5 Klub yang Membuktikan Uang Bukanlah Syarat Mutlak Meraih Sukses

Irfan Sudrajat

Editor:

  • Banyak klub yang sukses dan tampil mengejutkan melebihi ekspektasi.
  • Mereka mengalahkan klub besar dan kaya raya.
  • Leicester City, Atalanta, Hellas Verona, Leeds United, dan Sevilla, memiliki kisah tersebut.

SKOR.id - "Saya tidak pernah melihat sekarung uang mencetak gol," kata Johan Cruyff. Kalimat tersebut menjadi sangat dikenal, dari sosok legenda sepak bola dunia.

Johan Cruyff memang sudah tiada, namun warisannya tidak akan terbawa pergi.

Apa yang dikatakan Johan Cruyff pun sudah berulang kali terbukti. Dalam sepak bola, memang ada klub dengan yang tergolong elite namun faktanya itu hanya status semata.

Klub yang secara materi pemain jauh di bawah lawannya, bahkan dari sisi finansial sangat jauh berbeda, tapi mampu meraih kemenangan.

Karena David lawan Goliath akan selalu menjadi sisi yang menarik dalam sepak bola. Aspek kejutan yang membuat sepak bola menjadi sisi yang sangat menarik.

Klub yang memberikan contoh bahwa sukses tidak hanya untuk mereka klub yang tajir. Isu tentang European Super League, mengingatkan kembali tentang momen para klub biasa saja yang justru mampu mencatatkan cerita besar.

Berikut adalah sejumlah momen ketika klub dengan level biasa saja baik dari sisi materi pemain maupun finansial, serta status yang sebut saja bukan "the Big", justru mampu meraih prestasi.

Prestasi di sini adalah kemenangan dalam sebuah pertandingan, langkah mereka ke fase tertentu dalam sebuah turnamen, hingga keberhasila meraih gelar.

Leicester City 2015-2016

Tidak afdol rasanya tanpa menempatkan Leicester City dalam tulisan ini. The Foxes atau si Rubah, adalah salah satu contoh terbaik tentang talenta, hasrat, semangat, dan keyakinan dalam mematahkan tim bertabur bintang dan berstatus kaya raya.

Momen itu terjadi pada 2015-2016 dan skorer tentu sudah tahu kisahnya tentang tim yang ketika itu di bawah asuhan pelatih bernama Claudio Ranieri.

Adalah Leicester City yang berhasil mematahkan dominasi para klub besar di Liga Inggris. Adalah Leicester City yang akhirnya mampu menunjukkan bahwa dengan semua elemen di luar dari aspek uang, mereka mampu meraih kemenangan dan tampil sebagai juara.

Pada musim mereka juara, market value Leicester City ketika itu (2015-2016) hanya mencapai 161,1 juta euro menurut transfermarkt.

Meski demikian, pada musim itu, mereka mampu mengalahkan sejumlah tim kaya raya dengan market value yang nilainya fantastis.

Leicester City hampir mengalahkan semua tim besar alias The Big Six pada musim itu. Contohnya, mereka mengalahkan Manchester City dalam laga tandang, 3-1, pada 6 Februari 2016.

Ketika itu, market value Manchester City mencapai 499 juta euro. Artinya, hampir empat kali lipat nilainya dibandingkan dengan nilai skuad Leicester City saat itu.

Inilah contoh terbaik ketika uang bukanlah segala-galanya untuk meraih sukses.

Atalanta 2018-2019

La Dea, tim bergamascha, klub yang memang dikenal dengan produk-produk pemain muda. Mereka menjual, mengambil keuntungan dari penjualan tersebut.

Barisan mantan pemain Atalanta pun menjadi bintang tersebear di sejumlah klub Italia. Filippo Inzaghi salah satu contoh jebolan Atalanta yang kemudian namanya berkibar di sejumah klub besar seperti Juventus dan AC Milan.

Namun, ada momen ketika tim ini ingin "mencicipi" kemenangan. Ada fase saat mereka ingin memperlihatkan bahwa filosofi sepak bola yang benar adalah membangun kekuatan dengan skuad yang ada.

Atalanta memperlihatkan bahwa uang bukan segalanya untuk meraih sukses pada 2018-2019. Ketika itu, mereka berhasil mengakhiri musim di Liga Italia dengan berada di posisi ketiga klasemen akhir.

Mereka memang tidak juara, tapi dalam prosesnya pada musim itu Atalanta mengalahkan Inter Milan 4-1, lalu mengalahkan Lazio. Di Piala Italia musim itu, Atalanta pun berhasil ke final.

Sukses mereka ke final di antaranya setelah memukul Juventus 3-0 pada fase perempat final.

Sukses Atalanta ketika itu bukanlah kebetulan karena pada musim berikutnya mereka kembali berada di posisi ketiga klasemen akhir Liga Italia.

Yang mengejutkan, mereka lolos dari fase grup Liga Champions, hingga ke perempat final sebelum dikalahkan Paris Saint-Germain.

Dan, musim ini, mereka kembali ke papan atas dengan berada di empat besar. Bahkan, Atalanta berhasil ke final Piala Italia yang akan menghadapi Juventus, 19 Mei 2021 nanti.

Di ajang Liga Champions 2020-2021, mereka lolos dari fase grup dengan mengalahkan Liverpool di antaranya. Langkah mereka terhenti di 16 besar setelah kalah dari Real Madrid.

La Dea memang tidak juara Liga Champions, tapi proses perjalanan mereka sepanjang tiga musim terakhir sangat mengagumkan.

"Sepak bola membutuhkan realitas seperti Atalanta: sebuah mimpi yang bisa dimiliki oleh siapa saja," kata Presiden UEFA, Aleksander Caferin, saat memberikan respons ketika munculnya pengumuman European Super League, awal pekan ini.

Hellas Verona 1984-1985

Masih dari Italia, kisah tentang klub yang tidak diunggulkan justru mampu menjadi yang terbaik. Ya, dalam sejarah sepak bola Italia, ada tim yang mampu memenangkan gelar.

Cerita sukses tentang klub bernama Hellas Verona, ketika tampil sebagai juara (scudetto) pada 1984-1985. Tim yang mampu mengalahkan sejumlah kandidat juara.

Hellas Verona mematahkan deretan klub yang memiliki bintang dengan nama besar seperti Diego Maradona, Michel Platini, Zico, Socrates, Karl Heinz Rummenigge.

Pada pekan pertama musim itu, mereka mengalahkan Napoli 3-1. Lalu memukul Juventus 2-0 di pekan kelima.

Tim asuhan Osvaldo Bagnoli kemudian tampil di ajang Liga (Piala) Champions dan bertemu Juventus. Mereka imbang 0-0 pada pertemuan pertama, namun kemudian kalah 0-2 di laga kedua.

Leeds United 2000-2001

Leeds United pernah menjadi buah bibir pada 2000/2001. Leeds ketika itu dimotori oleh sejumlah bintang yang baru menanjak namanya di sepak bola Inggris seperti Rio Ferdinand, Olivier Dacourt, Harry Kewell, Alan Smith, atau Mark Viduka.

Di bawah asuhan David O'Leary, Leeds menjungkalkan prediksi. The Whites berhasil mengakhiri musim di posisi tiga klasemen Liga Primer Inggris sehingga tampil di Liga Champions.

Sepanjang musim 2000-2001, yang menarik dari mereka adalah pertarungan di ajang Eropa yaitu Liga (Piala) Champions.

Pasalnya, Leeds berhasil hingga ke fase semifinal Liga Champions sebelum mereka dikalahkan Valencia.

Bahkan, mereka memulai petualangan di ajang tersebut dari fase kualifikasi dengan mengalahkan klub besar seperti TSV 1860 Muenchen.

Di fase grup, mereka mengalahkan AC Milan, klub yang tentu saja merupakan klub raksasa. Mereka juga memaksa Barcelona bermain imbang.

Sevilla (2005-Kini)

Kalau saja European Super League jadi digulirkan, harusnya Sevilla juga "diundang" sebagai pendiri.

Klub asal Andalusia, Spanyol, ini telah memenangkan enam gelar Liga Europa (Piala UEFA) sejak 2005 hingga kini.

Mereka adalah tim asal Spanyol paling sukses di ajang Eropa setelah Real Madrid dan Barcelona.

Sevilla adalah spesialis Liga Europa. Tim ini menjadi contoh terbaik lainnya bahwa di lapangan, pada akhirnya, sepak bola adalah pertandingan 11 lawan 11.

Gelar Liga Europa terakhir yang diraih Sevilla terjadi pada musim lalu dan mereka mengalahkan klub besar Liga Italia, Inter Milan, 3-2.

Gelar Liga Europa yang mereka raih pada 2015-2016, bahkan mereka raih dengan mengalahkan Liverpool, 3-1, pada laga final.

Lalu pada 25 Agustus 2006, Sevilla menorehkan momentum yang indah ketika berhasil mengalahkan Barcelona, 3-0 pada Piala Super Eropa.

Ikuti juga InstagramFacebook, dan Twitter dari Skor Indonesia.

Berita European Super League lainnya:

Buat Surat Terbuka, Pemilik Manchester United Mengaku Salah Soal European Super League

European Super League Ditangguhkan, Florentino Perez Cari Solusi untuk Merealisasikan

Source: Sky Italia

RELATED STORIES

CERITA RAMADAN: Mamadou Sakho, dari Tukang Todong sampai Mengajar Bahasa Inggris kepada Anak-anak

CERITA RAMADAN: Mamadou Sakho, dari Tukang Todong sampai Mengajar Bahasa Inggris kepada Anak-anak

Kisah Mamadou Sakho, bintang berwajah sangar tapi berhati malaikat.

Skor co creators network
RIGHT_ARROW
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
PLAY_ICON
RIGHT_ARROW

THE LATEST

Penyerang Real Madrid, Kylian Mbappe. (Foto: La Liga, Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id).

La Liga

Kylian Mbappe Memburu Rekor Gol Cristiano Ronaldo

Kylian Mbappe memburu rekor gol Cristiano Ronaldo di Real Madrid.

Pradipta Indra Kumara | 20 Dec, 00:04

Gelandang Timnas Indonesia, Joey Pelupessy, membela klub asal Belgia Lommel SK. (Foto: Instagram Joey Pelupessy/Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

National

Joey Pelupessy Cetak Gol Kemenangan, Kevin Diks Kalah di Liga Jerman

Joey Pelupessy mencetak gol kemenangan Lommel SK, sementara Kevin Diks kalah di Liga Jerman.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 23:57

Skuad Juventus musim ini. (Grafis: Deni Sulaeman/Skor.id)

Liga Italia

Pertarungan Rekor Juventus vs Pertahanan Apik AS Roma

Pertahanan apik AS Roma akan diuji oleh rekor milik Juventus dalam laga Liga Italia malam nanti.

Thoriq Az Zuhri | 19 Dec, 23:39

Piala Super Italia 2025. (Grafis: Kevin Bagus Prinusa/Skor.id).

Liga Italia

Adu Penalti Bologna vs Inter Milan, Mengulang Catatan yang Terjadi 30 Tahun Lalu

Hasil adu penalti Bologna vs Inter Milan di Piala Super Italia, mengulang catatan 30 tahun lalu.

Pradipta Indra Kumara | 19 Dec, 22:59

Cover Liga TopSkor Papua

Liga TopSkor

Liga TopSkor Papua U-10 dan U-12 Selesai Digelar

Juara Liga TopSkor Papua U-10 dan U-12 musim 2026 diborong oleh SSB Nafri, di Stadion Mandala, Jayapura, Selasa (16/12/2025).

Nizar Galang | 19 Dec, 22:45

bwf wtf 2025

Badminton

Update Terkini Wakil Indonesia di BWF World Tour Finals 2025

Turnamen bulu tangkis tertinggi dunia BWF World Tour Finals 2025 sedang dihelat, berikut ini adalah update wakil Indonesia di ajang ini.

Thoriq Az Zuhri | 19 Dec, 22:09

Mobile Legends. (Deni Sulaeman/Skor.id)

Esports

Daftar Roster Lengkap Semua Tim M7 World Championship

Berikut ini adalah daftar lengkap roster semua tim di gelaran turnamen Mobile Legends: Bang Bang, M7 World Championship.

Thoriq Az Zuhri | 19 Dec, 22:00

Kegiatan Charity Match bertajuk Laga Sepak Bola untuk Sumatra yang digagas APPI bersama I.League. (Dok. I.League)

National

APPI dan I.League Kumpulkan Rp265 Juta dari Laga Sepak Bola untuk Sumatra

Kegiatan charity match bertajuk Laga Sepak Bola untuk Sumatra digelar di Stadion Madya, Jakarta, pada Jumat (19/12/2025) sore.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 17:08

Ilustrasi Panahan

Other Sports

Perkuat Piramida Pembinaan Panahan, Djarum Foundation-PB Perpani Gelar Kejurnas Antarklub

MilkLife Archery Challenge Kejurnas Panahan Antarklub 2025 jadi jenjang lanjutan setelah usia dini dan panahan junior.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 16:38

I.League, identitas baru dari PT Liga Indonesia Baru atau LIB sebagai operator kompetisi sepak bola di Indonesia. (Yudhy Kurniawan/Skor.id)

Liga 1

Alasan Semen Padang vs Persija Tidak Pindah Stadion walau Ada Bencana di Pulau Sumatra

Direktur Operasional I.League, Asep Saputra, memastikan tak ubah jadwal kompetisi terkait adanya bencana di Pulau Sumatra.

Taufani Rahmanda | 19 Dec, 16:05

Load More Articles