Alasan Agen Baru Valorant Hampir Selalu Terasa Gagal di Mata Pemain

Nezatullah Wachid Dewantara

Editor:

  • Valorant sebagai salah satu game FPS paling diminati saat ini tentunya terus memberikan update untuk para pemainnya.
  • Salah satunya adalah dengan memperkenalkan agen-agen anyar yang bisa mengubah warna pertandingan Valorant.
  • Akan tetapi beberapa agen anyar banyak dinilai gagal dan akhirnya seperti terlupakan.

SKOR.id - Beberapa alasan agen baru Valorant terasa gagal di mata pemain.

Sudah tak dapat dipungkiri, Valorant saat ini menjadi salah satu game FPS paling populer di dunia.

Hal itu tentunya berkat berbagai elemen anyar yang diberikan Valorant.

Salah satunya adalah sistem agen yang dapat dimainkan oleh para pemain dengan kemampuan uniknya masing-masing.

Awalnya, Valorant hadir dengan 11 agen pada peluncuran resminya.

Ke-11 agen tersebut adalah Brimstone, Viper, Omen, Cypher, Sova, Sage, Phoenix, Jett, Raze, dan Breach.

Satu agen tambahan juga diperkenalkan pada peluncuran Valorant, yakni Reyna.

Baru kemudian beberapa agen anyar bermunculan untuk meramaikan pertempuran Valorant.

Agen anyar pertama yang diperkenalkan ke publik adalah sentinel asal Jerman, Killjoy.

Baru kemudian secara berurutan, agen-agen anyar lainnya menyusul, yakni Skye, Yoru, Astra, dan yang paling anyar, KAY/O.

Setiap kali agen anyar diperkenalkan antusiasme pemain untuk mencoba memang tinggi.

Akan tetapi hanya dalam waktu yang terbilang singkat, yang kemudian mereka kembali ke agen-agen yang sudah ada.

yo

Hanya ada beberapa agen baru yang akhirnya diterima dengan cukup baik, terbukti dari persentase dipilihnya agen-agen tersebut terutama di patch 3.00 dan seterusnya yang berjalan saat ini.

Dari agen baru tersebut, hanya Killjoy yang berhasil menembus angka 33,9 persen dipilih di pertandingan Valorant.

Sementara agen baru lainnya contohnya Skye, hanya amampu mendulang 19,7 persen.

Terburuk dipegang oleh Astra yang hanya memiliki lima persen pick rate, dan menjadi agen dengan pick rate terendah di Valorant.

Ada beberapa penyebab agen-agen tersebut gagal bersinar dibandingkan agen yang sudah ada.

Salah satunya adalah mempelajari hal-hal baru yang dibawa oleh agen anyar.

Tentu, kedatangan agen baru membuat pemain harus mempelajari menggunakannya atau melawannya.

Ketika sudah banyak yang paham bagaimana cara menangkal agen anyar tersebut, tentu sang agen menjadi tak bisa diandalkan.

Selain itu, butuh waktu bagi pemain untuk membuka potensi agen baru.

Memang, agen anyar terkadang memiliki potensi yang luar biasa dan jika berhasil dikuasai, maka pemain bisa dengan mudah memenangkan pertandingan dengan agen tersebut.

Sayangnya, hal itu butuh waktu yang tak sebentar dan ketekunan yang tinggi.

Alasan terakhir adalah perubahan tempo permainan yang dibawa ketika menggunakan agen baru.

Contoh dari kasus yang satu ini adalah Astra yang bisa dibilang memiliki tempo permainan paling lambat daripada agen-agen lainnya.

Padahal di game FPS, tempo lambat bisa sangat merugikan apalagi jika sedang dalam keadaan menyerang.

Sebab pemain bisa kehilangan waktu yang berharga yang membuat mereka akhirnya tak mampu memenangkan ronde pertandingan bahkan berakhir kalah.

Berita Valorant lainnya:

Mengapa Komposisi Agen Bisa Jadi Faktor Kunci Kemenangan di Valorant

Agen Paling Misterius Ini Cocok untuk Solo Push Rank Valorant

Source: Skor.idValorantValorbuff

RELATED STORIES

Mekanisme Ini Jadi yang Dibenci Sekaligus Dibutuhkan Pemain Valorant

Mekanisme Ini Jadi yang Dibenci Sekaligus Dibutuhkan Pemain Valorant

Mekanisme yang membuat para pemain Valorant benci, tapi sangat dibutuhkan.

5 Seri Skin Termahal di Valorant

Deretan skin Valorant termahal yang bisa bikin kantong jebol.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Jim Ratcliffe pemegang 25 persen saham Manchester United. (Hendy Andika/Skor.id).

Liga Inggris

Kasus Sponsor, Perusahaan Bos Manchester United Digugat Tottenham Hotspur

Tottenham Hotspur menggugat perusahaan milik Sir Jim Ratcliffe lantaran pemutusan kontrak sponsor bernilai jutaan pounds.

Rais Adnan | 15 Jun, 04:14

Franco Mastantuono, wonderkid River Plate asal Argentina yang bergabung ke Real Madrid. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id).

La Liga

Franco Mastantuono, Jagoan Tenis yang Kini Resmi Merapat ke Real Madrid

Franco Mastantuono, wonderkid Argentina yang bergabung ke Real Madrid ternyata jago bermain tenis.

Pradipta Indra Kumara | 15 Jun, 04:07

RRQ. (Jovi Arnanda/Skor.id)

Esports

Lolos MSC 2025, Ini Catatan Sejarah RRQ Hoshi di Pentas Dunia

Berikut ini adalah catatan sejarah RRQ Hoshi di pentas dunia dengan kini mereka lolos ke MSC 2025.

Thoriq Az Zuhri | 15 Jun, 03:17

Trofi baru Piala Dunia Antarklub FIFA didesain inovatif dengan sarat makna. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

World

Piala Dunia Antarklub 2025: Jadwal, Hasil, dan Klasemen Lengkap

Jadwal, hasil, dan klasemen Piala Dunia Antarklub 2025, yang akan diperbarui seiring berjalannya kompetisi.

Pradipta Indra Kumara | 15 Jun, 02:36

Turnamen Free Fire di Piala Dunia Esports alias Esports World Cup. (Hendy Andika/Skor.id)

Esports

4 Tim Free Fire Indonesia Lolos EWC 2025!

Gelaran Esports World Cup 2025 di skena Free Fire dunia akan segera digelar, empat tim asal Indonesia berhasil lolos.

Thoriq Az Zuhri | 15 Jun, 02:15

FFWS SEA Spring 2025. (Garena)

Esports

Daftar Juara FFWS SEA Sepanjang Masa, ONIC Olympus Terbaru!

Tim Free Fire asal Indonesia, ONIC Olympus, jadi tim terbaru yang berhasil juara FFWS SEA. Berikut ini daftar juaranya.

Thoriq Az Zuhri | 15 Jun, 02:05

Pemain Inter Milan, Mehdi Taremi. (Yusuf/Skor.id).

World

Terjebak di Iran, Penyerang Inter Milan Terancam Gagal Main di Piala Dunia Antarklub 2025

Striker Inter Milan, Mehdi Taremi, tidak bisa terbang dari negaranya ke Los Angeles lantaran ada konflik Iran-Israel.

Rais Adnan | 15 Jun, 01:52

Vincent Kompany pelatih baru Bayern Munchen. (Jovi Arnanda/Skor.id).

World

Prediksi dan Link Live Streaming Bayern Munchen vs Auckland City di Piala Dunia Antarklub 2025

Prediksi pertandingan dan link live streaming Bayern Munchen vs Auckland City di Piala Dunia Antarklub 2025.

Pradipta Indra Kumara | 14 Jun, 23:43

Mobile Legends. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Head-to-Head ONIC vs RRQ Hoshi Jelang Grand Final MPL ID S15

Jelang Grand Final MPL Indonesia Season 15, berikut ini adalah head-to-head ONIC vs RRQ Hoshi sepanjang masa. Siapa unggul?

Thoriq Az Zuhri | 14 Jun, 22:50

PMSL SEA. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

PMSL SEA Summer 2025: Hasil, Jadwal, dan Klasemen Lengkap

Berikut ini adalah hasil, jadwal lengkap, format, dan klasemen lengkap turnamen PUBG Mobile, PMSL SEA Summer 2025.

Thoriq Az Zuhri | 14 Jun, 22:29

Load More Articles