- Ada lima pelatih asal Inggris Raya yang berkiprah di sepak bola Indonesia.
- Pelatih asal Inggris Raya yang bekerja di Indonesia tak banyak.
- Dari Paul Cumming hingga Paul Munster, deretan pelatih asal Inggris Raya di sepak bola Indonesia.
SKOR.id - Serbuan pelatih asing masih mewarnai sepak bola Indonesia. Namun, tak banyak pelatih asal Inggris Raya yang berkiprah di negeri ini.
Saat ini, banyak pelatih lokal Indonesia yang sudah mengantungi lisensi tertinggi kepelatihan level AFC Pro.
Itu menjadi standar dalam regulasi terkait pelatih yang bisa memimpin tim kasta teratas Liga Indonesia, Liga 1.
Namun, Amerika Selatan dan Eropa Timur masih menjadi yang paling banyak menyumbang pelatih asing di sepak bola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.
Hanya saja, adapula pelatih asal Inggris Raya yang pernah dan sedang berkiprah di sepak bola Indonesia, meskipun tidak banyak.
Bahkan, satu di antaranya sempat membawa tim yang diasuhnya menjuarai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
PSSI pun pernah memercayai kursi pelatih timnas Indonesia kepada juru taktik asal Inggris Raya.
Prestasi yang dipersembahkan pun tak juga bisa dikatakan buruk, meskipun belum menghadirkan trofi mayor untuk skuad Garuda.
Berikut Skor.id mengulas lima pelatih asal Inggris Raya yang pernah dan sedang berkiprah di persepakbolaan Tanah Air.
1. Paul Cumming - Inggris
Sepanjang kariernya, Paul Cumming memang tak pernah menangani tim besar di Indonesia.
Paul lebih sering melatih sejumlah tim kecil asal Papua dan membawa anak asuhnya tersebut meraih prestasi.
Saat ini, Paul tinggal di sebuah desa kecil di Kabupaten Malang. Dia mengawali kariernya di negeri ini dengan melatih Indonesia Muda (IM) Semarang yang berkompetisi di Galatama.
Kemudian, Paul hijrah ke Tanah Papua pada 1981 setelah melatih Persiraja Banda Aceh pada 1980.
Di ujung timur Indonesia, dia melatih klub Divisi I, Perseman Manokwari yang kala itu masih berkompetisi di Divisi II.
Namun, Paul sukses membawa Perseman promosi hingga tampil di Divisi Utama setelah membawa tim asuhannya meraih predikat runner-up Divisi I.
Sayang saat final Divisi Utama musim 1986, Perseman Manokwari takluk dari Persib Bandung.
Pada awal 1990-an, Paul mencoba peruntungan kembali dengan mengarsiteki PSBL Bandar Lampung.
Paul Cumming pun sukses membawa PSBL merangkak naik dari Divisi II hingga Divisi Utama Liga Indonesia.
Kini, Paul yang sudah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) itu tengah menikmati masa tuanya dengan tinggal di Dusun Drigu, Poncokusuma, Kabupaten Malang.
Dengan sejumlah penyakit yang dideritanya, Paul masih mengikuti perkembangan sepak bola khususnya dua tim kesayangannya yakni Arema FC dan Liverpool.
2. Peter Butler - Inggris
Peter James Butler merupakan mantan pesepak bola asal Inggris, yang kini berkarier sebagai pelatih.
Kariernya sebagai pemain bisa dibilang cukup mentereng. Peter Butler pernah membela tim seperti West Ham United dan West Bromwich Albion.
Pengalamannya memperkuat sejumlah tim tenar di Inggris itu membuat nama Butler cukup disegani.
Butler memulai sebagai pelatih di klub Australia yang pernah dibelanya yaitu Sorento FC pada 2001.
Lalu, Butler juga sempat mengepakkan sayapnya sebagai pelatih di sepak bola Indonesia.
Tepatnya pada 2006-2008 Butler menangani Persiba Balikpapan di kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia.
Setelah sempat hijrah ke Malaysia, Butler kembali ke Persiba pada 2012. Lalu pada 2018, dia juga sempat mengarsiteki Persipura Jayapura dan PSMS Medan.
Peter Butler diketahui saat ini menangani timnas Liberia sejak 2019.
3. Simon McMenemy - Skotlandia
Simon McMenemy bisa dibilang sebagai pelatih asal Inggris Raya yang sukses di Indonesia.
Dia adalah contoh pelatih asing yang sempat mengecap kesuksesan pada era Liga 1. Simon berhasil membawa Bhayangkara FC menjadi juara edisi perdana Liga 1 2017.
Keberhasilan Simon di level klub membuat namanya kian melambung. Bagaimana tidak, Bhayangkara FC yang sama sekali tak diunggulkan justru berdiri di podium tertinggi.
Kecakapannya dalam memadukan pemain muda dan senior menjadi nilai lebih pelatih asal Aberdeen, Skotlandia tersebut.
Prestasi singkat tersebut yang kemudian mendasari PSSI untuk merekrutnya sebagai pelatih timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2022.
Akan tetapi, ekspektasi publik yang berlebih justru menjadi bumerang. Simon dicap gagal total saat menukangi Skuad Garuda.
Simon McMenemy gagal melakukan tugasnya dengan baik bersama timnas Indonesia.
Timnas Indonesia menderita empat kekalahan beruntun di bawah komandonya termasuk dari rival abadi Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan di partai pembuka.
Namun kecintaannya terhadap Indonesia membuat Simon sulit berpaling. Awal tahun ini Simon kembali bekerja sebagai Direktur Teknik Bhayangkara Solo FC.
Dia bertanggung jawab terhadap pemain-pemain muda di tim miliki instansi Kepolisian Republik Indonesia tersebut.
4. Paul Munster - Irlandia Utara
Berawal dari uji coba timnas Indonesia melawan timnas Vanuatu, nama Paul Munster mendadak tenar.
Sosok pelatih muda tersebut menyita perhatian kala timnas Vanuatu yang diasuhnya menghadapi Indonesia dalam sebuah partai uji coba pada 15 Juni 2019.
Meski pasukannya kalah telak 0-6 dari timnas Indonesia, Paul Munster dinilai sebagai pelatih muda potensial.
Hingga akhirnya, Bhayangkara FC kepincut untuk mendatangkan pelatih yang kala itu baru berusia 37 tahun.
Paul Munster menjadi pelatih asal Inggris Raya kedua yang menangani Bhayangkara FC.
Meski minim pengalaman melatih di level klub, Munster bisa dibilang cukup sukses pada musim pertamanya.
Bhayangkara FC dibawanya bertengger di posisi keempat klasemen akhir Liga 1 2019.
Dengan pencapaian tersebut, Bhayangkara FC menjadi satu-satunya tim yang tak pernah terlempar dari lima besar klasemen sejak Liga Indonesia era Liga 1 per 2017.
5. Peter White - Inggris
Peter White bisa dibilang hanya kurang beruntung saat menangani timnas Indonesia. Peter White merupakan satu-satunya pelatih timnas Indonesia yang berasal dari Inggris.
Peter White dipercaya menukangi timnas Indonesia pada periode 2004 hingga 2007.
Dia didatangkan setelah sejumlah kesuksesannya membawa timnas Thailand berjaya di ajang Piala AFF.
Sementara itu, Indonesia yang masih nirgelar di Piala AFF, lalu mencoba peruntungan bersama Peter White.
Namun sekali lagi, Indonesia hanya bisa keluar sebagi runner-up pada Piala AFF 2004.
Di partai puncak, timnas Indonesia harus mengakui keunggulan timnas Singapura yang kala itu begitu mengandalkan pemain naturalisasi mereka.
Walau gagal juara, skuad Garuda dinilai menampilkan permainan yang enak ditonton.
Peter White pula yang menemukan bakat sensasional asal Papua, Boaz Solossa yang kala itu masih memperkuat tim Papua untuk PON 2004 Palembang.
Ikuti juga Instagram, Facebook, YouTube, dan Twitter dari Skor Indonesia.
View this post on Instagram
Berita Timnas Indonesia lainnya:
Ada Nama Marc Klok dan Yanto Basna, Shin Tae-yong Panggil 34 Pemain untuk Ikuti TC Timnas Indonesia
Target bersama Persija Tercapai, Marc Klok Incar Gelar untuk Timnas Indonesia