- Kobe Bryant telah menorehkan catatan emas sepanjang kariernya di NBA.
- Black Mamba membawa Lakers meraih lima titel juara.
- Ada beberapa rival berat selama Kobe Bryant berkarier.
SKOR.id - Kobe Bryant dianggap sebagai pemain yang kemampuannya paling mendekati legenda basket terbesar NBA, Michael Jordan.
Tak terhitung berapa trik Kobe Bryant yang konon menjiplak Jordan dan itu diakui oleh sang legenda dalam wawancara, beberapa tahun lalu.
Sudah jadi rahasia umum bahwa mendiang Kobe Bryant memang sangat mengidolai Jordan. Hal itu diperkuat dengan film The Last Dance.
Dalam film dokumenter yang menceritakan perjalanan Michael Jordan itu Black Mamba mengaku tak mungkin bisa sukses tanpa pemilik nomor 23 itu.
Sepanjang karier sebagai pemain, Kobe Bryant berhasil menyumbangkan lima gelar juara NBA untuk klub kebanggaannya, Los Angeles (LA) Lakers.
Sayang, Bryant berpulang dalam usia yang tergolong muda, 41 tahun, akibat kecelakaan helikopter di Calabassas, California, akhir Januari 2020.
Selain menyumbang lima cincin juara NBA untuk LA Lakers, Black Mamba meraih dua trofi Most Valuable Player (MVP) Final dan satu MVP NBA.
Sepanjang kariernya, beberapa nama menjadi rival berat ayah empat anak tersebut di lapangan. Skor Indonesia merangkum lima di antaranya.
Berikut 5 rival terberat Kobe Bryant versi Skor.id:
1. Tim Duncan
Tim Duncan dan Kobe Bryant memang dua pemain beda posisi. Duncan adalah seorang power forward dan center, sedangkan Bryant, shooting guard.
Namun, saat keduanya bertemu di lapangan, San Antonio Spurs yang diperkuan Duncan, terlibat rivalitas sengit dengan Lakers di Wilayah Barat.
Pada dekade 2000-an, Spurs dan Lakers bergantian menjuarai Wilayah Barat meski sempat diselingi Dallas Mavericks pada NBA 2005-2006.
Bryant dan Duncan punya catatan identik, yakni sama-sama meraih lima titel NBA bersama satu klub. Keduanya juga pensiun usai NBA 2016.
2. Paul Pierce
Paul Pierce adalah orang yang mengandaskan mimpi Bryant untuk membawa Lakers juara NBA 2007-2008.
Tergabung dalam trio maut bersama Kevin Garnett dan Ray Allen di Boston Celtics, mereka menang 4-2 di final.
Label sebagai penghancur mimpi Black Mamba diperkuat dengan gelar MVP Final yang jadi milik Paul Pierce.
Beruntung, pada 2009-2010, Bryant sukses membalaskan kekalahan. Ia membawa Lakers menang 4-3 di final.
3. Tracy McGrady
Selama kariernya, Tracy McGrady kerap dibanding-bandingkan dengan Bryant karena punya kemampuan mumpuni dan kerap merepotkan.
Sayang, karier sosok berjulukan T-Mac itu tak sesukses Bryant. Dia bahkan tidak pernah membawa klub yang dibelanya mencapai final wilayah.
Satu hal yang menarik, meskipun punya rivalitas sengit di atas lapangan, T-Mac adalah pemain yang sangat akrab dengan Bryant.
Kedua sosok ini bersahabat karib dan ketika Bryant meninggal, T-Mac, bersama Shaquille O'Neal, paling tak bisa menahan air matanya.
4. Chauncey Billups
Chauncey Billups sukses membawa Detroit Pistons juara NBA 2003-2004. Dengan kehebatan dan kecerdasannya, Lakers yang dibela Bryant, tak berkutik.
Padahal, saat itu, Lakers bertabur bintang karena selain diperkuat Bryant, ada pula Shaquille O'Neal, Karl Malone, dan Gary Payton.
Namun, NBA 2008-2009, Bryant membalaskan kekalahan. Keduanya berjumpa di Final Wilayah Barat saat Billups membela Denver Nuggets.
Nuggets, yang dibela Billups serta Carmelo Anthony, yang menjadi rising star kala itu, dipaksa menyerah dengan skor series 2-4 dari Lakers.
5. Steve Nash
Jika tak ada Steve Nash, mungkin mendiang Bryant sudah mendapatkan dua atau tiga MVP sepanjang kariernya.
Saat sedang subur-suburnya bersama Lakers, muncul Nash yang punya umpan-umpan maut saat membela Phoenix Suns.
Hasilnya, Nash menyabet dua gelar MVP berturut-turut, NBA 2005-2006 dan 2006-2007 dengan mengalahkan Kobe Bryant.
Real Madrid Diterjang Wabah Covid-19, Sudah 6 Pemain Dinyatakan Positif
Klik link untuk baca https://t.co/M4raORvzNA— SKOR.id (@skorindonesia) December 17, 2021
Berita Olahraga Lainnya:
Charles Leclerc Kembali Positif Covid-19 Usai F1 GP Abu Dhabi
BWF World Championships 2021: Lolos 8 Besar, Stoeva Bersaudara Berpeluang Cetak Sejarah
Kembali Usung Nama Amartha Hangtuah, Manajemen Optimistis Tatap IBL 2022