- Klub-klub yang pernah dan baru saja berjaya di Liga Indonesia, ternyata namanya banyak yang beda jauh dari saat mereka lahir.
- Dari kompetisi Indonesia mulai era Galatama sampai Ligina, ada beberapa klub yang hobi ganti identitas.
- Para klub jawara Liga Indonesia memang banyak yang hobi ganti identitas, terutama nama sekaligus domisili mereka.
SKOR.id - Faktor kepemilikan, pindah domisili, sampai sponsor membuat sejumlah klub juara Liga Indonesia pilih ganti identitas.
Sejumlah klub jawara di liga negara ASEAN ini ganti identitas tak cuma nama saja, tetapi struktural sejarahnya.
Akhirnya, sejarah mereka saat jadi juara atau identitas pada saat awal berdiri juga menjadi kabur.
Dari Indonesia ada tiga klub yang sebenarnya masih 'hidup' sampai kini, tetapi identitas mereka kabur karena perubahan ekstrem.
Berita Liga Indonesia Lainnya: 9 Penyerang Asing Asia Tenggara di Liga Indonesia, Satu Saja yang Juara
Skor.id merangkum klub-klub yang berstatus juara di negara ASEAN yang masih eksis sampai kini tetapi dengan identitas baru:
Bali United
Jawara Liga 1 2019 ini bukan klub yang lahir dan besar di Pulau Dewata. Bali United punya nama itu dan berdomisili di Pulau Dewata sejak 2015.
Berita Liga Indonesia Lainnya: 4 Pelatih Asing Asia Tenggara di Liga Indonesia, 3 dari Malaysia
Klub yang saham mayoritas dimiliki PT Bali Bintang Sejahtera ini lahir pada 1989 di Samarinda dengan nama pertama Putra Mahakam.
Putra Mahakam pun ikut kompetisi semi-pro Galatama sampai lahirnya Liga Indonesia.
Saat masih gabung Galatama, Putra Mahakam ganti nama menjadi Putra Samarinda dan 2003 namanya menjadi Persisam Putra Samarinda sampai 2014.
Mereka jadi Bali United per 2015 dan pindah dari Samarinda lalu juara kasta teratas Liga Indonesia pada 2019.
Petrokimia Putra
Klub ini lahir pada 1988 dengan sponsor utama badan usaha milik negara (BUMN), pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik.
Makanya, klub ini diberikan nama PS Petrokimia Putra dan bertarung pada kompetisi Galatama.
Pada era Liga Indonesia, Petro Putra (sebutan singkat tim ini) jadi juara untuk musim 2002. Setelah juara, Petro Putra meredup dan 2005 akhirnya merger.
Gresik yang punya klub Divisi II (kini Liga 3), Persegres, akhirnya dilebur dengan Petro Putra pada 2 Desember 2005.
Berita Liga Indonesia Lainnya: Raja Hattrick Liga Indonesia sejak 2008, Lokal Menguasai
Entitas baru sepak bola dari Kota Pudak ini diberi identitas baru Gresik United. Namun, entitas ini saat ini mulai terurai.
Sebab, manajemen klub ini mencantumkan nama anyar yaitu Persegres Gresik United (atau sering tanpa United). Sayang, klub ini terpuruk dan kini ada di Liga 3.
Pelita Jaya
Juara tiga kali Galatama pada 1988-1989, 1990, dan 1993-1994 ini kini bernama Madura United dan pindah jauh dari tempat lahir klub ini di Jakarta.
Lahir pada 1986, klub yang lahir dari kepemilikan Nirwan D Bakrie ini bernama Pelita Jaya sampai 1997 dan bermarkas di Stadion Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Pada Liga Indonesia (Ligina) 1997 ganti nama Pelita Mastrans dan tetap berdomisili di Jakarta sama dengan Pelita Jaya.
Setahun kemudian, klub ini tetap di Jakarta dengan nama Pelita Bakrie. Pada 2000-2002, Stadion Manahan di Kota Solo jadi markas baru klub ini dan namanya berubah Pelita Solo.
Baca Juga: Pelatih Belanda Pilih Mundur dari Klub Australia Karena Corona
Musim 2002-2006, klub ini pindah ke Cilegon dan namanya jadi Pelita KS (Krakatau Steel). Musim 2007, namanya jadi Pelita Jaya Purwakarta dan pindah ke kabupaten di Jawa Barat ini.
Pelita Jaya Purwakarta bermarkas di Stadion Purnawarman di kabupaten tersebut. Selanjutnya pada 2008-2009, mereka bermarkas di Stadion Si Jalak Harupat, Kabuaten Bandung.
Namanya pun berganti jadi Pelita Jawa Barat. Lalu 2010-2012, Pelita Jaya Karawang jadi identitas anyar dan bermarkas di Stadion Singaperbangsa, Kabupaten Karawang.
Klub ini kembali ke Stadion Si Jalak Harupa dan bertahan dari 2012-2015 dan namanya jadi Pelita Bandung Raya.
Musim 2015, klub ini pindah ke Bekasi dan memakai Stadion Patriot jadi markas dengan identitas baru, Persipasi Bandung Raya. Hanya, mereka di Bekasi tak lama.
Baca Juga: Ini Anjuran Dokter Persija Untuk Para Pemain Selama Bulan Ramadan
Mulai 2016, klub dengan nama lahir Pelita Jaya ini pindah jauh ke Pulau Garam dengan nama dan identitak Madura United. Mereka bermarkas di Stadion Gelora Bangkalan dan Stadion Gelora Ratu Pameliangan di Pamekasan.
Tercatat sejak lahir sampai 2010, klub ini punya 11 nama untuk eksis di kancah sepak bola Tanah Air.
Niac Mitra
Sama dengan Pelita Jaya, Niac Mitra adalah klub yang lebih dari sekali jadi jawara kompetisi Indonesia era Galatama. Mereka juara dua kali, musim 1980-1981 dan 1982-1983.
Lalu, Niac Mitra mati pada pertengahan 1980an dan kembali hidup dengan nama baru Mitra Surabaya pada awal Liga Indonesia. Mitra Surabaya bertahan sampai akhir 1990-an di Kota Pahlawan.
Mulai 2000, Mitra pindah ke Palangkaraya dengan nama Mitra Kalteng Putra. Mulai 2003 sampai kini, klub ini pindah ke Tenggarong dan punya nama Mitra Kukar atau Kutai Kertanegara.
Arema FC
Klub asal Malang ini mungkin tim dengan status juara komplet, baik era Galatama maupun Liga Indonesia. Lahir pada 11 Agustus 1987, Arema Malang cukup eksis di Indonesia.
Mereka jadi juara Galatama pada musim 1992-1993. Lalu pada era Ligina, mereka jadi juara pada musim 2010 dengan identitas Arema Indonesia.
Baca Juga: Tegas, Bhayangkara FC Ingin Liga 1 2020 Dihentikan
Musim 2011, Arema Indonesia pecah jadi dua dan masing-masing berkompetisi di Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Premier League (IPL).
Setelah kompetisi Liga Indonesia satu lagi, perpecahan Arema tak pernah selesai bahkan sampai kini.
Arema FC yang kini ada di Liga 1 mengklaim mereka cikal bakal sejak Arema Malang. Walau, Arema FC sempat berganti nama Arema Cronus pada 2013-2016.
Lalu, mereka memakai naa Arema FC mulai 2017 sampai sekarang. Sedangkan Arema Indonesia juga ada yang berkompetisi di Liga 3 zona Jawa Timur sampai musim 2019.
Sriwijaya FC
Klub yang sekarang berdomisili di Palembang, Sumatera Selatan ini lahir pada 1976 di Jakarta dengan nama pertama Persijatim Jakarta Timur.
Markas mereka adalah Stadion Bea Cukai, Rawamagun, Jakarta Timur. Pada Ligina 2000, Persijatim ganti nama jadi Jakarta FC dan tak lama kembali pakai identitas Persijatim.
Lalu karena alasan finansial, klub ini sempat pindah ke Solo dan menjadi Persijatim Solo FC pada 2002 hingga 2004.
Setelah itu, Persijatim dibeli oleh Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan dan diganti namanya menjadi Sriwijaya FC sampai kini.
Baca Juga: Kapten Muda Persebaya Akhirnya Nikmati Ikan Cupang Saat Ikuti Anjuran Pemerintah
Bernama Sriwijaya FC, mereka seolah punya banyak hoki karena dua kali juara Ligina pada musim 2008 dan 2012.
Sriwijaya FC juga menjuarai Piala Indonesia tiga kali pada 2008, 2009, dan 2010.
Bhayangkara FC
Jawara Liga 1 2017 adalah klub yang embrionya adalah Persikubar Kutai Barat. Persikubar diambil oleh Vigit Waluyo dan Wishnu Wardhana lalu berubah nama menjadi Persebaya.
Persebaya rasa Persikubar ini lalu berkompetisi pada ISL saat Persebaya Surabaya yang lahir 1927 milih ikut breakway league LPI pada 2011 lalu ke IPL.
Pada 2015, Persebaya rasa Persikubar ini mengubah nama menjadi Bonek FC Surabaya. Pada Piala Jenderal Sudirman 2015, mereka mengubah nama klub menjadi Surabaya United.
Kemudian 12 April 2016, Surabaya United bergabung dengan PS Polri setelah Piala Bhayangkara 2016 dan mengubah namanya menjadi Bhayangkara Surabaya United FC hingga September 2016.
Baca Juga: Pelatih PSM Makassar Nilai Liga Super Malaysia Miliki Kualitas di Atas Liga 1
September 2016, mereka pindah ke Bekasi dan mengubah nama mereka menjadi Bhayangkara FC sampai sekarang.