SKOR.id - Manajer Timnas U-17 dan U-20 Indonesia, Ahmed Zaki Iskandar menjelaskan soal komunikasi yang dibangun untuk masa depan Garuda.
Berbagai tim Garuda Muda di kelompok usia tentu mempunyai peran penting untuk masa depan Timnas Indonesia (senior), sebab akan menjadi penerus.
Karenanya, kesinambungan dari Timnas U-17 Indonesia, apalagi Timnas U-20 Indonesia, dengan tingkatan tim senior sangat krusial, dan itu pun disadari.
Ahmed Zaki Iskandar yang memanajeri dua tim kelompok umur Timnas Indonesia pun menjelaskan bahwa ada komunikasi yang dijalin dengan pihak di tim senior.
"Komunikasi dengan Timnas Indonesia senior ada, baik dari tim manajerial ataupun kepelatihan," ucapnya dalam diskusi di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
"Kalau untuk teknis, semua basicnya dari yang Shin Tae-young (pelatih Timnas Indonesia) desain beberapa waktu lalu, yang dia pernah pegang U-16 sampai senior."
"Itu menjadi pondasi bagi tim kepelatihan kami (U-17 dan U-20). Dari manajerial juga sama, terutmaa dengan Direktur Teknik PSSI dan Exco PSSI," Ahmed Zaki menjelaskan.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa komunikasi yang baik terjalin dari Timnas Indonesia kelompok umur, demi pembinaan berjenjang untuk tim senior.
"Karena aset-asetnya sama, baik yang bermain ataupun yang tidak main di Timnas U-16, U-20, dan U-23. Aset-aset itu kan banyak dan terseleksi secara natural, karena kembali ke individu masing-masing," Ahmed Zaki menambahkan.
"Apa mereka mau berkembang, atau puas dengan posisi mereka sekarang?. Jadi kami harapkan atlet-atlet kita ini jika ada kesempatan main di luar negeri, ambil."
"Karena ilmu di luar pasti akan beda dengan di Indonesia, paling tidak mereka punya wawasan lain soal liga (kompetisi) di Asia, Eropa, dan Benua lain," ia memaparkan.
Sementara itu masih dalam acara Locker Room IDN Times, lelaki yang juga merupakan Bupati Tangerang tersebut pun menerangkan soal upaya menjaga pemain muda di tim yang diurusinya.
Untuk diketahui, sebelumnya Timnas Indonesia kelompok umur kerap memiliki berbagai pemain yang menonjol dan dianggap aset, namun "sinarnya redup" sebelum berkontribusi untuk Garuda (senior).
"Memberikan mereka motivasi. Ada macam-macannya, seperti money oriented sudah kami kurangi, gak selalu menang dikasih bonus, juara dikasih bonus," katanya.
"Jadi sudah masuk Timnas aja harusnya sudah bangga dia. Nah ini (money oriented) juga yang membuat banyak pemain kita mudah sekali merasa puas dan merasa cukup, akhirnya tidak mau mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan lagi."
"Saat era Evan Dimas, itu klub-klub kontraknya sudah luar biasa. Ketika mereka sudah mendapatkan konrak besar di dalam negeri, mereka masuk zona nyaman, terbuai sudah itu mereka."
"Tak ada moitivasi, selesai. Nah ini yang terjadi. bagaimana dengan anak-anak muda ini (yang di Timnas U-17 dan U-20 sekarang)? Motivasi yang selalu saya berikan," Ahmed Zaki menguraikan.
Selanjutnya, ia pun menerangkan bahwa memberikan motivasi kepada para pemain Garuda Muda mengenai pentingnya pendidikan, memiliki komitmen yang juga kuat di luar sepak bola.
"Kami bangun mentalnya bukan cuma di sepak bola, tapi juga pendidikan. Jangan sampai para pemain muda kita memiliki mental yang tidak mau berkembang," ujar Ahmed Zaki.
"Saya harap federasi akan bicara dengan beberapa kampus untuk memberikan fasilitas full beasiswa untuk atlet-atlet sepak bola Indoensia, agar mereka terpacu, ada kehidupan lain di luar karier sepak bola mereka, setelah karier sepak bola mereka selesai."