7 Pemain Asli Singapura di Liga Indonesia dan Galatama

Adif Setiyoko

Editor:

  • Sejumlah pesepak bola asal Singapura dan bukan pemain naturalisasi Negeri Singa pernah ikut meramaikan kompetisi sepak bola di Indonesia.
  • Setidaknya, ada tujuh nama pemain asli Singapura yang pernah berkompetisi di Indonesia mulai dari era Galatama hingga Indonesia Super League (ISL).
  • Bahkan, beberapa nama pemain asal Singapura itu berhasil mencapai kesuksesan di Indonesia.

SKOR.id – Kompetisi sepak bola di Indonesia pernah diramaikan dengan sejumlah pesepak bola asli kelahiran Singapura mulai Galatama sampai Liga Indonesia.

Mereka mulai datang ke Indonesia sejak kompetisi sepak bola semipro pada awal 1980an, bernama Galatama.

Sejak saat itu, pemain-pemain asal Singapura mulai berdatangan. Bahkan, bintang timnas Singapura juga tertarik untuk menjajal kompetisi di Indonesia

Beberapa nama di antaranya berhasil mencatatkan kesuksesan. Sementara itu, beberapa nama lainnya juga tak bernasib baik.

Berikut Skor.id menyajikan kiprah tujuh pemain asli Singapura yang pernah berkarier di Indonesia:

1. David Lee

David Lee adalah salah satu kiper asing yang pernah merasakan iklim kompetitif sepak bola di Indonesia.

Saat berkarier di Indonesia, mantan kiper timnas Singapura itu bermain bersama Niac Mitra di kompetisi Galatama.

Kiper tangguh didatangkan oleh Niac Mitra satu paket dengan kompatriotnya di timnas Singapura, Fandi Ahmad.

Kedatangan Fandi Ahmad dan David Lee ternyata membawa berkah bagi Niac Mitra di musim kompetisi 1982/1983.

Sebab, keduanya sukses membawa tim milik penguasah bioskop, Alexander Wenas, itu menjuarai Galatama.

2. Fandi Ahmad

Fandi Ahmad adalah salah satu legenda hidup sepak bola Singapura. Lelaki yang kini melanjutkan karier sebagai pelatih itu juga memiliki karier cemerlang di Indonesia.

Dia turut meramaikan kompetisi sepak bola di Indonesia yang kala itu masih bernama Galatama.

Salah satu klub yang pernah menggunakan jasa mantan pemain timnas Singapura itu ialah Niac Mitra, yakni pada 1982-1983.

Setelah itu, Fandi Ahmad memutuskan melanjutkan pengembaraannya ke Negeri Kincir Angin bersama FC Groningen.

Sementara itu, saat gantung sepatu dan melanjutkan kiprahnya sebagai pelatih, ia juga pernah kembali ke Indonesia untuk menakhodai Pelita Jaya selama 2006-2010.

3. Noh Alam Shah

Penyerang legendaris timnas Singapura ini juga pernah beraksi di panggung sepak bola Indonesia selama masih aktif bermain.

Setidaknya, ada tiga klub Indonesia yang pernah menggunakan jasa pemain yang akrab disapa Along ini, yakni Arema Indonesia, PSS Sleman, dan Persib Bandung.

Namun, klub yang disebut terakhir menjadi kesebelasan yang paling merasakan kontribusi top scorer Piala AFF 2007 itu.

Bisa dibilang, Arema menjadi momen-momen puncak karier Along selama berkarier di Indonesia.

Sebab selama bermain dari 2009 hingga 2012, Along sukses membawa tim berjulukan Singo Edan itu meraih gelar juara Indonesia Super League pada 2009/2010.

4. M Ridhuan

Kiprah gelandang asal Singapura, Muhammad Ridhuan di kompetisi sepak bola Indonesia juga tak kalah bersinar dari Noh Alam Shah.

Jika Noh Alam Shah menjadi tumpuan Arema Indonesia di sektor lini serang, Ridhuan memiliki peran yang berbeda di lini tengah.

Bisa dibilang, kesuksesan pelatih Robert Rene Alberts membawa Arema Indonesia juara ISL 2009/2010 tak terlepas dari peran penting Ridhuan.

Ridhuan yang biasa beroperasi di sektor sayap kiri memang kerap merepotkan barisan pertahanan lawan.

Pemain ini terkenal dengan kecepatan dan aksi atraktif ketika mengolah si kulit bundar.

Tak hanya itu, penyerang Arema juga kerap mendapat servis matang dari pemain berpostur 188 cm tersebut.

Setelah sukses bersama Arema, ia juga sempat menjalani masa pinjaman bersama Persisam Putra Samarinda di ISL 2013/2014.

Setelah kembali ke Singapura dan memperkuat beberapa klub, Ridhuan juga sempat kembali memperkuat Borneo FC sebelum akhirnya memutuskan untuk gantung sepatu.

Namun musim 2021, dia kembali dari masa pensiunnya dan membela Tanjong Pagar United dari Liga Singapura atau Singapore Premier League (SPL).

5. Khairul Amri

Mantan penyerang timnas Singapura, Khairul Amri juga pernah merasakan iklim kompetisi sepak bola di Indonesia.

Namun, kiprahnya di Liga Indonesia terbilang kurang bersinar apabila dibandingkan dengan pemain-pemain Singapura lain.

Satu-satunya klub yang pernah diperkuat Khairul Amri ialah Persiba Balikpapan. Saat itu, ia direkrut untuk berduet dengan Aldo Barreto di lini serang.

Selama satu musim memperkuat tim berjulukan Beruang Madu itu, dia mencetak sembilan gol dari total 28 pertandingan yang dijalani.

Raihan itu masih kalah dari pencapaian Aldo Barreto yang mampu membukukan 16 gol untuk Persiba.

Setelah itu, ia memutuskan untuk pulang ke Singapura dan memperkuat klub Lions XII.

6. Shahril Ishak

Eks-gelandang timnas Singapura ini datang dengan reputasi mentereng ketika bergabung dengan Persib Bandung.

Sebelumnya, ia adalah salah satu pemain andalan timnas Singapura dan klub elite Negeri Singa, Home United (kini bernama Lion City Sailors FC) di sektor lini tengah.

Sayangnya, kiprah Shahril bersama Persib Bandung terbilang biasa-biasa saja. Sebab, ia tak bisa mendapatkan kesempatan bermain di posisi aslinya.

Sebagai pemain yang biasa beroperasi di lini tengah, Shahril justru dipasang di sayap kanan atau kiri.

Sebab, saat itu ada kapten tim Eka Ramdani yang selalu menjadi pilihan pelatih Daniel Roekito.

Sebelumnya, ia didatangkan ke Persib karena permintaan khusus dari pelatih Daniel Darko.

Sayangnya, Darko dipecat dan Persib menunjuk asistennya, Jovo Cuckovic, sebagai pengganti.

Jovo juga tak mampu membawa Persib meraih performa terbaik. Lalu, manajemen memutuskan mendatangkan Daniel Roekito.

Kedatangan Daniel Roekito juga tak membawa nasib baik untuk Shahril. Sebab, selain tak bisa bermain di posisi asli, Shahril Ishak juga kerap mengisi bangku cadangan.

7. Baihakki Khaizan

Bek senior asal Singapura ini sudah mengembara di sejumlah kompetisi sepak bola Asia Tenggara, tak terkecuali Indonesia.

Mantan bek timnas Singapura itu setidaknya pernah memperkuat sejumlah klub Indonesia seperti Persija Jakarta, Persib Bandung, dan Medan Chiefs (Liga Primer Indonesia).

Pemain jangkung dengan postur tubuh mencapai 190 cm itu berseragam Persija Jakarta di era ISL 2009-2010.

Setelah hengkang dari Macan Kemayoran, julukan Persija, ia lantas menyeberang menuju klub rival, Persib Bandung.

Kemudian, dia gabung breakaway league Liga Primer Indonesia (LPI) dengan menerima pinangan Medan Chiefs yang berani menyodorkan tawaran gaji tinggi.

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Skor Indonesia (@skorindonesia)

Baca juga Berita soal Pemain Asing Liga Indonesia lainnya:

8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 3

8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 2

8 Pemain Asing Liga Indonesia asal Australia Seri 1

RELATED STORIES

Singapura Ingin Lolos Piala Dunia 2034, Akademi Sepak Bola Masuk Sekolah Umum

Singapura Ingin Lolos Piala Dunia 2034, Akademi Sepak Bola Masuk Sekolah Umum

Federasi Sepak Bola Singapura (FAS) susun cetak biru untuk mengubah sepak bola negara itu menuju target lolos ke Piala Dunia 2034.

Yudo Hadiyanto, Bek Persita yang Buat Bintang Piala Dunia 1990 Murka

Yudo Hadiyanto, Bek Persita yang Buat Bintang Piala Dunia 1990 Murka

Bintang Piala Dunia 1990, Roger Milla pernah murka ke bek kanan Persita Yudo Hadiyanto di laga Liga Indonesia musim perdana.

5 Pemain Asing Liga Indonesia yang Pernah Bela 3 Semifinalis Liga Champions 2020-2021

5 Pemain Asing Liga Indonesia yang Pernah Bela 3 Semifinalis Liga Champions 2020-2021

Liga Champions 2020-2021 sudah menjelang akhir kompetisi dan dari tiga semifinalisnya, mereka pernah diperkuat pemain asing di Liga Indonesia.

Mengenang Piala Liga di Indonesia, Eksis dari 1985 sampai 1993

Mengenang Piala Liga di Indonesia, Eksis dari 1985 sampai 1993

Konsep Piala Liga Inggris yang lebih sederhana pernah ada di Indonesia dengan nama Piala Galatama atau populer dengan sebutan Piala Liga

Hari Ini, Persib Menjuarai Liga Indonesia Musim Pertama pada 26 Tahun Silam

Hari Ini, Persib Menjuarai Liga Indonesia Musim Pertama pada 26 Tahun Silam

Persib Bandung mengalahkan Petrokimia Putra dengan skor 1-0 di final Liga Indonesia musim pertama pada 30 Juli 1995 atau 26 tahun silam

Wawancara Eksklusif Kekey Zakaria: Persib, Galatama, dan Hoki Nomor 18

Wawancara Eksklusif Kekey Zakaria: Persib, Galatama, dan Hoki Nomor 18

Kekey Zakaria pada pertengahan 1990-an adalah satu dari beberapa bintang Persib Bandung dan idola bagi banyak bobotoh.

Sejarah Liga Indonesia: Galatama, Kompetisi Sepak Bola Profesional Pertama di Tanah Air

Berikut ini Skor.id menyajikan video animasi tentang sejarah Liga Indonesia, lebih khusus perihal Galatama.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

cover bursa transfer Liga 1.

Liga 1

Update Bursa Transfer Liga 1 Menuju Musim 2025-2026

Aktivitas keluar-masuk pemain dan jajaran pelatih tim 18 klub Liga 1 2025-2026 pada awal musim, yang diperbaharui berkala.

Taufani Rahmanda | 01 Jun, 04:24

Timnas Putri Indonesia.

Timnas Indonesia

Timnas Putri Indonesia Tak Terkalahkan di FIFA Matchday Women's Mei-Juni 2025

Ranking FIFA akan di-update pada 12 Juni 2025, setelah Timnas putri Indonesia seri lawan tim peringkat 74 dan 133.

Taufani Rahmanda | 01 Jun, 04:02

PSG dan Inter Milan di final Liga Champions. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

Statistik Liga Champions 2024-2025, Raphinha dan Yann Sommer Bersinar di Sektor Berbeda

Berikut ini statistik Liga Champions 2024-2025, Yan Sommer dan Raphinha curi perhatian.

Pradipta Indra Kumara | 01 Jun, 03:20

Klub PSV Eindhoven, Celtic, Manchester United, Barcelona, Bayern Munchen, Inter Milan, dan Ajax Amsterdam pernah meraih treble winnter (M. Yusuf/Skor.id).

World

11 Tim yang Pernah Raih Treble Winners, PSG Terbaru!

PSG jadi tim terbaru yang mampu meraih treble winners di kompetisi Eropa, siapa aja tim yang pernah melakukannya?

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:34

Liga Champions 2024/2025. (Deni Sulaeman/Skor.id).

World

Desire Doue dan Deretan Pemain Terbaik Final Liga Champions

Di final Liga Champions musim ini, Desire Doue jadi Pemain Terbaik usai bawa PSG menang lawan Inter Milan.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:25

PSG berhasil melaju ke final Liga Champions 2024/2025. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

Komentar Pelatih dan Pemain usai PSG Juara Liga Champions

Usai PSG berhasil jadi juara Liga Champions mengalahkan Inter Milan, berikut ini komentar para pelatih dan pemain.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:17

PSG dan Inter Milan di final Liga Champions. (Deni Sulaeman/Skor.id)

World

8 Fakta saat PSG Juara Liga Champions Gulung Inter Milan

Usai gulung Inter Milan, PSG berhasil jadi juara Liga Champions musim ini, berikut ini fakta-faktanya!

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 23:06

FFWS alias Free Fire World Series. (Dede Sopatal Mauladi/Skor.id)

Esports

FFWS SEA Spring 2025: Hasil, Jadwal, Klasemen Lengkap

Gelaran FFWS SEA Spring 2025 sedang dihelat. Ini adalah hasil, jadwal, dan klasemen lengkap turnamen Free Fire se-Asia Tenggara ini.

Thoriq Az Zuhri | 31 May, 22:38

Massimiliano Allegri, kembali menangani AC Milan. (Yusuf/Skor.id).

Liga Italia

Kembali Tangani AC Milan, Ada 2 Formasi yang Bisa Digunakan Massimiliano Allegri

Ada 2 kemungkinan formasi yang akan dipakai Massimiliano Allegri di AC Milan musim depan.

Pradipta Indra Kumara | 31 May, 15:39

Hasil Pro Futsal League 2024-2025, kompetisi futsal putra kasta tertinggi di Indonesia. (Rahmat Ari Hidayat/Skor.id)

Futsal

Bintang Timur Dikalahkan Pangsuma FC, Black Steel Menang Telak Lawan Unggul FC

Rekap hasil lima laga pada hari pertama pekan ke-12 Pro Futsal League 2024-2025 di Pontianak, Sabtu (31/5/2025).

Taufani Rahmanda | 31 May, 13:03

Load More Articles