- Valorant sebagai salah satu game FPS paling diminati saat ini tentunya terus memberikan update untuk para pemainnya.
- Salah satunya adalah dengan memperkenalkan agen-agen anyar yang bisa mengubah warna pertandingan Valorant.
- Akan tetapi beberapa agen anyar banyak dinilai gagal dan akhirnya seperti terlupakan.
SKOR.id - Beberapa alasan agen baru Valorant terasa gagal di mata pemain.
Sudah tak dapat dipungkiri, Valorant saat ini menjadi salah satu game FPS paling populer di dunia.
Hal itu tentunya berkat berbagai elemen anyar yang diberikan Valorant.
Salah satunya adalah sistem agen yang dapat dimainkan oleh para pemain dengan kemampuan uniknya masing-masing.
Awalnya, Valorant hadir dengan 11 agen pada peluncuran resminya.
Ke-11 agen tersebut adalah Brimstone, Viper, Omen, Cypher, Sova, Sage, Phoenix, Jett, Raze, dan Breach.
Satu agen tambahan juga diperkenalkan pada peluncuran Valorant, yakni Reyna.
Baru kemudian beberapa agen anyar bermunculan untuk meramaikan pertempuran Valorant.
Agen anyar pertama yang diperkenalkan ke publik adalah sentinel asal Jerman, Killjoy.
Baru kemudian secara berurutan, agen-agen anyar lainnya menyusul, yakni Skye, Yoru, Astra, dan yang paling anyar, KAY/O.
Setiap kali agen anyar diperkenalkan antusiasme pemain untuk mencoba memang tinggi.
Akan tetapi hanya dalam waktu yang terbilang singkat, yang kemudian mereka kembali ke agen-agen yang sudah ada.
yo
Hanya ada beberapa agen baru yang akhirnya diterima dengan cukup baik, terbukti dari persentase dipilihnya agen-agen tersebut terutama di patch 3.00 dan seterusnya yang berjalan saat ini.
Dari agen baru tersebut, hanya Killjoy yang berhasil menembus angka 33,9 persen dipilih di pertandingan Valorant.
Sementara agen baru lainnya contohnya Skye, hanya amampu mendulang 19,7 persen.
Terburuk dipegang oleh Astra yang hanya memiliki lima persen pick rate, dan menjadi agen dengan pick rate terendah di Valorant.
Ada beberapa penyebab agen-agen tersebut gagal bersinar dibandingkan agen yang sudah ada.
Salah satunya adalah mempelajari hal-hal baru yang dibawa oleh agen anyar.
Tentu, kedatangan agen baru membuat pemain harus mempelajari menggunakannya atau melawannya.
Ketika sudah banyak yang paham bagaimana cara menangkal agen anyar tersebut, tentu sang agen menjadi tak bisa diandalkan.
Selain itu, butuh waktu bagi pemain untuk membuka potensi agen baru.
Memang, agen anyar terkadang memiliki potensi yang luar biasa dan jika berhasil dikuasai, maka pemain bisa dengan mudah memenangkan pertandingan dengan agen tersebut.
Sayangnya, hal itu butuh waktu yang tak sebentar dan ketekunan yang tinggi.
Alasan terakhir adalah perubahan tempo permainan yang dibawa ketika menggunakan agen baru.
Contoh dari kasus yang satu ini adalah Astra yang bisa dibilang memiliki tempo permainan paling lambat daripada agen-agen lainnya.
Padahal di game FPS, tempo lambat bisa sangat merugikan apalagi jika sedang dalam keadaan menyerang.
Sebab pemain bisa kehilangan waktu yang berharga yang membuat mereka akhirnya tak mampu memenangkan ronde pertandingan bahkan berakhir kalah.
Sensei Tig, Pet Anyar Free Fire yang Dapat Jadi Counter Tiga Karakter Ini https://t.co/xeiAcbwuhh— SKOR.id (@skorindonesia) September 3, 2021
Berita Valorant lainnya:
Mengapa Komposisi Agen Bisa Jadi Faktor Kunci Kemenangan di Valorant
Agen Paling Misterius Ini Cocok untuk Solo Push Rank Valorant