- Status lanjut tidaknya kompetisi Liga 1 musim ini tergantung arahan pemerintah.
- Ketum The Jakmania, Diky Soemarno, menanggapi ada beberapa poin penting sebelum memastikan liga kembali digulirkan.
- Menurut Diky Soemarno, demi keselamatan semua, federasi dan operator harus punya strategi agar klub bisa hidup, pemain bisa hidup, dan fan bisa tersalurkan emosional fanatismenya.
SKOR.id - Status lanjut tidaknya kompetisi sepak bola Indonesia bergantung pada arahan pemerintah.
Sejauh ini, PSSI selaku induk tertinggi sepak bola Tanah Air, masih menantikan lampu hijau atau merah yang akan diberikan pemerintah terkait kelanjutan kegiatan olahraga termasuk sepak bola.
Jauh sebelumnya, lewat surat resmi, PSSI mengeluarkan pernyataan bahwa status kompetisi bisa diketahui setelah masa tanggap darurat Covid-19 yang berlaku hingga 29 Mei 2020.
Jika status itu dicabut, kemungkinan kompetisi bisa dilanjutkan. Tapi jika justru diperpanjang, otomatis dihentikan.
Berita Liga 1 Lainnya: Kehidupan Wander Luiz Berubah Semenjak Sembuh dari Virus Corona
Melihat situasi di berbagai negara belakangan ini, aktivitas sepak bola perlahan sudah mulai menggeliat.
Korea Selatan jadi negara Asia pertama yang kembali menggulirkan kompetisi, meski tanpa penonton dan penerapan protokol kesehatan yang superketat.
Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Vietnam, dan Thailand bahkan juga kabarnya sudah ancang-ancang untuk kembali menggelar kompetisi.
Juga dengan catatan penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat. Setiap negara pastinya memiliki tingkat risiko dan penanganan yang berbeda-beda. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Dengan kompleksitas yang tentu lebih berat ketimbang liga Malaysia, Vietnam, atau Thailand, banyak hal memang yang perlu dipertimbangkan secara matang jika ingin sepak bola Indonesia kembali berdenyut.
Finansial, ketahanan setiap tim untuk menjalankan roda ekonomi di tengah atau usai pandemi tentu berbeda jadi faktor terpenting.
Bahkan, tim dengan kekuatan finansial yang mumpuni pun tak serta-merta siap.
Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno, menanggapi segala kemungkinan jika kompetisi harus dilanjutkan atau diberhentikan.
Sebagai perwakilan suporter, tentunya ia sangat ingin kompetisi dilanjutkan dengan menghadirkan penonton di stadion. Normal, seperti sebelum pandemi Covid-19 menyerang.
Tapi di beberapa sisi lainnya, ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan oleh PSSI maupun PT LIB selaku operator kompetisi sebelum memutuskan lanjut tidaknya liga.
Berita Liga 1 Lainnya: Kompetisi Belum Ada Kepastian, Pelatih Barito Putera Sudah Punya Rencana
Ada beberapa poin penting yang menurut Diky perlu dipertimbangkan menyangkut kelanjutan kompetisi. Berikut tanggapan resmi Ketum The Jakmania, Diky Soemarno:
1. Operator dan federasi harus mempertimbangkan banyak hal yang berkaitan dengan sepak bola Indonesia. Dalam hal ini misalnya adalah kemampuan klub untuk bertahan hidup di era pandemi ini.
2. Operator dan federasi harus memikirkan setiap risiko yang terjadi atas kebijakan diberhentikan atau dilanjutkan Liga 1 musim ini.
3. Sebagai suporter, saya pasti maunya kompetisi dilanjutkan, dengan penonton. Alias semua berjalan dengan normal kembali, tapi apakah itu mungkin? Tergantung bagaimana situasi pandemi apakah sudah berangsur baik atau belum.
4. Tapi sebagai suporter juga memikirkan klub, bagaimana klub bisa bertahan dari sisi ekonomi kalau hanya mengandalkan subsidi liga dan sponsor? Sementara tidak ada penonton membuat klub kehilangan pemasukan dari sektor tiket. Persija termasuk salah satu klub dengan pemasukan tiket yang besar dan cukup mengandalkan itu.
5. Demi keselamatan semua, federasi dan operator harus punya strategi agar klub bisa hidup, pemain bisa hidup, dan fan bisa tersalurkan emosional fanatismenya.