuti diet BRAT (pisang, nasi, saus apel, dan roti panggang) jika Anda banyak berolahraga atau timbul gejala.
Makanan lain yang cocok termasuk sup sayuran, daging tanpa lemak, dan kentang.
Untuk mengisi kembali bakteri usus yang sehat, konsumsi suplemen probiotik atau makan makanan kaya probiotik seperti yogurt, asinan kubis, dan tempe. Termasuk minuman seperti kombucha, kefir, dan kvass.
Jadwalkan Olahraga Anda
Jika Anda sering buang air besar, jadwalkan olahraga setelah buang air besar.
Jika Anda tidak yakin dengan rutinitas Anda, perhatikan beberapa hari untuk melihat apakah Anda memperhatikan suatu pola.
Rancang rute lari Anda sehingga Anda bisa pergi ke kamar kecil pada waktu tertentu setelah lari.
Kurangi Intensitas
Jika mengalami diare, Anda dapat mencoba mengurangi intensitas atau durasi olahraga untuk lebih mengontrol gejalanya.
Bereksperimenlah untuk melihat metode atau perubahan apa yang paling berhasil untuk mengendalikan pencernaan Anda sebelum kembali berolahraga secara menyeluruh.
Cobalah Obat-obatan yang Dijual Bebas
Obat-obatan yang dijual bebas seperti loperamide (Imodium) atau bismut subsalisilat (Pepto Bismol) juga bisa menjadi pilihan.
Anda tidak boleh sering menggunakannya, namun Anda mungkin mempertimbangkan untuk menggunakannya pada acara-acara seperti hari perlombaan atau kompetisi.
3. Pencegahan
Hindari makanan bermasalah apa pun selama 3 hingga 6 jam sebelum Anda berlari. Jangan makan apapun setidaknya 2 jam sebelum Anda berlari.
Diare akibat olahraga adalah hal yang normal, terutama pada pelari, atlet elite atau ketahanan, dan orang yang berolahraga secara intensif. Pantau efek olahraga pada pencernaan Anda dan sesuaikan.